chapter 12

2.9K 298 16
                                    

Semenjak tahu Paul adalah teman kecilnya, kini Nabila tidak lagi merasa canggung dan takut untuk bersapa ataupun sekedar tegur dengan lelaki yang sering dia panggil Oman waktu kecil dulu.

Diruang kelas yang sudah ramai dihuni oleh mahasiswa, mata kuliah yang seharusnya Paul akan hadir, tapi batang hidungnya tak terlihat sama sekali.

"Ini kita UTS mata kuliah yang diikutin kak Paul juga kan??" Tanya Nabila kepada Anggis

"Oh iya, mana gak keliatan lagi, udah mau masuk ini" ucap Anggis yng menggoyangkan kepalanya kekanan kekiri mencob mancari keberadaan Paul

"Y gak papa kali Nab, urusan dia" celetuk Nuca yang sama sekali tidak digubrish oleh Nabila. Sedangkan Edo sedikit melirik aneh kepada Nuca yang tingkahnya seperti terbakar api cemburu

"Lo telpon aja deh Nggis" bisik Edo kepada Anggis, yng dijawab anggukan oleh Anggis. Namun setelah menelpon anggis menggeleng pasrah menandakan tidak ada respon dari Paul.

"Telpon rumahnya coba hubungin Nggis, barangkali ada yang angkat gitu" ucap Nabila

"Apa hubungan Anggis dengan Paul si berengsek itu?" Batin Nuca yang mulai curiga dengan keakraban Anggis dan Paul

"Gue telpon satpam di rumah nya aja kali yah" ucap Nggis segera menelpon satpam Paul. Jawaban yang diperoleh dari satpam Paul cukup membuat khawatir Anggis dan Nabila, begitupun juga dengan Edo yng sangat mengidolakan Paul.

"Paul katanya demam Nab, tapi gak mau dibawa ke RS" ucap Anggis

"Ya terus gimna dong, gak rela ya gue kak Paul sakit, ntar gantengnya hilang" ucap Edo

"Apasih Edoo, ah" ucap Nggis sedikit kesal

"Astagfirullah, kok bisa demam lagi sih kak Paul, kemarin kan.." ucapan Nabila terhenti karena mengingat ia hampir keceplosan

"Kemarin kenapa Nab?" Tnya Edo curiga

"Nggak yang itu loh, kemarinkan banyak berita DBD, y takut aja kk Paul kena itu" Nabila mencoba mengeles namun tak bisa, gestur tubuhnya sudah bisa dibaca oleh Anggis.

"Habis ini kan gak ada kelas lagi, kita kerumah kak Paul aja jenguk kak Paul" ucap Anggis yang dibalas oleh anggukan keduanya.

"Lo mau ikut gak Nuc" tanya Edo semakin memanas manasi Nuca

"Gak, lagi banyak urusan gue. Tapi hati hati ya kalian" ucap Nuca

"Beneran, ya udah" ucap Edo sedikit mengejek, sedangkan Nabila dan Anggis hanya mencoba terseyum ke arah Nuca

"Beneran gak mau ikut Nuca?" Tanya Nabila

"Gak dulu Nab lagi ada kerjaan dibengkel, lain kali aja, siapa tahu skit lagi kan Nab" ucap Nuca

"Ih kok ngomong gitu" ucap Nabila

"Maksudnya nnti lain kali yah aku jenguk" ucap Nuca lalu tersenyum disambut nggukan dari Nabila.

***

Perkuliahan akhirnya selesai, semua mahasiswa bergegas untuk pulang, ada yang nongkrong, ada yang kerja tugas, dan ada yg sibuk organisasi. Tapi kali ini Nabila, Anggis dan Edo akan menjenguk Paul yang sedang demam. Berjalan di koridor kampus mereka bertiga bertemu Rony.

"Eh Nab liat Paul gak, kok hari ini gak ada kabar dari dia? Kalian sekelaskan hari ini?" Tanya Rony yang disambut anggukan pelan dari Nabila

"Iya kak sekelas, tapi gak masuk" ucap Nabila

"Lah keman lagi sih bule lokal itu, mana gak aktif lagi nomornya" dumel Rony didepan Nggis, Nabila dn Edo

"Kak Paul.." baru saja Edo ingin mengatakan Paul sakit tapi langsung disenggol oleh Anggis yng membuatnya merespon senggolan Anggis dan tak lanjut mengatakan

The Gentle RebelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang