Chapter 8

2.7K 280 11
                                    

Di tengah malam yang gelap, jalan-jalan kota menjadi panggung bagi situasi yang menegangkan dan berbahaya. Di sudut-sudut tersembunyi kota, terdapat arena terlarang yang menjadi tempat para pembalap liar berkumpul. Suasana di sekitarnya penuh dengan ketegangan dan adrenalin yang meluap-luap.

Para pembalap berkumpul dengan mobil mereka yang dimodifikasi secara ekstrem, dilengkapi dengan roda yang besar dan mengkilap, dan sistem knalpot yang menggelegar. Para penonton berkumpul di pinggir jalan dengan napas tersengal-sengal menanti aksi yang akan terjadi. Mereka menciptakan suasana riuh dengan teriakan dan sorakan, memberikan semangat kepada para pembalap yang menantang batas kecepatan dan keberanian.

Dari kumpulan penonton ada Rony, Neyl, Jose, Diman dan Paul.

"gimana Ul, deal gak? Atau gue aja yang maju nih" ucap Rony

"biar gue aja Ron, udah lama gue gak balapan, lumayan kan buat nambah nambahin biaya rumah sakit Rahman" ucap Paul sembari memakai helmnya.

"yaudah good luck bro" ucap Rony menepuk nepu pundak Paul

Neyl dan Diman memeriksa motor Paul ditakutkan ada masalah di mesin, namun nampaknya aman. Sedangkan Jose Nampak sedang bernegosiasi dengan pembalap yang menantang anak Aodra. Terlihat Jose menghampiri teman temannya.

"ul, lo siap siap di garis start" titah Jose menggiring Paul diikuti dengan yang lainnya.

Setelah Paul sudah siap, para pembalap mulai menggeber geberkan gasnya dengan kencang hingga asap dari knalpot pembalap memenuhi tempat.

"Jangan kasih kendor Powl, gas gass uhuyyy" teriak Rony.sedang yang lainnya merasa sangat tegang. Mereka takut sahabatnya akan dicurangi atau bahkan dicelakai seperti Rahman waktu itu.

Paul memandang satu satu mata penantang lalu dengan tegas menutup kaca helmya.

Tiba-tiba, isyarat start diberikan, dan balapan dimulai. Motor-motor cepat itu meluncur seolah-olah seperti kilat, meninggalkan jejak ban yang terbakar di aspal. Mereka melaju dengan kecepatan yang tak terbayangkan, melalui tikungan tajam dan lurus panjang, saling berkejaran untuk mendapatkan posisi terdepan.

Namun, di tengah aksi yang menggila ini, bahaya menyelinap di setiap tikungan. Setiap kesalahan kecil bisa berakibat fatal. Tetapi itu tidak menghalangi semangat dan nafsu para pembalap termasuk Paul. Ia terus menekan batas kemampuannya, mengabaikan risiko dan bahaya yang mengintai.

Semua penonton bersorak sorai menyebut nama para jagoannya.

"anjirrr" itu yang dikatakan Paul spontan saat salah satu pembalap mencoba menyerempet motornya hingga oleng. Namun Paul cukup mahir mengendalikan kuda besinya sehingga ia bisa menancap gasnya kembali dengan stabil.

"kampretttt tuh orang, bisa bisanya main curang" ucap neyl yang melihat insiden itu dari kejauhan

"untung itu Paul" celetuk Diman yang sedari tadi diam

"lo pasti mau bilang kan untung itu Paul bukan Rony" ucap Rony sembari melempar Diman tissue bekas lap keringatnya

"ih jorok lu Ron" balas diman melemparnya kembali.

Tepat di saat yang ditunggu-tunggu, Paul menerobos garis finish sebagai yang terdepan. Kemenangan itu menjadi milik Paul. Gelombang kegembiraan melintasi saat suara sorakan penonton memenuhi telinga.

Diman, Rony, Neyl, dan Jose langsung menghampiri memberikan selamat dan pelukan persahabatan. Datang pula seorang wanita dengan rok pendek dan baju terbuka terlihat ingin memeluk Paul tanda memberi kan selamat. Belum sempat merangkul tangannya sudah ditepis oleh Paul

The Gentle RebelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang