Maaf atas segala perasaan berlebihan yang kuberikan padamu.
Aku lelah terus seperti ini.
Aku ingin segera lepas dari segala bayang-bayangmu.
Aku juga ingin melupakan seperti kamu yang dengan mudah melupakan ku.
Tapi, hati tak pernah mau melepas namamu dari genggamannya.
Aku sudah berusaha keras melupakan mu, namun lagi-lagi yang aku dapatkan adalah kesia-siaan.
Hatiku terlalu erat menggenggam namamu.
Semakin aku paksa untuk melupakanmu, hatiku juga yang akan tersiksa.
Memang benar cara terbaik untuk melupakan adalah tidak melupakan sama sekali.
Aku hanya perlu sedikit mengenang kemudian ikhlas yang dipaksakan.
Maaf, bila membuat mu terbebani atas segala perasaanku.
Aku janji, saat aku berhasil melupakanmu dan rasa ini hilang di telan waktu.
Aku akan berhenti menulis tentangmu.
Sekarang aku masih belum bisa berhenti.
Tolong berikan aku sedikit waktu untuk mengenang rasa kehilangan, sampai aku siap menerima bahwa kita memang tak ditakdirkan bersama.
Kamu, tak perlu khawatir sedalam apapun cintaku padamu.
Aku tak akan merusak kebahagiaan mu dengan dia pilihanmu.
Kamu tak perlu menghiraukan ku.
Karena perasaan ini milikku, dan bukan salahmu.
Semua perasaan ini ku pendam sendirian, termasuk segala rindu yang hanya dapat tersampaikan melalui tulisan.
Berbahagialah bersama dia.
Tak perlu khawatir, aku tak akan menghalangi kebahagiaan mu karena aku tak pernah berniat menjadi penghambat bahagia mu.
Bahagia mu masih menjadi sesuatu yang selalu ku pinta pada semesta.
Walau pada bahagiamu, tak pernah ada satupun aku.
Terima kasih, karena membuat kembali mengenal cinta, walau harus kembali mengenal patah.
Terima kasih, menulis segala tentangmu adalah bahagiaku, maksudku kebahagiaan untuk hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan untuk Kamu
Cerita PendekHanya tulisan sederhana yang tak bisa terbaca oleh kamu. Hanya tulisan sederhana yang tak mampu melukiskan betapa aku mencintaimu.