Aku memandangimu dengan penuh rasa ingin memiliki.
Bagiku apapun yang ada pada dirimu adalah segala hal yang mampu membuat diriku tercukupi.
Aku ingin menggenggam mu dengan genggaman yang begitu erat.
Bagiku, apapun yang menyakitimu adalah segala hal juga yang dapat menyakiti ku.
Aku pernah merasa sangat yakin bahwa ucapan aamiin dalam lisanmu akan bersambut baik dengan segala doa yang aku lafalkan.
Aku pernah mencoba benar-benar memantaskan diri, demi untuk bersanding denganmu yang aku anggap terbaik.
Kenyataannya, kamu tak pernah melihatku sebagai sesuatu yang dapat menyenangkanmu.
Telingamu, tak pernah mendengar apapun yang aku semogakan atas mu.
Dan hatimu, tak turut bersama ketika kamu datang padaku.
Aku ingin melupakanmu segera.
Namun, bagaimana mungkin aku merasa kehilangan? Akan dirimu yang memang seharusnya patut dilupakan.
Aku sudah melihatmu mencintai wanita lain dengan begitu hebat.
Tetapi Tuhan masih menempatkan namamu dalam hatiku.
Namamu abadi di dalam setiap tulisan yang aku tulis untukmu, juga di dasar hatiku.
Aku tahu kamu tak akan kembali.
Aku tahu kamu tak akan datang menemui ku sekali lagi.
Tetapi, tak ada yang bisa membuatku berhenti mengharapkanmu kembali.
Bertemu denganmu kemudian jatuh cinta adalah hal yang tak pernah aku rencanakan sebelumnya.
Kamu, pria menakjubkan yang menyimpan banyak sekali hal-hal kecil yang begitu mudah membuatku jatuh hati.
Mungkin, kamu tahu aku jatuh cinta padamu.
Tapi, kamu tak pernah tahu aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu.
Aku dan kamu adalah kisah tanpa akhir.
Aku dan kamu adalah tawa sementara.
Ternyata melupakanmu tak semudah saat aku mencintaimu.
Sampai saat ini melupakanmu, adalah hal begitu berat.
Hatiku enggan melepas namamu.
Namamu telah terukir begitu dalam di dasar hatiku.
Kamu mungkin bertanya, mengapa aku enggan melupakanmu? Kamu tahu?
Aku tak bisa melupakanmu dengan mudah, bukan hanya karena kamu baik.
Kamu yang pertama bagiku.
Untuk yang pertama kamu memperlakukan ku dengan begitu baik, belum ada yang bisa menggantikan mu hingga kini.
Kamu adalah orang pertama yang akan selalu jadi yang pertama untukku.
Bahkan, cara paling sederhana yang kamu lakukan bisa dengan mudah membuat hatiku berbunga.
Waktu itu, aku begitu bahagia.
Aku merasa menjadi orang yang paling bahagia saat bersamamu.
Tetapi, kebahagiaan tak menetap dengan lama.
Benar kata pepatah.
Orang akan datang dan pergi sesuai dengan masa nya.
Dan setiap orang akan ada masa nya.
Tak peduli, sebanyak apapun usaha ku agar kamu tetap tinggal, nyatanya kamu datang hanya untuk meninggalkan.
Terima kasih atas segala kebahagiaan yang tercipta saat bersamamu.
Terima kasih atas segala pelajaran mencintai yang kudapat saat bersamamu.
Kamu mengajarkan ku bahwa titik tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan untuk Kamu
Short StoryHanya tulisan sederhana yang tak bisa terbaca oleh kamu. Hanya tulisan sederhana yang tak mampu melukiskan betapa aku mencintaimu.