Rasa takut mengiris lebih dalam ketimbang pedang. Chelementine sudah tidak dapat mengingat lagi kapan terakhir kali ia merasa begitu ketakutan, mungkin ketika dirinya melihat bayangan-bayangan berupa kematian yang menyeramkan saat ia masih kecil dulu. Tapi Chelementine tahu bayangan itu tidaklah nyata, dia hanya mengalami gangguan dari roh halus yang berhasil diusir oleh orang pintar ketika sang ayah mengirimnya ke Eastland.
Sementara itu, apa yang Chelementine alami sekarang nyata. Sangat nyata sehingga sekujur tubuh Chelementine yang dingin gemetaran karenanya. Dia memang tidak melihat apa-apa, hanya gelap karena kepalanya ditutup oleh kantung rami yang dilubangi di bagian hidungnya agar ia tetap dapat bernafas. Tangannya yang terikat meraba-raba permukaan kasar yang ia duduki, seperti papan yang dingin dan lembab.
Chelementine sungguh tidak tahu apa yang sudah terjadi dan di mana dirinya berada saat ini. Dia dan Storm akan menikah, itulah yang ia ingat terakhir kalinya. Dia sedang dirias oleh lima orang pelayan sambil menikmati segelas teh hangat yang mereka berikan. Agar rasa gugup Anda berkurang my lady, itulah yang mereka katakan. Lalu Chelementine tidak ingat apapun lagi sampai terbangun dengan pemandangan yang gelap dan suasana yang mencekam ini.
Sayup-sayup Chelementine mendengar suara langkah yang ramai, namun suara itu berasal dari atas sehingga Chelementine menduga dirinya disembunyikan di suatu tempat di lantai bawah. Mungkin gudang anggur tua atau....kapal.
Sialan.
Memikirkan dirinya diculik oleh orang jahat kemudian dibawa berlayar entah ke mana membuat Chelementine semakin ketakutan. Dia tidak akan dapat menemui Storm lagi, kekasihnya yang malang pasti mencemaskannya saat ini.
"Halo apakah ada orang di sini?" Chelementine mencari secercah harapan bahwa dirinya akan selamat, namun tidak, ia tidak mendengar adanya jawaban. Tak mudah menyerah, Chelementine mencoba sekali lagi, "Kumohon, siapapun yang mendengarku, tolong selamatkan aku dari tempat ini"
Masih tidak ada jawaban.
Chelementine menyerah. Mungkin aku memang tidak ditakdirkan untuk bahagia. Pikirnya. Hari ini seharusnya Chelementine menikah dengan pria yang ia cintai, tapi sekarang dirinya justru terjebak di dalam...entahlah, kapal mungkin? Dan dia tidak tahu siapa dalang di balik semua ini dan apa yang mereka inginkan dari seorang anak haram sepertinya?
Berhenti terisak, Chelementine mendengar suara langkah yang begitu cepat menuju ke arahnya. Chelementine yang terlanjur bernasib sial sudah berhenti mengharapkan sesuatu yang baik datang kepadanya. Dia tidak lagi berharap ada pertolongan sebab dia yakin suara langkah itu adalah langkah dari orang jahat yang menculiknya.
Kantung rami yang menutupi kepala Chelementine ditarik dengan gerakan yang cepat, saat itu juga matanya bertemu dengan manik biru keabuan yang pucat.
"Pangeran Thor?"Meksipun Chelementine tahu Thor begitu terobsesi kepadanya tapi ia tak pernah menyangka lelaki itu nekat menculik Chelementine di hari pernikahannya. Tapi kemudian Chelementine sadar bahwa Thor adalah pangeran yang tak takut pada hukum dan tak tunduk pada aturan, dia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan semua yang dia inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Of The Redmoon (Tamat)
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Chelementine pergi ke Redtown untuk menghadiri pernikahan saudari tirinya, Celeste, dengan pangeran mahkota Storm Redmoon. Klan Redmoon telah menjadi penguasa Sixtendecies sejak kerajaan ini berdiri, nam...