Renjana

178 20 0
                                    

"Sebenarnya tujuan ibu membawaku kesini apa? Menghinaku atau ingin menyombongkan kekayaan suami ibu"

"Sehun dengar-"

"Ibu juga harus dengarkan aku. Pertama, aku tidak pernah meminta apapun dari ibu, jadi jangan pernah menghinaku karena itu sama saja dengan menghina mamaku! Kedua, aku tidak butuh barang-barang tidak berguna itu"

"Apa kau sedang membela ibu tirimu?"

"Ya. Aku ikut kesini bukan karena ingin uang ibu, tapi karena ibu memaksaku"

"Sehun tidakkah kamu terlalu kasar?"

"Kalau ibu sakit hati, sama bu. Sehun juga sakit hati, ibu tiba-tiba datang lalu menyombongkan kekayaan suami ibu. Ibu juga menghina penampilanku karena aku tidak memakai barang mahal sepertimu"

"Ibu tidak menghina penampilanmu tapi ibu menyayangkan gaya berpakaianmu" kilah sang ibu mengundang seringai cemooh dibibir Sehun.

"Sama saja, dan aku tersinggung" Sehun menekankan kata terakhirnya.

"Ibu juga tersinggung, kamu begitu memihak ibu tirimu!" jawab sang ibu tak mau kalah.

"Kenapa tersinggung? Seharusnya ibu malu. Walau mama Baekhyun ibu tiriku, beliau hampir memberikan semua yang tidak ibu berikan padaku. Ibu tiriku bahkan sudah merancang masa depanku bukan penampilanku" balas Sehun sarkas.

"Sehun, ibu tidak suka kamu mengagungkan ibu tirimu"

"Itu semua karena ibu egois, selama ini apa pernah ibu menemui Sehun? Atau sekedar menanyakan kabar Sehun?"

"Ayahmu melarang ibu"

"Tentu saja ayah melarang ibu, karena ibu lebih memilih lelaki itu dari pada Sehun. Coba ibu ingat-ingat, apa pernah ibu berusaha lebih?" Sehun memberikan senyum remeh.

"Sehunah kamu tidak mengerti" terpancar raut sedih.

"Benar, aku tidak mengerti jalan pikiran ibu dan ayah" sahut Sehun cepat.

"Aku tidak butuh apapun dari ibu, setelah ini jangan ganggu aku lagi. Aku harus fokus pada persiapan ujian kenaikan kelas. Terima kasih makan siangnya, Sehun permisi" Sehun membungkuk dan berlalu pergi. Sulung Park abai akan reaksi sang ibu kandung, seabai ketika dirinya ditinggalkan.

🌼🥀🍂

"Yakin tidak mau paman jemput? Bibimu kebetulan masuk shift pagi, jadi kita bisa makan malam bersama"

"Tidak paman, Sehun harus belajar. Minggu depan ujian"

"Baiklah, nanti malam paman kirim cemilan untukmu dan teman-temanmu"

"Hmm, terima kasih paman"

Seperti biasa, setiap hari Jongin atau Kyungsoo akan bergantian menghubungi sulung Park. Dan setiap Jumat sore pasangan Kim akan bergantian menjemput Sehun di asrama sekolah. Namun tak jarang juga Sehun memilih mendekam di asrama, berjam-jam di meja belajar ketika mendekati musim ujian, seperti saat ini.

Ketenangannya saat mempelajari ulang materi harus terganggu ketika suara pintu tak berhenti berbunyi. Maka dengan sangat terpaksa Sehun beranjak untuk segera membuka pintu.

"Sehun... hei Park Sehun!" Suara di balik pintu terdengar lumayan jelas. Sehun berdecak ketika pintu kamarnya kembali diketuk secara brutal.

"Apa maumu?!" Sembur Sehun pada pelaku pengetuk pintu kamarnya.

"Hehehe maaf, aku diminta paman Kim mengantar makan malammu" tak ada ekspresi takut maupun bersalah, anak itu malah terkekeh sembari menyunggingkan senyum mengerikan bagi Sehun.

Andam KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang