Chapter 27

3.1K 372 46
                                    

"Nab, kamu tumben gak bawa motor?" tanya Anggis kepada Nabila 

"aku lagi males aja naik motor, jadi tadi mesen grab eheheh" Nabila menyeringai kepada Anggis.

"oh iya Nab, kamu kapan pindah ke apartemen?" 

"lusa Nggis, tinggal nunggu kabar dari Abi dulu, btw kalau pindahan nanti bantuin yah Nggis" ucap Nabila, Anggis mengacungkan kedua jempolnya pertanda setuju.

Semenjak abi naik pangkat di kepolisian menjadi seorang komandan, Polisi berprestasi itu sengaja membeli apartemen di area Jakarta untuk Nabila. ini untuk kenyamanan Nabila, agar Nabila juga bisa dengan nyaman dan leluasa tanpa harus terbatasi fasilitas apapun.

akhirnya mobil Anggis memasuki area kos Nabila.

"Nab aku mampir di kos mu gak papa kan, aku pengen ngasih tahu sesuatu" Anggis tersenyum jahil kepada Nabila dan menaikkan alisnya sebelah.

"seneng banget loh aku kalau kamu mau mampir Anggis" ucap NAbila memeluk badan Anggis dan segera menarik tubuh sahabatnya itu masuk kedalam kamarnya.

perasaan takjub mendatangi Anggis, walaupun kos Nabila bisa terbilang kecil namun semua barang tertata rapi dan bersih. serba pinky, itu yang membuat Anggis menyebut seperti kamar seorang princess.

"Nab, wah kamu serapi ini" ucap Anggis sembari memegangi beberapa pajangan yang ada id meja belajar Nabila

"ih kamu sesuka itu sama komang" ucap Anggis setelah mendapati poster foto komang 

"iyaaaa, suka banget sama komang, itu ada filosofinya loh... tapi mungkin kamu gak ngerti"

"penasaran Nab, spill dikitlah"

"jadi gini, kamu nyadar gak, di lirik lagu komang itu gak ada kata komang" ucap Nabila, Anggis mengangguk 

"Yap, eh baru nyadar loh aku" ucap Anggis sembari menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal itu

"lagu Komang terinspirasi dari surah dalam Alquran yaitu Al-Ikhlas.  Tidak ada kata Al-Ikhlas di dalam surah itu meski judul surahnya Al-Ikhlas. Komang judulnya Komang tapi tidak ada kata Komang di dalam lagu yang di nyanyikan itu, jadi gimana yah? bisa dibilang tanpa menyebut namanya dalam lagu kita udah tahu itu tertuju kesiapa.. gitu Nggis" jelas Nabila

"ih keren, bisa ya kepikiran kesitu" ucap Anggis kagum. nabila tersadar, ada tamu sudah sepatutnya ia menuguhkan sesuatu

"mau makan apa Nggis, aku masakin" 

"gak usah aku cuma bentar kok, kasian juga supir aku nunggu di bawah"

"astaga aku lupa, panggil kesini aja sekalian, kita makan bareng"

"gak usah Nab, bentar aja kok ini" ucap Anggis, Nabila kemudian memperbaiki posisi duduknya begitupun dengan Anggis hingga Anggis lebih mudah menatap mata Nabila

"gini Nab, maaf ya aku lancang aku cuma mau ngelurusin aja, soalnya aku gemesh sama kalian"

"gemesh? kalian? siapa?" tanya Nabila dengan segala kebingungan yang ada dikepalanya

"iya, kamu sama kak Pauli" Nabila terdiam, ia segera memutuskan kontak matanya dengan Anggis

"Nab, kamu gak ada rasa sama kak Pauli? beneran gak ada rasa gitu?" tanya Anggis to the point hingga membuat Nabila gelalapan

"eh.... gak lah, kak Powl itu udah aku anggap kakak" bantah Nabila, namun ia tak sadar bahwa sedari tadi Anggis memerhatikan gelagat sahabatnya itu. Wajah Nabila memucat, tangannya meremas tangan satunya, ada perasaan tidak tenang saat itu. Anggis memunculkan senyum simpulnya

"kennapa Nab, kok keringatan gitu, maghnya kambuh lagi?"tanya Anggis memancing,

"keknya gitu lagi deh Anggis" jawab Nabila polos

The Gentle RebelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang