13. Keep It Secret

847 124 12
                                    


Suara ketukan pintu membuat mereka saling memisahkan diri. Storm mengenakan celananya sementara Chelementine menutup tubuhnya yang polos di balik selimut ketika suaminya pergi untuk membuka pintu.

"Janey?"

"Maaf mengganggu waktu Anda Pangeran, ada surat yang datang dari Redtown" ucap Janey sembari menyerahkan surat dengan stempel Klan Redmoon pada penutupnya.

Storm menerima surat itu lalu menutup pintu kamar setelah Janey pergi dari hadapannya. Dia duduk di tepi ranjang sambil menunjukkan surat yang baru saja ia terima kepada istrinya, "Dari ibuku" katanya, "Entah apa lagi yang mereka inginkan"

Wajah Chelementine berubah menjadi pucat sebab dia sudah mengetahui isi dari surat itu. Jantung Chelementine berdebar kencang ketika Storm mulai membuka dan membaca suratnya. Dia terus memperhatikan air muka Storm yang berubah menjadi tegang lalu kemudian lelaki itu teediam dengan kepala yang tertunduk dalam kesedihan.

"Storm, apa yang ibumu sampaikan?"

"Bron....telah tiada, dia membakar dirinya sendiri di aula"

Chelementine sontak memejamkan matanya. Kabar ini membutnya semakin sadar betapa nyatanya malam mengerikan yang telah ia lalui. Walaupun Chelementine tak pernah bermaksud untuk membunuh Bron tapi tetap saja pria malang itu mati karenanya, karena Chelementine tak dapat mengendalikan kekuatan jahat yang menguasai dirinya.

Mungkin yang orang-orang katakan itu benar, bloody moon adalah kutukan, kekuatan besar yang akan menjadi bencana bagi semua orang. Chelementine tidak tahu bagaimana cara untuk menghentikan kekuatan jahat yang ada padanya, dia tidak bisa hidup dengan menyakiti orang apalagi mereka yang memiliki hubungan darah dengannya. 

Storm memutuskan pergi ke Redtown sendirian untuk menghadiri kremasi adiknya, dia tidak mengizinkan Chelementine ikut bersamanya sebab suasana di istana masih tegang karena pernikahan mereka. Jujur Chelementine juga tidak ingin berada disana, tidak setelah ia menghabisi Bron dengan sihirnya.

Selama ditinggal sendirian di Old Valley, Chelementine merenungi semua yang telah terjadi belakangan hari. Bagaimana caranya agar dia dapat menyingkirkan kekuatan ini? Terhitung sejak tiga hari Storm meninggalkannya, sihir yang ia miliki semakin berkembang, kini Chelementine dapat menghancurkan sesuatu hanya dengan menatapnya selama lima detik, menghidupkan kembali tumbuhan yang telah layu dan mati, juga melihat bayangan-bayangan di masa lalu lewat mimpi.

Hal ini tentu membuat Chelementine merasa gelisah di dalam kesendiriannya, ia takut sewaktu-waktu ia menyakiti orang lain tanpa disengaja seperti yang ia lakukan kepada Bron. Sempat terlintas di pikiran Chelementine untuk meminta pertolongan kepada ayahnya, tapi kemudian ia mengurungkan niatnya sebab dia sadar bahwa Pangeran Bayron tidak mungkin sudi menganggap Chelementine sebagai putrinya lagi setelah dia menggagalkan pernikahan Storm dan Celeste.

Menghembuskan nafas berat, Chelementine berpikir untuk mengatasi semua ini seorang diri. Dia akan memohon perlindungan kepada Moon Goddess agar dijaga dari kekuatan jahat ini. Dan jika kekuatan itu mencoba untuk mengusainya dirinya lagi seperti yang terjadi beberapa malam yang lalu, maka Chelementine akan berusaha keras untuk melawannya. Ia tidak akan membiarkan bloody moon memakan korban jiwa lagi.

Storm kembali ke Old Valley setelah lima hari lelaki itu berada di Redtown. Dia sampai di kastil pada tengah malam. Wajahnya seperti awan yang mendung, murung dan diselimuti kesedihan. Chelementine yang masih terjaga menyambut suaminya tercinta di dalam kastil mereka, dia memeluk Storm yang juga mendekapnya erat sambil menghembuskan nafas lelah.

Chelementine berinisiatif menyiapkan air hangat lalu membantu Storm membersihkan tubuhnya setelah perjalanan yang panjang. Mereka masih tidak banyak bicara sejak Storm tiba,  Storm hanya menanyakan kabarnya dan Chelementine juga melakukan hal yang sama. Chelementine mengerti Storm masih berdukacita atas kematian saudaranya, dia merasa sangat sedih dan terpukul saat ini, namun baginya  seorang pria sejati pantang menangis sebab air mata adalah wujud dari kelemahan, Storm ingin tetap kuat dan tegar dalam kondisi apapun.  

Blood Of The Redmoon (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang