CHAPTER 6

183 10 0
                                    

*****
HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE
!!!

ibu Sofiah mengusap pipinya yang sudah bahas dengan air mata, dia sedang berada di depan ruang ICU tempat Raka di rawat.

sekitar jam 8 pagi dia di kabari oleh reja bahwa kedua anak itu mengalami kecelakaan semalam, kondisi reja memang tidak parah hanya saja saat mendengar bahwa Raka tidak sadarkan diri sejak dibawa ke ruang emergency membuat Sofiah langsung histeris.

walau bukan ibu yang melahirkan nya namun Sofiah sudah merawat Raka sejak kecil, membesarkan anak itu seperti anaknya sendiri membuat rasa sayang Sofiah terhadap Raka dan reja tidak ada bedanya.

"Bu maafin eja.." lirih reja memeluk Bu Sofiah dari samping, keduanya duduk di ruang tunggu depan ICU.

Bu Sofiah mengusap lengan atas reja perlahan, "bukan salah kamu nak, ini udah takdir"

yah benar, ini takdir yang kuasa tapi tetap saja reja merasa bersalah. andai saja dia tidak bersikeras untuk pulang dan menuruti keinginan sang ibu juga Raka, mungkin Raka tidak akan terbaring lemah didalam sana.

"nak, jangan salahkan diri kamu sendiri! ini jalan Tuhan" seru Bu Sofiah melepaskan pelukan reja, kemudian menangkup kedua rahang tegas itu.

sorot mata keduanya tampak sayu, keduanya merasakan cemas yang sama besarnya untuk Raka.

reja akui walau kadang Raka sangat menyebalkan, selalu memancing emosinya namun Raka sudah reja anggap adik sendiri, reja menyayangi Raka semana mestinya seorang kakak pada adiknya.

"ehm... permisi-"

reja dan ibu Sofiah menoleh secara bersamaan saat menyadari ada orang lain disana, seorang pemuda dengan anak yang lebih kecil duduk di kursi roda yang di dorong pemuda tersebut.

dari wajahnya Bu Sofiah merasa tidak asing, namun dia tidak tau siapa mereka.

"maaf saya mengganggu" ujar pemuda itu.

reja yang mengenal pemuda itu langsung menggelengkan kepalanya, dia adalah Elshan.

"enggak bang, abang Elshan enggak ganggu sama sekali" seru reja menghampiri pemuda itu. ibu Sofiah pun turut berdiri dan berjalan pelan menghampiri.

"bu, ini bang Elshan yang nolong aku dan Rak-" reja belum sempat menyelesaikan ucapan nya namun terpotong langsung oleh anak yang tengah duduk di kursi roda.

"ini bukan bang Elshan, tapi bang Alahan hihi~" sembari terkekeh anak itu meralat perkataan reja.

tentu saja reja mengernyit bingung, dia tentu tidak salah mengenali pemuda yang semalam menolongnya.

"eh-"

pemuda yang berdiri di belakang kursi roda itu tersenyum kecil lalu mengenalkan dirinya juga sang adik.

"perkenalkan saya Alshan, adik kembar bang Elshan yang semalam nolong kamu" Ujar pemuda bernama Alshan tersebut.

"ini adik saya namanya Yasha, dia minta kesini setelah denger cerita bahwa bang El nolong korban kecelakaan semalam" sambungnya.

"oh begitu, maaf bang saya keliru. saya Reja dan ini ibu saya"

"saya Bu Sofiah ibu dari reja dan Raka"

"bang reja, gimana kondisi bang Raka?" kini Yasha yang bertanya.

reja berlutut didepan kursi roda itu, mensejajarkan diri dengan Yasha agar anak itu tidak terus mendongak. "bang Raka masih belum sadar, Yasha tolong bantu doa ya!"

anak yang reja tebak berusia kisaran 10 tahun itu mengangguk walau raut wajahnya terlihat khawatir.

"yasha doain bang Raka supaya dia cepet bangun, Yasha mau ketemu bang Raka!!" seru anak itu, reja hanya tersenyum menanggapinya.

sementara Alshan yang mendengar ucapan adiknya merasa perih di hati, bagaimana Yasha mendoakan kesembuhan untuk orang lain saat dirinya sendiri sedang dalam keadaan yang mengkhawatirkan.

"nak alshan-"

alshan mengalihkan padangan nya kearah Bu Sofiah, terlihat wanita paruh baya itu seperti hendak menanyakan sesuatu.

"kenapa Bu?"

Bu Sofiah menelan ludahnya pelan, dia cukup ragu untuk bertanya namun dia juga penasaran.

"apa kita pernah bertemu sebelumnya? wajah kamu terlihat tidak asing"

*****

Elshan membuka pintu ruang rawat Yasha namun dia cukup terkejut karna ternyata ruangan itu kosong, Alshan yang berjaga juga tidak ada disana.

pemuda itu mencoba mengecek ke toilet yang ada disana namun sama saja, tidak ada orang. dia kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi adiknya itu, tidak mungkin kan keduanya keluar dari rumah sakit saat kondisi Yasha belum membaik.

"hallo Al, kalian dimana?"

"iya bang, aku sama Yasha lagi di depan ICU"

mendengar balasan itu membuat dahi Elshan mengerut, kenapa kedua adiknya ada di ruang ICU?

"kalian ngapain disana, kondisi Yasha belum membaik kenapa kamu bawa dia keluar dari ruangan nya!?" Elshan bergegas keluar untuk menyusul kedua adiknya tanpa memutuskan sambungan teleponnya.

"tadi Yasha ngerengek mau ketemu orang yang kamu tolong bang, dia bilang juga bosen di kamar terus" sahut Alshan dari sebrang.

"kalian jangan kemana-mana Abang kesana!!"

Elshan mempercepat langkahnya menuju lift untuk turun ke lantai 2 dimana ruang ICU berada, ruang rawat Yasha sendiri ada di lantai 6 dimana semua ruangan lantai itu adalah ruang rawat VIP.

sesampainya di depan ruang ICU Elshan langsung menghampiri adiknya yang duduk disana, namun beberapa langkah dari tempat duduk itu Elshan menghentikan langkahnya.

pemuda itu melihat wanita paruh baya yang sudah lama tidak di lihatnya, wanita yang tau cerita tentang dirinya, adiknya juga ibunya.

"Bu Sofiah" Elshan berujar dengan lirih.

seketika memori lama mulai terputar di otaknya, bayangan bagaimana dirinya dan sang ibu membawa adik kecil mereka ke suatu bangunan yang di penuhi anak-anak, bagaimana sang ibu berjanji pada adiknya untuk menjemput, bagaimana sorot mata penuh harap yang adiknya pancarkan saat itu, juga bagaimana rasa bahagia sang adik saat ibunya menghadiahkan boneka panda sebagai iming-iming agar adiknya mau tinggal disana.

"Raka... Aka-"

ucapan reja semalam juga turut berputar di pikiran nya, penjelasan reja tentang kisah hidup teman nya itu.

"e... itu"

"itu... Raka.. dia enggak punya keluarga bang, dia di titipin di panti asuhan ibu sejak kecil"

"jadi Raka itu adik ku..."

*****
TO BE CONTINUE

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang