chapter 5

2.9K 291 17
                                    

Nabila bergegas pergi meninggalkan senior seniornya karena memang seharusnya Nabila tidak terlibat dalam hal itu.

"Nab" panggil Edo dan Anggis

Melihat Nabila yang seperti orang kebingungan, Edo dan Anggis segera menghampiri sahabatnya itu.

"kamu kenapa Nab?" Tanya Anggis sembari memerhatikan raut wajah Nabila

"gak kenapa napa kok Nggis, keluar yuk" ucap Nabila seembari menghindari pertanyaan Anggis yang menurutnya tidak pantas menceritakan hal yang ia lihat tadi.

"nah, cari makan aja kita" ucap Edo sambil mengusap ngusap perutnya.

Anggis, Nabila, dan Edo berjalan menuju kantin. Saat perjalanan ke kantin, seseorang tiba tiba menyapa Nabila.

"hay Nabila" seorang laki laki asing yang menyapa Nabila lalu tersenyum licik kemudian berlalu pergi, Namun Nabila membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

"itu siapa Nab?"Tanya Anggis

"aku juga nggak tahu itu siapa, ya karna dia nyapa aku, aku senyum aja" ucap Nabila

"keknya bukan dari fakultas kita deh" ucap Edo

"udah ah langsung ke kantin aja gak sih, lapar nih gue" ucap Anggis. Kemudian mereka bertiga menuju kantin

Sementara di belakang panggung anak anak Aodra berembuk untuk mencari tahu siapa yang mengeroyok Diman.

"gue yakin ini pasti perbuatan geng Alaska" ucap Jose dengan yakin.

Alaska adalah geng motor musuh bebuyutan Aodra. Permusuhan terjadi ketika salah satu anak Alaska mengeroyok Anak Aodra sampai koma hingga sekarang, hingga pada akhirnya terjadi peperangan antar 2 geng motor tersebut dan Aodra memenangkan dengan berhasil menciderai beberapa anak Alaska. Sejak kekalahan itu, Alaska justru menaruh dendam kepada Aodra.

"mereka pasti sengaja ngehadang Diman buat sabotase penampilan kita hari ini" ucap Roni

"tapi mereka tahu dari mana?" ucap Neyl

"ya bisa ajakan dia punya mata mata disini" ucap Jose. Semuanya memikirkan apa yang diktakan Jose. Sangat masuk akal jika geng Alaska punya mata mata di kampusnya.

"jadi gimana, kita balas sekarang gak nih" ucap Rony

"atau kita langsung serbu markasnya sekarang" ucap Jose

"eh guys tenang dulu bisa gak, lo ada bukti kalau itu mereka?" ucap Salma yang sedari tadi fokus mengobati luka Diman

"bener apa yang dibilang Salma, kita cari bukti dulu" ucap Neyl terlihat lebih tenang

"lo juga sih Dim kalau ada apa apa langsung telpon, sok sok ngelawan sendiri" ucap Salma sambil mengobat luka Diman dengan sedikit kasar karna kesal.

"akh sakit Sal, ya mana sempet gue ngabarin, orang tiba tiba langsung dihadang" ucap Diman sambil menahan perih di wajahnya.

"Dim, ditempat lo dikeroyok ada CCTV gak?" ucap Paul

"gak ada, kebetulan tempat itu bukan jalan raya jadi gak ada CCTV nya" jelas Diman

"gimana kalau kita ke markasnya langsung" ucap Rony

"gila lo Ron, sama aja lo masuk kandang macan" ucap Novia

"ya mau gimna lagi, cara satu satunya itu, gue gak rela Diman diginiin" ucap Rony berdiri lalu menunjuk Diman yang masih kesakitan. Sekocak kocaknya tingkah Rony, dia orang yang sangat care.

"kita semua gak rela, Cuma cerdas dikit dong Ron" Salma berdiri lalu menunjuk Rony

"kenapa jadi kalian yang berantem sih" ucap Jose berusaha melerai Salma dan Rony yang adu bacot saat itu. Novia segera menarik lengan Salma dan mendudukannya di kursi. Paul hanya bisa memijat kepalanya pusing.

The Gentle RebelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang