Tulisan untuk Kamu

Hancur Berantakan

Kamu tahu hal yang paling menyakitkan saat jatuh cinta?

Jawabannya adalah jatuh cinta seorang diri.

Memang apalagi yang lebih menyakitkan dari perasaan tak terbalas?

Orang bilang,
lari dari hal menyakitkan hanya akan membuat luka terasa lebih menyakitkan.

Orang bilang, menikmati luka adalah cara perlahan untuk mengobati luka.

Aku hanya ingin terluka hingga sembuh.

Karena segala luka ini tercipta dari segala harapan yang kuciptakan sendiri saat jatuh cinta padamu.

Bukankah saat terjatuh sudah pasti sakit?

Apalagi saat jatuh hati pada hati yang tak jatuh padaku.

Aku tak tahu, bagaimana cara menjelaskan rasa sakit ini.

Rasanya sakit sekali.

Tetapi, aku tak tahu bagian mana yang sakit, karena setiap sisi sudah hancur berantakan.

Bahkan hanya tersisa remahan hati.

Namun, remahan hati ini seolah memiliki suara dan memintaku untuk terus menunggu.

Aku tak tahu sedang menunggu apa disini.

Aku tak tahu, mengapa hatiku terus saja berharap kamu akan kembali.

Kamu akan menemuiku sekali lagi.

Aku selalu saja punya harapan bahwa suatu saat perasaan ini akan terbalaskan.

Aku tahu, aku terluka oleh harapanku sendiri.

Aku menikmatinya.

Aku menikmati setiap luka yang tersisa.

Entah sampai kapan aku akan duduk diam disini.

Kamu harus tahu.

Luruh tangisku, saat melihatmu jiwa yang kucintai, mencintai orang lain dengan begitu hebat.

Aku selamat melintasi lautan luka, walau sambil berjalan tertatih.

Namun, aku selalu saja tenggelam akan kilasan memori saat bersamamu.

Kamu harus tahu.

Segala hal yang dilepaskan secara terpaksa, rasa sakitnya tak pernah sederhana.

Apalagi melepaskan sosokmu yang tak pernah menjadi milikku.

Aku menyimpan hatiku hanya untukmu, aku tahu kamu tak akan kembali.

Aku juga tahu, kamu telah bahagia dengan duniamu.

Aku cemburu, kecewa, dan sakit hati, tapi itu semua tak pernah bisa membuatku berhenti mencintaimu.

Aku masih disini dengan remahan hatiku yang tetap mencintaimu.

Duniaku tetap kamu, walau di duniamu tak pernah ada satupun aku.