Malam yang indah

4.8K 299 17
                                    

Pemuda manis itu misuh-misuh di tempatnya, ia kesal saat Erlano membawanya ke rumah sakit bukannya ke mansion padahal kan dia baik-baik saja kenapa harus sampai ke rumah sakit batin nya tak habis pikir.

"Dad..Uzel sehat kok! kan ga ada yang luka juga," Rengek nya dengan wajah memelas menatap Erlano.

Erlano menulikan pendengaran nya, Guzel Tak tau saja jika Mansion nya sudah hancur berantakan, yang tersisa hanya bangunan itu masih kokoh, tapi semua barang yang ada di dalamnya sudah hancur berkeping keping.

Seperti kapal pecah.

Dan sekarang Erlano masih melihat lihat tempat di mana yang bagus untuknya membangun mansion baru.

(orang kaya mah bebas)

Pintu ruangan Guzel di buka oleh seorang pria tampan dengan tas di tangan nya.

"Abang Ael bawa apa?" Tanya Guzel penasaran. Ia hendak turun dari ranjang namun Erlano menahannya.

"Jangan turun, Biar Rael yang kemari," Ujar nya dengan nada lembut menatap Guzel.

Guzel mengangguk lucu.

"Ini barang barang keperluan mu selama tinggal di rumah sakit untuk sementara," Rael menjabarkan apa apa saja yang ia bawa untuk Guzel.

Guzel hanya menyimak dengan sesekali mengagguk mengerti.

"Alyan kemana? kok ga keliatan daritadi,"

Rael terkejut namun segera ia netralkan dengan raut datarnya, " Dia sibuk sekolah, lagipula jam sekolah masih berlangsung," Jelas Rael dengan pandangan yang menghindari Guzel.

Guzel menajamkan pandangannya," Boong ya? biasanya jam segini juga Alyan pulang-" Guzel menghentikan ucapannya, nafasnya tercekat saat memikirkan sesuatu.

"Apa Alyan udah gapeduli sama Aku...?" Gumam nya lirih dengan mata yang sudah berkaca kaca menatap ke arah ranjang yang ia duduki.

Rael panik, ia memeluk tubuh guzel lalu berkata, "Tidak mungkin, jangan berpikiran seperti itu," Ucap nya.

tepat bertepatan dengan mereka yang sedang membicarakan Alyan, manusia nya malah datang.

"Kak, bagaimana keadaan..mu.., Kenapa kau menangis!?" Pekik Alyan dengan raut khawatir, ia segera mendorong kakak nya itu lalu berganti memeluk Guzel.

"Hey....apa yang terjadi, hm?" Tanya Alyan dengan nada lembut seperti biasa, Alyan adalah salah satu yang paling dekat dengan Guzel, kasih sayang yang Alyan berikan tidak bisa Guzel Balas, ia hanya bisa menerima semua itu tanpa ada paksaan untuk memberi balasan yang setara.

"Hiks...Aku kira Alyan udah ga peduli lagi sama Aku...hiks," Adu nya terbata bata, sesegukan membuatnya susah bicara dengan lancar, Ugh..Guzel benci ini.

Ia tak tau kenapa semenjak tinggal bersama Erlano, ia menjadi pribadi yang cengeng dan manja, kemana sifat tangguh nya yang dulu? kemana dirinya yang pekerja keras itu?

Sudah hilang.

Karena tenggelam akan kasih dan sayang.

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu, hm? Tidak mungkin aku tidak sayang lagi padamu, kau itu duniaku, Kesayangan ku, dan milik ku-"

"Milik ku juga," Sebelum Alyan menyelesaikan ucapannya, Rael lebih dulu menyela dengan nada ketus.

Alyan mendengus, "Kau hanya mendapat bagian sebanyak 0,001% saja," Ujar nya dengan nada mengejek yang menyebalkan.

Rael hanya bisa sabar menghadapi adik sialan nya itu.

"Jika kau bukan adikku, sudah ku buang kau ke sungai Amazon," Ketus Rael dengan wajah kesal menatap Alyan.

Guzel yang mendengar pembicaraan mereka pun menyahut, "Amazon itu di mana?" Tanya nya dengan wajah sembab sehabis menangis.

Karena tidak mendapat jawaban, Guzel kembali bersuara, "Aku mau ke Amazon nanti, liburan bareng temen temen Aku, Abang Ael sama Alyan mau ikut?" Tutur nya dengan semangat.

Rael dan Alyan saling bersitatap, mereka berbicara lewat mata, mungkin bisa di artikan seperti ini.

'Kau dengan mulut bodoh mu itu ingin sekali ku musnahkan,' Ujar Alyan menggunakan tatapan matanya.

'dude, aku juga tak tau jika dia akan menyahuti perkataan ku,'

'idiot sialan, jelaskan padanya sekarang,'

'aku tau, kau juga sialan,'

"Kalian kenapa sih? kok diem dieman, tenggorokan kalian sakit? lagi batuk ya?" Ucapan Guzel semakin ngawur, Efek abis di culik begini nih.

"Ekhem! tidak, kami baik baik saja, Jadi apa kau sudah baikan? tidak ada yang luka kan? apa di sana menakutkan?" Tanya Alyan beruntun, Dan hanya di jawab Gelengan oleh Guzel.

"Al... laper..," Adu nya merengek manja, lengannya sudah terbuka ke atas meminta Alyan untuk menggendong nya.

Pria tampan itu terkekeh kecil, lalu ia segera membawa Guzel ke gendongan Koala nya, "Ingin makan apa?"

"Terserah deh...tapi Aku lagi pengen tahu rebus...kayanya....enak..," Di akhir kata, netra Hazel itu terpejam indah. Semenjak dua hari yang lalu setelah kejadian ia di culik itu, Guzel menjadi susah tidur, tapi sekarang hanya dengan gendongan Alyan ia bisa terlelap. sangat Ajaib.

Alyan yang sadar pun menepuk nepuk bokong Guzel pelan, seperti kebiasaan yang baru Alyan dapat setelah bertemu Guzel.

"Kalau kau lelah, kau bisa memberikannya padaku," Celetuk Rael yang sudah duduk di sofa sebelah Erlano, sedangkan Daddy nya itu sudah terlelap dengan Ipad yang masih menyala.

Rael menyingkirkan ipad itu dari tangan sang daddy dan meletakkan kepala daddy nya ke bahu bidang Rael.

"Tidak perlu, Ini masalah kecil, lagipula berat nya tidak sampai membuatku patah tulang," Sinis Alyan dengan pandangan datar menatap Rael.

Rael mengendikkan bahu acuh, lalu beberapa menit kemudian ia ikut terlelap di samping Erlano dengan kepalanya yang berada di atas kepala Erlano sebagai tumpuan.

Setelah setengah jam menggendong Guzel dengan posisi berdiri, Cukup membuat kaki Alyan kebas, Alyan mencoba untuk menidurkan Guzel di atas ranjang namun belum sampai ia meletakkan Guzel, Sang kakak sudah merengek dan hampir terbangun, mungkin karena tidurnya terganggu.

Jadi mau tidak mau Alyan harus kuat menggendong Guzel dengan ia yang berbaring di atas ranjang, Guzel duduk di pangkuannya, posisi mereka saling berhadapan.

Membuat Alyan leluasa untuk memeluk tubuh mungil itu.

"Sleep well kak,"

Cup

satu kalimat untuk malam yang indah ini adalah.

-Hargai selagi masih ada, karena yang tulus tidak akan datang untuk yang kedua kalinya-

TBC

Jangan lupa vote.

thx sayang.


ARGENZIOSZ [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang