Chapter 18

2.6K 277 12
                                    

Edo, Nabila dan Anggis berjalan menyusuri koridor kampus, Anggis yang sejak tadi sudah memerhatikan segera menghampiri ketiganya.

Mereka Sedang asik mengobrol

"Nuca tadi gak ngampus ya?" Tanya Nabila

"Baru nyadar gue" ucap Edo

"Tumben dia gak hubungin kamu nab, biasanya gitu" jelas Anggis, Nabila hanya menaikkan kedua pundaknya

"Heeiiiii" sapa seorang wanita cantik berambut panjang terurai didepan ketiganya, lebih tepatnya didepan Anggis. Perempuan tersebut tersenyum lebar menatap Anggis.

Edo, Anggis dan Nabila tersenyum ke arah perempuan cantik tersebut.

"Heeiii, kamu apa kabar" tanya perempuan tersebut sembari memeluk erat Anggis, mereka berpelukan seperti teman lama yang bertemu kembali

"Aku baik kak Anggi, kak Anggi kok disini?" Tanya Anggis sembari melepas pelukan Anggi

"Aku ikut program pertukaran mahasiswa, jadi aku disini. Nggak nyangka yah kamu udah kuliah juga, tambah cantik kamu" ucap Anggi sembari mengelus bahu Anggis

"Oh iya kenalin kak, ini Nabila dan ini Edo, sahabat aku" ucap Anggis,

"Salam kenal kak" ucap Nabila menyalami Anggi, Anggi tersenyum.

"Salam kenal kak, saya Edo" ucap Edo tersenyum kepada Anggi.

"Kak Anggi ketemu kak Pauli?" Tanya Anggis sedikit ragu

"Iya, kakak ketemu kok, malahan kakak sekelas sama Pauli" ucap Anggi membuat Anggis terdiam.

"Kalau gitu kakak duluan ya, aku duluan yah semua" ucap Anggi lalu pergi meninggalkan Edo, Anggis dan Nabila.

Semuanya terdiam karena Anggis yang juga masih terdiam sampai Edo harus menyapu muka sahabatnya itu dengan telapak tangannya.

"Hee ngapa lo?" Tanya Edo membuat Anggis tersadar

"Eh " ucap ANggis kaget

"Kamu kenapa Anggis, emang itu siapa, keluarga kamu?" Tanya Nabila

"Bukan keluarga, tapi dulu udah kayak keluarga di Bali"

"Oh dia orang Bali toh, tapi kok lo tadi kayak orang syok gitu waktu liat dia" tanya Edo penasaran

"Mmmm dia itu mantannya kak Paul" ucap Anggis membuat Edo terkejut

"Apa?? Yang lo bilang udah buat kak Paul trauma? Gillaakkk sihh" ucap Edo histeris

"Usshhhh Edo, kebiasaan banget lu teriak teriak gitu"

Nabila hanya terdiam, ia tidak tahu harus merespon seperti apa, dadanya seperti tertusuk dan susah bernafas, ia tak tahu perasaan apa ini. Kenapa mendengar itu dia merasakan sesak di dada seakan tak terima.

"Emang lo seakrab itu sama dia" tanya Edo

"Ya memang keluarga aku apalagi kak Pauli akrab banget sama Anggi, biasanya Anggi main kerumah Pauli, makanya aku juga akrab sama dia, ya gak nyangka aja sih kok bisa dia disini, malah sekelas lagi sam kak Paul, jadi kasian... Gimana ya kak Paul sekarang?" Ucap Anggi khawatir

"Pantes aja tadi kak Paul gak ikut nongkrong di kantin, lagi sama Anggi kali" ucap Edo

Jleppp, ucapan Edo membuat Nabila semakin sesak, hanya diam menyimak obrolan kedua sahabatnya.

"Ishhh gak mungkin lah, yang ada kak Paul nghindarin kak Anggi, paling kak Paul lagi tenangin fikirannya" satu pukulan mendarat ke lengan Edo

"Sakit Ngiss aww..iss" Edo mengelus lengan yang baru saja dipukul Anggis

"Kayaknya magh ku kambuh" batin Nabila yang merasa maghnya sepertinya kambuh karena merasakan sesak di dada.

"Kamu kenapa Nab?" Tanya Anggis melihat Nabila memegang dadanya

"Kek nya magh aku kambuh deh, aku ngerasa perih dan sesak di dada" ucap Nabila

"Lah kan tadi udah sarapan, udah makan siang juga kan Nab, kok bisa?" Tanya Anggis heran. Tiba tiba Edo tertawa terbahak bahak

"Ahahhah hahahah Nab Nab" tawa Edo membuat Anggis dan Nabila kaget

"Lo ykin magh lo kambuh, atau jngan jangan dada lo sesek karna cemburu kali? Ahahahha" perkataan Edo sukses membuat Anggis menutup mulut menahan tawanya karena tak tega melihat Nabila yng sudah nampak kebingungan.

"Tenang Nab, kak Paul sama kak Anggi gak ada apa apa kok, gue jamin kak Paul gak bakalan balik sama kak Anggi" jelas Anggi

"Hah? Emang kenapa kalau gak balikan, eh apasihh, kok aku bingung, aku kan tadi gak ada bahas itu" ucap Nabila polos.

"Yuk pulang yukk, Ngiis Nab" ucap Edo yang sudah pasrah dengan kepolosan Nabila

"Sumpah yah baru kli ini gue punya temen sepolos Nabila" bisik Edo kepada Anggis namun masih terdengar oleh Nabila

"Kenapa Do?" Tanya Nabila

"Gue bilang, baru kali ini gue punya temen polos kek lo"

"Eheh makasih Do" ucap Nabila tersenyum

"Emang polos itu pujian yah?" Tanya Edo meledek

Anggis dan Edo tertawa, karena tak tahu apa yang ditertawakan temannya, Nabila ikut tertawa.

"Nabila Nabila" ucap edo dengan tawanya

"Edo Edo" balas Nabila

Semuanya tertawa mendengar pembahasan yang begitu absurd.

***

Dibasecamp, Paul dan Rony sedang duduk berdua di sofa. Rony yang sedang asik mengecek sosmednya sedangkan Paul dengan gitarnya. Tangannya memetik gitar namun pandangannya kosong seperti orang melamun

"Woiii, awas aja lo kalau kesambet?" Ucap Rony mengagetkan Paul

"Lo mikirin dia?" Tanya Rony hati hati

"Ih mana ada gue mikirin dia, justru gue mikir gimna caranya dia gak ngedeketin gue lagi"

"Dah lah bro, luka lama lo masih kerasa kan?"

"Gue bukannya gak move on, tapi rasa sakit gue, kecewa gue itu masih sangat kerasa, semuanya tiba tiba jelas didepan gue, gimna dia khianati gue, selingkuhin gue" jelas Paul

"Gue ngerti, gue paham, tapi lo harus bisa ngelupain itu semua? Kenapa? Karena lo yang sakit sendiri jadinya. Sedangkan dia?? Dia santai aja, justru malah ngejar lo"

Yng dikatakan Rony benar, dia tak seharusnya terpuruk dan terperangkap dengan luka masa lalunya.

"Coba lo anggap dia itu sebagai orang yng baru lo kenal, jangn ingat dia kalau dia itu pernah buat lo hancur, tapi jangn juga lo ngasih cela buat ngedeketin lo, pokoknya anggap dia temen yang lo cuma tau nama dia, sekelas sama dia, stuck sampai disitu aja..udah beres" jelas Rony

"Tumben tumbenan lu"

"Iya lah, Rony Parulian Nainggolan, siganteng dari Batak" ucap Rony jumawa

"Jumawanya tetep yehh"

Rony menaikkan kedua alisnya.

" Eh yang lagi sama Jose itu pacar barunya lagi?"tanya Paul tib tiba melihat Jose bersama dengan perempuan cantik dengan rambut panjang di urai

"Ya lu tau sendirikan Ul" ucap Rony datar

"Kek pernah liat" ucap Paul

"Namanya Rimar, Gue sebenarnya curiga sama tuh cewek, soalnya sok asik banget, sampe nanya nanyain kita, Diman mana? Paul mana? Kalian semua gimna, gak ad masalah kan? Dia nnya begitu, kek gak pantas  aja gitu" jelas Rony

"Sensi amat lu? Cemburu? Jomblo mulu" ledek Paul

"Deh mending gini, ijo tomat"

"Ijo tomat?"

"Ikatan Jomblo Terhormat, dari pada lo, Jones?" Ucap Rony

"Jomblo ngenesss" lanjut Rony lalu berlari meninggalkan Paul. Karena kesal, Paul melemparkan bantal sofa kepada Rony namun terlambat Rony sudah menjauh.








The Gentle RebelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang