bantuan

3.6K 217 17
                                    

Ini sudah hari ke 2 Guzel mendiamkannya, Alyan terlihat seperti wanita yang hilang keperawanan, Lemas, letih, lesu.

Lopyu

"Semangat bro, Gue tau lo bisa!" Ujar Janu menyemangati, Tidak. Janu tidak sedang manyamangatinya, Ia sedang mengejek pria itu.

"Mendingan Lo diem sebelum gue kasih kuburan buat lo,"Desis Alyan dengan Aura membunuh yang kental.

Alyan memang menggunakan Bahasa Nonfor kepada teman²nya ketika sedang marah/ badmood.

Janu tertawa canggung, "Santai bro...Canda doang canda,"

"Diem bego, tuh maung lagi galau gara gara di cuekin ayang nya," Bisik Dori kepada Janu, Dori berbaik hati untuk membantu teman dongo nya ini.

"Emang dia punya pacar?" Tanya Janu dengan wajah tidak berdosa, untung temen.

Dori berdecak kesal, "Gapunya lah, emangnya cewe mana yang bisa deketin Kulkas 900 pintu?" tanya Dori, "Ga ada, kecuali Guzel, itu pun dia cowo," Sambung Dori bangga, ia bisa menjelaskan sesuatu yang di luar akal nya.

"Hah? Jadi Alyan tuh maho?" Sudah cukup. Dori kesal setengah mampus.

"TOLOL!! mati kek lo sialan, daritadi di jelasin ga ngerti² bangsat!!" Sudah habis kesabaran Dori menghadapi manusia berotak cicak ini.

Janu cengo, ia masih tidak mengerti, "Kenapa sih? ga ngerti apa nya?" Ya tuhan. tabahkanlah hati Dori.

"Au dah, cape gue," Lalu Dori melenggang pergi meninggalkan Janu yang masih di landa kebingungan. Apakah otaknya se cetek itu?

"Gue salah di mana nya coba?" Sepertinya benar. Janu itu lemot.

Tidak menghiraukan bacotan kedua temannya, Alyan masih setia dengan perasaan galau tingkat akhir.

(Kaya kalian yang sering Hts)

Galau pren.

"Gue harus apa biar dia ga marah lagi?" Monolog Alyan, matanya memejam.
ini lebih rumit daripada masalah masalahnya yang lain.

Tiba tiba sepintas ingatan tentang obrolan ia dan Guzel datang.

Flashback on <<<

Alyan dan Guzel tengah duduk di dalam ruangan bernuansa dark grey dengan lampu remang remang yang membuat aura sekitar terasa lebih hangat.

"Alyan, kalo misalnya Aku marah, Alyan coba aja bujuk pake roti atau susu, tapi kalo masih marah juga ya pilihan terakhir pake Jalan jalan," Celetuk Guzel tiba tiba, tidak tau kenapa ia bisa berpikiran seperti itu.

Alyan mengernyit bingung, "Kenapa aku bisa membuatmu marah?" Tanya Alyan, Tangannya sibuk mengelus rambut Guzel, agar anak itu cepat tertidur.

"Ya kan mana tau, Aku cuma ngasih bantuan doang," Setelah nya netra Hazel itu memejam indah, ia terlelap di pelukan Alyan.

Alyan yang bingung pun hanya berdehem singkat lalu setelahnya ia menyusul Guzel ke alam mimpi saat di rasa matanya mulai memberat.

Flashback off.

Iris hitam itu berbinar, Akhirnya...Bantuan datang tanpa di duga.

"Aku harus cepat," Ujar nya entah pada siapa, tapi ia tak tau di mana Guzel berada.

"Janu, Apa kau tau di mana Guzel?" Tanya Alyan pada Janu, bahasanya sudah kembali formal karena suasana hatinya sudah sedikit membaik.

Janu yang sedang melamun pun melihat ke Alyan, "Hah? apa?" Jawab nya dengan wajah linglung.

ARGENZIOSZ [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang