Hari ini Guzel sudah di perbolehkan pulang, karena Erlano muak mendengar rengekan nya yang sangat memekakan telinga.
Mansion Erlano yang baru ini terlihat lebih kecil dari yang sebelumnya, karena Erlano tidak menemukan tempat yang berlahan luas untuk nya membangun Mansion.
(Mansion ajaib bisa di bangun dalam kurang waktu 2 minggu)
Tapi Guzel tak mempermasalahkan itu, Masing untung Erlano mau menerimanya.
"Uwahh!! Abang Abang! Siniii!!" Guzel berlari memasuki mansion bernuansa soft chocolate itu, terlihat sangat nyaman untuk di tempati.
"Jangan berlari, nanti jat-
Dugh!
"Kak!!" Pekik Alyan dan begitu juga kakak kakaknya.
Para pria yang masih berada di luar pun mengikuti Alyan untuk masuk ke dalam, Wajah mereka panik.
Di dalam masih kosong, barang barang nya masih sedikit, Karena Erlano bingung harus menghias nya dengan apa, Yang ada di pikirannya hanyalah, Urusan Barang bisa nanti, yang terpenting Mansion sudah jadi.
Bapakable sekali.
Guzel duduk memandangi lututnya yang tergores, "Ga sakit kok...." Mulut berkata tidak, namun tindakannya mengatakan sebaliknya, Guzel menangis meratapi lututnya yang sudah tidak bersih lagi.
"Kenapa kau menangis, ini salah mu karena tidak mendengarkan," Ujar Gilan dingin, ia akan sangat berbeda jika mode marah.
"Hiks...maaf..tapi marahnya nanti dulu.. lutut Aku sakit..Hueee," Ia menangis tapi juga mengoceh, membuat Gilan gemas ingin membuangnya ke sungai.
Akhirnya pria itu luluh, ia berjongkok di hadapan Guzel dan menggendong si kecil di punggungnya.
Guzel malu karena ia terlihat seperti seorang bayi.
Gilan mendudukkan Guzel di sofa ruang tamu, manusia yang lain juga mengikuti nya ke sana, kecuali Erlano, ia mendapat panggilan dari kantor bahwa ada tikus yang sedang bermain main dengannya.
membuat pria tua itu semangat."Alyan, ambilkan Kotak P3K di dalam lemari itu," Printah Gilan yang di balas deheman malas oleh sang adik. (kualat tau rasa lo)
"Nih," Ucap Alyan sembari menyodorkan kotak yang Gilan minta.
Dengan telaten Gilan mengobati lutut Guzel, Guzel meringis sesekali saat Kapas beralkohol itu menyentuh lukanya.
"Lain kali kalau di beritahu itu di dengarkan lebih dulu, jangan hanya di anggap angin lewat, jika sudah begini siapa yang susah? kamu kan? Jangan membuat banyak orang khawatir, kamu itu sudah cengeng, Susah diberitahu." Omel Gilan yang masih setia dengan wajah datarnya.
Hati Guzel menghangat, Ia merasakan kekhawatiran dari kalimat Gilan barusan, Sebegitu beruntung nya hidup Guzel, Ia hanya bisa berharap bahwa ini semua akan tetap seperti ini dalam jangka waktu selama lamanya.
Gilan selesai dengan acaranya mengobati luka Guzel, "Sudah, aku ingin ke kamar ku dulu, Alyan kau jaga dia, jangan sampai terluka lagi," Ucap Gilan dengan nada ketus.
Guzel hanya terkikik geli, Gilan ini ternyata tipe tsundere ya.
"Aku tau," Balas Alyan sinis.
"Hey, apa kau tidak berniat minta maaf padanya?" Celetuk Rael ketika melihat Alyan yang malah santai² dengan Guzel di pangkuannya.
Alyan mendongak menatap Rael, "Aku tidak akan meminta maaf, lagipula ia tak tau tentang rencana itu," Sambung Alyan dengan raut pongah.
"Kau bodoh atau apa? setidaknya minta maaf dulu, kau bisa menjelaskannya nanti," Ujar Rael esmosi.
"Kau cerewet sekali, Ini urusanku!" sungut Alyan, wajahnya sudah menampilkan raut kesal.
Rael jengah, Adiknya ini sangat keras kepala, "Kalau dia tau dan berujung membencimu maka aku akan mendukungnya," Rael menatap Adiknya itu tajam.
"Maka jangan ada yang memberitahunya!" Tegas Alyan.
"Aku tidak bisa berjanji sebelum kau minta maaf,"
"Cih!! Baiklah," Akhirnya Alyan menyerah, ia tak ingin Guzel membencinya, bisa bisa ia akan gila karena hal itu.
Alyan menatap Guzel yang menatap dirinya dengan pandangan bingung, Karena Guzel tak tau apa yang sedang mereka bicarakan.
"Kak...jika aku memberitahu mu hal ini..kau mau kan memafkanku?" Alyan memelas dengan wajah sedih yang di buat buat, sudah cocok menjadi aktor ind*siar.
"Memangnya Alyan salah apa?" Tanya Guzel lembut.
Alyan menghela nafas nya pelan, "Waktu kejadian kau di culik 3 minggu yang lalu, itu semua adalah rencanaku, aku menjadikan mu umpan untuk kesuksesan misi ku, maaf...Aku tidak tau jika ini akan sangat berbahaya..aku menyesal," Jelas Alyan dengan lirih, tapi Guzel dapat mendengarnya dengan sangat jelas.
Jujur ia kecewa, tapi apa boleh ia marah? apakah ia berhak menyalahkan Alyan? Pria yang sangat menyayangi nya ini?
Walaupun Guzel sudah memaafkan nya, Tapi ide licik muncul di otak sesad nya.
Ia akan memberi Alyan pelajaran agar tidak semena mena.
"Aku kecewa....," Gumam nya sedih, aktingnya sudah di mulai.
Alyan yang mendengar itu pun tambah merasa bersalah, "Maaf...Aku salah..,"
Guzel tak menjawab ucapan Alyan, ia turun dari sofa dan melenggang pergi meninggalkan adik tampan nya itu, dan pergi ke ruangan lantai atas yang sudah menjadi kamar nya, Ia cekikikan saat berjalan menaiki tangga. Aktingnya sangat memuaskan.
"Lihat!? ini semua salah mu karena menyuruh ku memberitahu nya!" Alyan tersulut emosi saat Guzel hanya pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun.
"Ini masih tingkat wajar, kalau sampai dia tau dari orang lain maka dampaknya akan lebih besar," Jelas Rael santai.
Alyan mengacak surai nya prustasi, "Arghh!! Sialan!" Ia berjalan ke arah kamar Guzel dengan langkah panik, Kepalanya kosong, yang terpilih hanyalah nama Guzel dan kata maaf.
Di lain tempat....
"Jangan main main sama gue! Hahahahahahahahaha," Guzel tertawa kesetanan, Dan Karena kebodohannya sendiri ia jadi tersedak dan batuk.
"Aduh, Kualat nih,"
TBC
Vote.
Komen.
Follow (opsional)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGENZIOSZ [END] ✔
Teen Fiction‼️[ Just Brothership! ] ‼️ "Uzel sayang kalian," Celetuk pemuda manis dengan tangan yang memeluk tubuh sang daddy erat, namun matanya bergulir menatap satu persatu pria yang sangat ia sayangi itu. Guzel takut, kebahagian ini hanya sesaat. Karena sej...