"Aku tidak pernah mendidik anak-anakku untuk menjadi pelacur dan menghangatkan ranjang suami saudarinya sendiri" itu adalah kalimat pertama yang Bayron ucapkan setelah dia mengumpulkan istri dan kedua putrinya, Lady Celeste dan Lady Chelementine, di dalam satu ruangan.Bayron merasa sangat marah, malu, dan kecewa mendengar gosip yang telah menyebar hingga keluar istana. Gosip mengenai Pangeran Storm yang telah tidur dengan Celeste, putri sulungnya. Dan yang membuat amarahnya semakin melambung tinggi adalah Celeste tidak terlihat menyesal sama sekali atas hal tidak pantas yang telah dia lakukan. Celeste justru tampak berpuas diri seakan yang dia tiduri adalah suaminya sendiri, begitu pula dengan Lady Pharoh yang malah mendukung perbuatan tak terpuji yang telah anaknya lakukan.
"Kau tidak mengatakan hal yang sama ketika Chelementine merebut calon suami Celeste" sahut Lady Pharoh.
"Karena ini adalah dua hal yang berbeda. Storm dan Chelementine telah menikah, mereka telah memiliki tiga orang putra dan Celeste baru saja merusaknya!"
Chelementine hanya diam membeku dengan tatapan dingin dan kosongnya. Dia ada di sini hanya untuk memenuhi panggilan ayahnya, bukan dia yang meminta agar tindakan Celeste yang memalukan segera diadili, karena jujur saja Chelementine sudah tidak peduli lagi, dia sudah letih dengan semua omong kosong yang telah terjadi. Seperti mati rasa, semua emosi itu terkubur dalam dirinya.
"Storm juga telah menikah denganku. Itu pernikahan yang sah dan kalian semua menyaksikannya" sahut Celeste, "Sementara itu pernikahannya dengan Chelementine perlu dipertanyakan, father"
Kedua tangan Chelementine terkepal di atas meja tapi dia masih tidak mengatakan apa-apa. Bayron mendekati Celeste yang duduk di hadapannya dengan dagu yang terangkat angkuh. Dia seolah menantang ayahnya sendiri, menantang Bayron untuk membuktikan bahwa pernikahan Chelementine dan Storm adalah pernikahan yang sah. Tak tahan dengan sikap kurang ajar itu, Bayron melayangkan satu tamparan ke wajah putri sulungnya.
PLAK!
"Kau telah menikahi Bron dan Storm telah menikahi Chelementine, pernikahan kalian tidak benar-benar terjadi Celeste seharusnya kau merasa malu atas perbuatanmu bukannya malah berbangga diri!"
Celeste memegangi pipinya yang terasa panas dan perih, dia tidak ingat kapan dia jatuh namun tiba tiba saja dia sudah terduduk di atas lantai yang dingin di hadapan Chelementine yang terus membisu. Telinganya berdenging, dibantu oleh ibunya dia bangkit lalu berdesis pelan pada Chelementine yang bahkan tidak menatapnya, "Aku benci padamu!"
Chelementine tak menghiraukannya. Celeste boleh mengatakan apapun tentang dirinya dan pernikahannya yang telah hancur karena sekali lagi, dia sudah tidak peduli.
"Aku tidak percaya kau memukul putri kita demi membela anak harammu Bayron!" teriak Lady Pharoh.
Pangeran Bayron menumpukan kedua tangannya di atas meja. Dia menatap tajam Celeste yang kini tidak lagi berani mengangkat dagu di depannya, tamparan itu memberinya pelajaran yang baru, "Aku memukulnya karena dia telah bertingkah lebih rendah daripada seorang pelacur dan mempermalukanku. Pergi dari sini dan kemas barang-barang kalian, setelah hari penobatan Pangeran Thor kita kembali ke Southland"
"Tidak! istana ini adalah rumahku, aku tetap tinggal di sini sebagai jandanya Pangeran Bron!" Celeste bersikeras.
Wajah Bayron mengeras, dengan penuh peringatan dia menatap putrinya dan berkata, "Kau akan tinggal di mana aku menginginkanmu tinggal Celeste, bahkan di sarang ular sekali pun. Jadi turuti perkataanku dan tinggalkan ruangan ini!"
Lady Pharoh bergegas membawa Celeste pergi sebelum Bayron kehilangan kendali dan menghajar putri mereka lagi. Di ruangan itu kini hanya ada Chelementine bersama ayahnya yang mengasihaninya. Bayron bahkan bukan ayah kandungnya tapi dia rela memukul Celeste karena telah merusak pernikahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Of The Redmoon (Tamat)
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Chelementine pergi ke Redtown untuk menghadiri pernikahan saudari tirinya, Celeste, dengan pangeran mahkota Storm Redmoon. Klan Redmoon telah menjadi penguasa Sixtendecies sejak kerajaan ini berdiri, nam...