chapter 23

2.4K 263 11
                                    

"sini lu" cicit Rony kepada Paul yang tengah berdiri agak jauh dari tempatnya.

Paul sontak melihat ke arah Rony .
"Apa?" paul memberi isyarat.

"Ck, kalau dipanggil sini ya kesini jangan kesana" monolog Rony. melihat Rony yang mulutnya sudah komat kamit sendiri, Paul yang sedang santai menyalin catatan salah satu makul akhirnya menghampiri Rony yang duduk didepan papan tulis, lebih tepatnya di meja dosen.

"Apasihhh" tanya Paul

"Si Anggi liatin lo muluuu tuh" ucap Rony santai sembari ekor matanya melirik ke arah Anggi, sedangkan Paul dengan gamplang langsung menghadapkan badannya ke arah dimana Anggi berada lalu bermasa bodo kembali.

"Gue penyet juga lo lama lama Pol, ngapain liat kesitu sih, kan jadi ketahuan kalau gue lagi bahas dia" cicit Rony

"Trus lu mau gue pindahin mata gue ke kepala belakang gitu, gimna bisa liat tuh orang dibelakang, ya otomatis gue nengok lah, lagian ngapain sih dibahass Ron" omel Paul lalu meninggalkan Rony.

Rony hanya berdecik kesal karena tak ditanggapi oleh Paul.

"Ada ada aja si Roni" monolog Paul menggeleng gelengkan kepalanya sembari mencatat kembali.

Sedangkan Rony di meja dosen sedang mendengarkan musik dengan earphone kesayangannya. Entah cari perhatian atau memang dia tidak sadar dari tadi dosen sudah ada disampingnya. Sedangkan Rony masih saja dengan santai bernyanyi dan beberapa kali menggoyang kan kepalanya.

"Ron, Ron" panggil Paul tanpa suaranya. Namun terbaca jelas oleh mata Rony, bahwa Paul menyebut namanya.

Rony mengangkat alisnya seolah bertanya ada apa? Paul hanya menepuk jidatnya lalu memberikan tanda silang ke rony melalui isyarat dari tangan Paul.

"Mampuusss tuh bocah" cicit Neyl

"Caper sih" celetuk Salma tiba tiba

Dosen yang sedari tadi berdiri disamping Rony menusuk nusuk pundak Rony dengan pulpen tanda tangan yang ia pegang, namun na'as, tangan si dosen di tepis Rony

"Apasih Dim" ucap Rony spontan. Semua yang ada diruang kelas tertawa kecuali anak anak Aodra yang menunduk merasa malu melihat kelakuan temannya itu. Bukan tanpa alasan Rony mengira itu Diman, karna hanya Diman yang tidak nampak di hadapannya saat itu.

Dosen tersebut segera melepaskan earphone Rony sebelah, sontak Rony kesal berdiri dan langsung menatap tajam kepada orang disampingnya. Namun ia kembali melesu saat ia melihat yang di sampingnya adalah seorang dosen yang sedang menyilangkan tangannya di dada dan menatap heran Rony.

"Kenapa? Mau marah? Mmm? Turun" teriak Dosen kepada Rony. Sungguh sayang sikap tangguh dan berani Rony di jalan tidak bisa ia pakai saat berhadapan dengan Dosen karna ia tahu itu akan berpengaruh dengan nilai nya.

"Ehh maaf pak, eheheh kirain Diman" ucap Rony lembut menggaruk tengkuknya malu

Akhirnya Rony turun, dan berjalan menunduk.

"Emang enak caper sih, uuuuu" cicit Salma ketika Rony melewati tempatnya.

"Apa?" Balas Rony.

"Rony..." Tegur dosen saat melihat Rony terhenti di samping salma

"Ehe iya pak, nih duduk pak" ucap Rony kemudian berlari kecil ke samping Paul dan mendudukkan badannya secepat mungkin.

"Awas lu" cicit Rony

"Gue bilang sih hati hati Ron, biasanya yang sering berantem itu ujung ujungnya nikah" celetuk Paul hingga bibirnya mendapat sentilan pulpen dari Rony.

The Gentle RebelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang