Last Chapter. [END]

5.4K 261 43
                                    

Sorry kalo kurang nge-feel

hepi riding neng 👋

<<Argenziosz>>

"Hey, Apa kau akan terus seperti ini?Merengek seperti bayi?" Sindir Gilan yang sudah sangat lelah dengan sikap kekanakan Alyan.

Pria itu sudah seminggu ini terus saja menangis, Bahkan Saat makan dia masih sibuk menangis. Sperti saat ini.

Di sini bukan hanya dia yang merindukan Guzel. Semua nya juga begitu. Hanya saja tidak separah Alyan.

Alyan selalu membawa barang peninggalan Guzel yang berada di kamar nya. Bahkan tak pernah lepas dari barang itu.

Penyesalan yang ia rasakan sangat dalam. Ia sperti nya akan mati jika Guzel masih tidak juga di temukan.

Mengapa Guzel masih tidak di temukan padahal Erlano bisa saja melacaknya dengan bantuan mata mata andalan keluarga nya?

Gilan.

Dialah dalang di balik semua ini.

Dia yang menutup semua mulut mata mata yang di perintah oleh Erlano. Agar mereka selamanya tidak bisa menemukan Guzel.

Walaupun ia harus menahan rasa rindu yang besar ini. Ia harus kuat demi kebahagiaan Guzel.

"K-kau tidak perlu ikut campur..hiks, Aku hanya ingin Guzel kembali..., Bawa dia padaku..Aku sangat merindukannya,"

Isakan Alyan sudah menjadi makanan sehari hari para pria itu.

"Lagian kak Guzel kemana sih? Ngerepotin aja pake kabur kabur segala," Ujar Ello santai. Dan Karena itu pula ia langsung mendapat tatapan tajam dari ke 6 pria di sana.

"Jaga ucapan mu, Jika kau masih sayang nyawa," Tegas Gilan dingin. Rahang nya mengeras. Gigi nya berkeletuk kasar.

Ello berlagak ingin menangis, Mata nya sudah berkaca kaca namun hanya Nia yang peduli, Lainnya tidak.

Seharusnya Mereka membela Ello. Kenapa sekarang tidak?

Apa mereka sudah tau semua nya?

Tidak mungkin.

"Hiks...Kan El cuma ngomong sesuai kenyataan nya, Kok kak Lan marahin El sih? hiks..,"

"Ello Benar, Kenapa kau marah padanya?" Tanya Nia dengan pandangan lembut. Ia menahan takut karena Gilan sangat menyeramkan.

Gilan menghela nafas nya kasar, Ia menutup wajah nya menggunakan telapak tangan, Berusaha meredakan emosi.

"Nia, sebaiknya kau bawa Ello ke kamar. Keadaan di sini tidak baik untuk nya yang tidak tau Apa apa." perintah Erlano yang langsung di setujui oleh Nia.

Ia menggandeng Tangan Ello berjalan ke lantai atas kamar nya.

Saat Mereka berdua sudah tidak terlihat, Gilan kembali membuka obrolan dingin.

"Daddy gila?" sungut nya ketus.

Erlano hanya diam, Ia tidak berniat menjawab pernyataan Gilan.

ARGENZIOSZ [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang