CHAPTER 3

232 9 0
                                    

*****
HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE
!!!

Reja dan Raka berjalan keluar dari gereja secara bersamaan, keduanya berniat ke panti setelah selesai ibadah ini.

"beli kue pukis dulu ya ja, yang di depan"

reja hanya mengangguk, kemudian menarik Raka menuju parkiran motor depan gereja itu.

"berdua doang nih ibadahnya mas reja sama mas Raka" seru pak somat, tukang parkir gereja yang sudah akrab dengan keduanya.

"iya nih pak, yang lain lagi gak bisa pagi soalnya" sahut reja dengan ramah.

kadang Raka bingung pada reja, jika pada orang lain reja akan terlihat ramah dan sopan namun saat dengan dirinya reja selalu emosian dan kasar.

"yuk pak duluan!"

pak somat hanya mengangguk saat motor itu mulai berjalan keluar dari area parkir, lelaki itu cukup salut saat melihat dua remaja itu giat dalam beribadah.

sementara itu reja membelokan motornya kearah sebrang, menuju penjual pukis langganan Raka. sudah tidak terhitung berapa kali mereka mampir kesana, Raka sangat suka dengan kue manis itu.

saat sampai reja memilik menunggu di motor, sedangkan Raka turun untuk memesan. disana terlihat lenggang, jadi mereka tidak perlu mengantri.

"mang jaja~"

penjual pukis yang bernama Jaja itu menoleh dan mendapati Raka yang berdiri di depan gerobak jualan nya, "eh ada Aden manis"

mendengar pujian itu Raka terkekeh pelan, terlalu sering membeli kue pukis disana membuat keduanya akrab.

"aku beli pukis kaya biasa ya mang" seru Raka dengan nada yang lumayan riang.

mang Jaja sendiri langsung mengacungi jempol dan segera membuat pesanan Raka, dia sudah hafal di luar kepala pesanan Raka itu.

"siap Aden manis, ditunggu sebentar ya"

sembari menunggu Raka berjalan kearah reja yang masih duduk diatas motor sembari memainkan ponselnya, "eja beli buat anak di panti enggak ya?"

reja mengalihkan atensinya dari ponsel dan menatap raka. remaja itu langsung menggelengkan lalu memperlihatkan layar ponselnya pada Raka, layar itu berisi roomchat dia bersama sang ibu.

"ibu udah buat makanan banyak di panti, mau sambut lu katanya" ujar reja kembali memasukan ponselnya ke saku kemeja yang dia pakai.

"lagian anak-anak kangen makan bareng lu jadi ibu buat makanan kesukaan kalian" sambung nya.

"hehehe... gue juga kangen mereka"

memang benar Raka merindukan mereka terutama suasana panti yang selalu ramai, Raka sangat rindu.

tak berapa lama pesanan Raka sudah jadi, "makasih ya mang Jaja"

Raka menyerahkan uang sepuluh ribu untuk membayar kemudian dia kembali menaiki motor bebek reja, mereka melanjutkan perjalanan menuju panti.

butuh waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke panti, mereka harus melewati beberapa desa untuk sampai disana. berhubung sedang hari libur jadi reja dan Raka tidak menggunakan helm, mereka tidak akan tertilang karna memang tidak ada polisi berjaga di hari Minggu.

sepanjang perjalanan Raka terus mengoceh sembari memakan kue pukis miliknya, "eja mau gak?"

Raka mengulurkan tangan nya yang memegang satu kue pukis ke depan bibir reja, lengan Raka jadi terlihat melingkar di leher reja jika di lihat dari belakang.

tanpa berkata apapun reja langsung memakan kue pukis yang Raka suapi, dia juga sudah merasa sedikit lapar.

"lagi ka!" seru reja saat kue pukis di mulutnya sudah habis.

keduanya tidak sempat sarapan karna memilih ke gereja pukul 8 pagi, biasanya mereka akan ke gereja pukul 1 siang namun karena akan pulang ke panti jadi mereka memilih ke gereja pagi.

"ishh udah kasih satu malah minta lagi" sungut Raka namun tak ayal menyuapi reja lagi.

*****

satu jam terlewati dan kini keduanya sudah sampai di depan panti asuhan BERKAH BUNDA, keduanya langsung di sambut gembira oleh anak panti yang lain.

"bang aka~ bang eja~"

"aban~ ayaa tanen..."

"mawu dendon~"

"yeye!! aban puyang!"

Raka langsung menggendong salah satu anak yang di ketahui bernama raya, anak perempuan itu selalu manja jika bertemu dirinya.

"ayo masuk dulu, Abang laper" ujar reja menggiring anak-anak itu masuk kedalam panti.

didalam sudah ada ibu Sofiah dan beberapa suster relawan yang selalu membantu di panti asuhan itu, "eh udah Dateng kalian"

reja mencium pipi ibunya di ikuti oleh Raka, raya yang masih di gendong Raka minta di turunkan.

"udah ke gereja nak?" ibu Sofiah membawa keduanya untuk beristirahat sejenak ke ruang keluarga.

"udah dong bu, kita kan anak bapak paling taat hehehe"

Bu Sofiah terkekeh mendengar ucapan Raka, anak itu benar-benar menggemaskan.

"Bu eja laper ah" reja tanpa menunggu balasan langsung beranjak menuju ruang makan yang terhubung dengan dapur.

dapat reja dengar teriakan Raka yang minta di tunggu untuk makan bersama, namun reja sudah keburu lapar.

"EJAA... TUNGGUIN AKA IH-"

"sutt, jangan teriak sayang nanti sakit tenggorokan nya"

Raka hanya bisa nyengir garing saat mendapat teguran dari ibu sofiah, "abis eja ninggalin aka Bu"

"sana susul, anak yang lain udah pada makan duluan tadi. katanya nungguin dua abangnya ini kelamaan mereka keburu laper"

setelah itu Raka benar-benar menyusul reja yang sudah lebih dulu duduk di meja makan dan menyendok nasi serta lauk-pauk nya.

Raka memilih duduk disamping Raka dan ikut menyendok nasi untuk dirinya sendiri.

"enggak setia kawan eja nih"

"berisik! dah buru makan" reja menyendokan ikan goreng yang di guyur sambal balado serta sambel goreng ati keatas piring Raka.

itu adalah makanan kesukaan Raka yang reja tahu, hanya salah satu dari sekian banyak.

"makan yang banyak, jangan lupa berdoa dulu"

Raka menuruti perintah reja dan langsung melakukan gestur tangan untuk berdoa. setelah itu keduanya makan dengan khidmat diselingi beberapa obrolan.

tak lama ibu Sofiah menghampiri keduanya dan mengambil duduk di depan Raka, "aka-"

mendengar namanya di panggil Raka menghentikan kunyahan nya dan menoleh kearah Bu Sofiah, kedua alisnya bertaut sebelum akhirnya menjawab.

"kenapa bu?"

reja pun ikut menunggu apa yang akan ibunya katakan pada Raka.

"kamu mau ketemu sama keluarga kamu nak?"

*****
TO BE CONTINUE

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang