Kalo lo nanya tempat paling jauh yang pernah gue sambangi seumur hidup, gue akan menjawab; rumah.
Di sana gue tumbuh dewasa bersama seorang manusia asing yang gue sebut Ibu. Wanita itu melahirkan manusia asing lain yang ngebuat dua puluh dua tahun usia gue rasanya bak hidup di dalam penjara.
Gue menempuh dua puluh dua tahun untuk jarak panjang, yang gue sebut 'pulang.'
Gue enggak pernah dianggap ada. Presensi gue hanya sebatas orang asing yang pernah lahir dari rahim yang sama.
Gue bukan saudaranya. Bukan siapa-siapa.
Terasa muak dan sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA ITU CERITA USAI
PoetryRamai yang sepi. Setiap harinya aku dihadapkan dengan kenyataan bahwa aku akan bertemu banyak orang. Setiap harinya juga selalu kutanyakan "Apa mampu aku membaur dengan mereka?" Suara bising dari mulut mereka nyatanya lebih keras dibandingkan nyalik...