⚠️ Alyan ⚠️

11K 632 4
                                    

"Daddy kok gitu!? Uzel sehat loh dad! gaperlu di bantu segala!" Jelas Guzel kesal, Lantaran sang daddy tetap kekeh ingin membantunya.

"Ingat daddy bilang apa? Tidak ada penolakan, titik!" Ujar nya sembari menekan kata 'penolakan'.

Guzel berdecih pelan, Keras kepala sekali pria tua ini, Untung kaya, batin Guzel.

Dengan langkah kesal ia berjalan ke arah kamar mandi dan,

Brakk!!

  Pintu di tutup dengan keras, Untung saja tidak lepas.

"Anak itu...hah..." Helaan nafas Keluar dari bilah bibir Erlano, Ternyata mengasuh Bocah batu seperti Guzel juga membutuhkan kesabaran ekstra.

25 menit berlalu..

Guzel keluar dengan keadaan yang sudah lebih lebih dan lebih baik dari sebelumnya, Wajah dan tubuhnya putih bersih tanpa luka sedikit pun, Wajah nya yang mulus dan juga pipi gembil serta mata hazel besarnya mampu membuat siapapun terpesona bahkan lelaki sekalipun, contohnya sperti Erlano sekarang yang sedang mematung memandang karya tuhan satu ini.

"Astaga..." decak nya kagum menatap wajah indah Guzel.

Karena di tatap seintens itu membuat Guzel menjadi gugup dan ya...

"Kenapa gitu banget ngeliatinnya?" Cicit Guzel pelan, sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Erlano kembali sadar dari kegiatan memandangnya dan berjalan mendekati Guzel yang diam mematung.

"Kau indah sekali boy...," Guzel sedikit tidak suka dengan pernyataan itu, tapi ya bolehlah.

"Uzel cowo dad," Desis nya kesal.

"Keindahan tidak memandang gender boy," Guzel pasrah, Pria tua ini memang sangat menjengkelkan, untung tampan.

20 menit berlalu, Sekarang Guzel sudah Semakin bersih dan juga tampan di waktu yang sama, Dengan balutan kaos oversize berwarna putih serta celana jeans pendek di atas lutut membuat kaki indah nya terpampang jelas, Sangat di sayangkan jika tidak di nikmati.

"Dad...celana nya ga kependekan?" Rengek Guzel merasa bahwa celana nya terlalu pendek dan itu membuatnya tak nyaman.

"Tidak, itu sudah sempurna, Kau sangat lucu, Jadi jangan protes."

"hm.." cicit nya pelan, sedikit enggan.

"Ayo turun, Daddy akan mengenalkan mu pada anak anak daddy, Jam segini mereka pasti sudah pulang dari sekolah,"

Ah, sekolah...Guzel juga menginginkan hal itu...

Sesampainya di lantai 1 menggunakan lift yang tadi juga Erlano gunakan untuk menuju lantai 3 rumahnya, Tidak mungkin mansion sebesar ini tidak menggunakan lift, bisa patah tulang jika harus naik turun tangga setiap hari nya.

Meja makan sudah di isi oleh para pemuda² tampan, Siapa lagi kalau bukan anak dari Erlano.

Ke 4 Pemuda yang sedang duduk itu pun mengalihkan atensi mereka ke arah Guzel yang sedang terdiam kaku, dia sedikit takut dengan tatapan dingin anak Erlano ini.

"Dia siapa dad?" Tanya Alyan, Anak bungsu Erlano yang lebih muda 1 tahun dari Guzel.

"Dia saudara baru mu," Ujar Erlano datar, Guzel yang mendengarnya pun heran, kenapa Pria tua ini jadi berbeda?

"Perkenalkan diri mu sayang," Sontak ke 4 anak Erlano itu terkejut, tidak pernah sekalipun Erlano memanggil anak nya seperti itu bahkan kepada bungsu sekalipun. karena wajah si bungsu tidak cocok di panggil dengan sebutan sayang.

ARGENZIOSZ [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang