112 M, di Redtown."Kita harus kembali"
Panah Storm membidik ke arah pepohonan dan semak-semak yang lebat. Suara berisik Bron, saudaranya, tidak ia biarkan membuat fokusnya pecah. Insting pemburu mengalir deras di dalam darahnya, pangeran mahkota Sixtendecies itu merasa sangat yakin bahwa ada binatang liar yang sedang bersembunyi dari mereka. Binatang liar yang tidak akan dia biarkan lolos begitu saja.
Suara gemirisik dedauan kering dan ranting yang patah terdengar. Mata Storm yang tajam menangkap makhluk berbulu putih yang bergerak mengendap perlahan-lahan. Tanduk yang serupa dengan dahan pohon tak cukup untuk mengelabuinya, dengan senyum miring yang tersungging di bibirnya Storm melepaskan anak panah yang meluncur secepat kilat hingga mengenai mangsanya.
Suara ringkikan yang tinggi dan melengking memecah keheningan. Binatang liar itu keluar dari persembunyian dengan kaki yang pincang. Buruan terindah yang pernah mereka lihat, elk jantan berwarna putih.
"Sial, ini adalah rusa terbesar yang pernah aku lihat!" seru Bron, merasa takjub.
"Itu bukan rusa, itu elk"
Meski kesakitan elk jantan itu berusaha melarikan diri sehingga mereka mengejarnya. Storm memanahnya dua kali lagi sampai binatang itu tumbang. Turun dari kudanya, Storm mengangkat rusa itu lalu meletakkannya di atas kereta kayu Bron untuk dibawa pulang.
Matahari sudah berada di atas puncak kepala, pertanda hari sudah siang. Kerewelan Bron yang mengajaknya kembali ke kastil bukan tidak beralasan, adiknya tahu ibu mereka akan membunuh mereka apabila mereka tidak ada di rumah saat Pangeran Bayron II berserta keluarganya tiba. Terlebih lagi tujuan kedatangan pamannya itu adalah untuk mengantar anaknya, Lady Celeste Redmoon, yang akan menjadi pengantin Storm setelah mereka dijodohkan sejak 10 tahun yang lalu.
Ya, itu benar. Storm Redmoon akan menikahi sepupunya sendiri Celeste Redmoon. Pernikahan sedarah sudah biasa bagi klan mereka, the bloodline must be keep pure, itulah yang dikatakan oleh para tetua. Terlebih lagi bagi seorang raja atau pewaris yang kelak akan menduduki tahta, sangat diwajibkan untuk menikahi perempuan Redmoon agar darah bagi calon-calon pewaris di masa depan tetaplah darah Redmoon asli. Ayah misalnya, Raja Tarquin Redmoon, yang menikahi saudarinya sendiri, Ratu Minerva Redmoon, yang merupakan anak ketiga mendiang Raja Thorel I, kakek Storm.
(Prince Storm Redmoon)
Memasuki gerbang istana, Storm dan Bron saling memandang dengan ngeri begitu melihat ibu mereka menunggu di depan istal dengan tatapan mautnya. Melompat turun dari kuda, Bron yang bermulut manis menghampiri ibu lebih dulu dan berkata, "Mother lihat apa yang kami bawa untukmu, rusa putih yang cantik"
"Itu elk" Storm mengoreksi adiknya yang berotak kecil, "Dan binatang itu jantan, dia tidak cantik"
"Apa pun itu yang penting binatang ini lezat, sangat tepat dimasak sebagai hidangan makan malam untuk menyambut rombongan calon pengantin Storm" sahut Bron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Of The Redmoon (Tamat)
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Chelementine pergi ke Redtown untuk menghadiri pernikahan saudari tirinya, Celeste, dengan pangeran mahkota Storm Redmoon. Klan Redmoon telah menjadi penguasa Sixtendecies sejak kerajaan ini berdiri, nam...