★ - Blue Catton

816 59 3
                                    

𝐛ipp... 𝐛ipp... 🚗
.
𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐧𝐞𝐞𝐝 𝐮𝐫 𝐯𝐨𝐭𝐞, 𝐩𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐟𝐨𝐫 𝐬𝐮𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭 𝐭𝐡𝐞 𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫.

















Pada pagi harinya disekolah, Karasu berjalan di lorong

sekolah dengan santai sambil memasukkan tangannya kesaku.

Layaknya tak terjadi apa-apa Karasu menghampiri kedua temannya.

"BAAAAHH!...HEHEHA!"

"Wah anj kaget tai" Ucap Otoya menoleh kearah Karasu dengan muka sinis nya.

"Astagfirullah kaget aku" Ucap Yukimiya di samping Otoya lalu menoleh kearah Karasu.

Karasu menyeringai lalu merangkul kedua bahu temannya itu "Oy gua kemaren berhasil deketin dekel".

"Rill kah?" Kata Otoya dengan penasaran.

"Dekel yang mana?" Tanya Yukimiya.

Karasu menjawab dengan sedikit rona di pipinya "itu loh si biru" katanya dengan seringai kecil.

"Si biru apaan si biru?... Biri biri?" Kata Yukimiya dengan tidak taunnya.

"Itu anjay si Hiori loh Ki" jawab Otoya kepada Yukimiya yang sepertinya dia baru tau tentang ini.

Yukimiya mengangguk paham, pria berkacamata itu benar-benar lebih polos dari kedua temannya yang sesat ini.

Mereka bertiga mengobrol hal random yang tidak terlalu penting seperti, tutorial cara naik awan dan hal tidak manuk akal lainnya.

"Sumpah kali ini kayaknya gua bukan di anggap sekedar temen deh sama dia" kata Karasu dengan nada sedikit sombong.

"Yang bener tuh?... Aku takut kau nya kepedean nantinya ujung-ujungnya kayak permen karet loh" Ucap Yukimiya menoleh kearah Otoya dan Otoya menatap balik Yukimiya.

"Awokawok manis diawal anying"

"Oh iya nih si Yukkey ni jarang bet ngomong toksik, alim banget kek nya" kata Karasu menatap Yukimiya dengan matanya yang sdikit menyipit.

"Mau aku ajarin col-"

"Jangan goblog gak bener lo"

"Ya maap toy... Hampir keceplosan" Karasu nyengir.

Yukimiya menatap polos mereka berdua meskipun wajah dan tampang Yukimiya yang polos tetapi ia bisa mengerti beberapa hal yang negatif.

"Col?... Col apa?... Colek sambel?" Kata Yukimiya mengeluarkan wajah polos tanpa dosanya.

"Bro bagaimana kita menjelaskannya?" Tanya Otoya kepada Karasu sedikit berbisik.

"Yntkts".

.

.

.

.

.

.

Sementara itu di kelas Hiori, Hiori sedang frustasi ia masih inget kejadian dia sama Karasu kemarin.

"Ya ampun memang gagak tolol itu... Menyebalkan" batin Hiori mengusap kepalanya sendiri.

Lalu kemudian Nanase menghampiri Hiori dan duduk disebelahnya.

"Kamu kenapa?... Kayak depresot sekali" ucap Nanase dengan nada bercanda.

"Oh iya kemarin kenapa afk?... Padahal kamu pro mainnya sayang loh ditinggal kemarin"

Hiori terdiam sejenak sejujurnya ia binggung mau menjawab apa jadi ia terpaksa berbohong.

"Oh kemarin aku afk karena komputer ku mati tiba-tiba"

"Oh begitu ya?.. Lalu suara cowok berat itu siapa?" Tanya polos Nanase.

"Kan udah ku bilang itu temenku lah" jawabnya.

Nanase sebenarnya sedikit curiga tetapi ia memendam curiganya dan melupakan hal tidak penting itu.

Nanase mengubah topik pembicaraan menjadi pembicaraan tentang hal lain.

"Btw menurut mu makanan paling enak apa?... Aku ingin memakan sesuatu sekarang" kata Nanase mencodongkan tubuhnya mendekati Hiori.

"Tempe goreng
"Engga canda aku lebih suka barbeque maybe" ucap Hiori dengan wajah serius walaupun seperti memaksa untuk bercanda pada Nanase.

"Mukamu tampak bete terus.. Aku jadi overthinking" Khawatir Nanase.

Hiori menyandarkan kepalanya di tangannya dan duduk sedikit membungkuk, akhir-akhir ini Hiori tampak berbeda, Hiori tidak menjawab lalu berdiri dan berjalan pergi.

"Yo?... Mau kemana?" Ucap Nanase ikut berdiri sambil memperhatikan Hiori dari belakang.

"Suatu tempat" jawannya dengan singkat.



Beberapa lama kemudian, Hiori sedang duduk di kursi kelasnya sendirian dengan sambil meminum Yakult, "kejadian malam tadi... Ah lupakan!" Ucap Hiori dengan sedikit rona merah di pipinya.

Sementara itu di tempat Karasu. Karasu baru saja selesai latihan bola di lapangan, Karasu pergi memasuki gedung sekolah sambil memegang handuk kecil di tangannya.

"Melelahkan... Dimana Hiori sekarang?..." Batin Karasu mulai menelusuri lorong.

Tak lama dari itu Karasu melihat Hiori keluar dari salah satu kelas, Karasu berlari kearah Hiori dan menepuk kepala belakang nya.

"Hei.. Hiori... Aku merindukanmu" kata Karasu dengan sedikit seringai dan melingkari tangannya di pinggang Hiori.

"Kita baru saja tidak bertemu selama beberapa jam.. Uhm.." Hiori menoleh kesamping untuk melihat Karasu, sebenarnya Hiori berusaha menahan rona pipinya karena sentuhan Karasu.

"Oke... Lepaskan aku Karasu"

"Ngga mau~"

Hiori menghela nafasnya dan mendorong wajah Karasu untuk menjauh dari leher belakang nya dan melepaskan tangan Karasu dari pinggang nya.

Tiba-tiba Karasu menunjukan sebuah pensil di sakunya dan heran sendiri kenapa ada pensil di sakunya "kenapa aku membawa ini?.. Uh?" Gumamnya.

"Kau membawa pensil saat bermain dilapangan untuk apa?" Tanya Hiori melihat kearah pensil itu.

"Kau tidak tau apalagi aku"

Suasana hening dan sepi di lorong itu, Karasu menatap mata Hiori dan Hiori menatap mata Karasu.

"Jangan liat aku begitu"

"Maaf.." Kata Karasu dengan lembut suaranya sebelumnya tidak pernah selembut ini, Hiori sedikit melebarkan matanya lalu melihat ke Karasu lagi.

"Kurasa... Tidak apa-apa kok" kata Hiori tersenyum cerah, Karasu melihat senyuman Hiori, dia langsung memalingkan wajahnya yang sedikit merona

"Dia manis... Lebih manis dibandingkan gula" batin Karasu di dalam hati nya.




























Tbc...
Sampe disini dulu yayy jan lupa vote ya😙☝
Gomen kalo ada taipo ato semacam nyahh

𝐀 𝐏𝐥𝐚𝐲𝐞𝐫. - 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang