Selama ini aku berusaha untuk menjadi manusia yang diam. Aku selalu diam perihal banyaknya masalah yang berdatangan, aku berusaha untuk tidak menjadi manusia berisik yang membebani manusia lain.
Setiap masalah, setiap luka, setiap duka, dan setiap banyak hal lainnya aku selalu berusaha menerima tanpa menyuarakan apapun karena menurutku hidup adalah tentang penerimaan dan mengikhlaskan.
Tapi ternyata aku salah, selama diam pun aku tidak pernah menemukan tenang justru aku semakin tertekan, dan dari semua hal yang sudah aku lalui ternyata aku juga manusia yang ingin didengar, aku juga manusia yang ingin berteriak kencang, aku menyadari bahwa aku juga menginginkan peluk untuk meringankan pelik, aku juga manusia yang butuh bahu untuk meringankan berisiknya kepala. Tapi, yang sampai saat ini aku tidak tau adalah bagaimana cara aku menyampaikan semua kesahku?
Mengapa rasanya sulit untuk disuarakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA ITU CERITA USAI
PuisiRamai yang sepi. Setiap harinya aku dihadapkan dengan kenyataan bahwa aku akan bertemu banyak orang. Setiap harinya juga selalu kutanyakan "Apa mampu aku membaur dengan mereka?" Suara bising dari mulut mereka nyatanya lebih keras dibandingkan nyalik...