★ - He Is Only MINE.

837 57 12
                                    

𝐛ipp... 𝐛ipp... 🚗
.
𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐧𝐞𝐞𝐝 𝐮𝐫 𝐯𝐨𝐭𝐞, 𝐩𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐟𝐨𝐫 𝐬𝐮𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭 𝐭𝐡𝐞 𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫.
























Karasu duduk di kursi dan menatap Hiori yang masih terduduk lemas di lantai.

Tubuh Hiori sedikit gemetar dan air mata terus menerus jatuh dari matanya, dan saat itu Karasu menyipitkan matanya menatap Hiori tanpa rasa kasihan sama sekali.

"Menyedihkan" gumam Karasu dengan nada mengejek.

Hiori mendengar gumaman itu dia langsung menangis lebih banyak lagi.

"Jangan menangis di depanku seperti itu... Aku tidak suka kau menangis"

Karasu berdiri menyilangkan tangannya di dada dan menatap Hiori dari atas.

"Pergi ke kamarmu sekarang dan terima hukumanmu" kata Karasu sambil perlahan menyeringai lebar.

"H-hukuman?... tap-" kata-kata Hiori terpotong oleh Karasu.

"Berhenti protes pergi ke kamarmu sekarang... atau..." karasu melepas ikat pinggang nya.

"Aku bisa menampar pantatmu dengan ini."

Hiori yang mendengar itu seketika tidak bisa berkata-kata lagi, dia berjalan dengan lesu menuju kamar.

"Apa yang harus kulakukan lagi...?" Tanyanya sambil ketakutan.

Hiori berdiri di tengah kamar lalu Karasu masuk dan mengunci pintunya agar Hiori gak bisa kabur ke manapun itu.

"Turuti perintahku dan hukumanmu selesai."

"Duduk disana" perintah Karasu menyuruh Hiori duduk di tepi ranjang.

Hiori hanya menangguk saja daripada mendapatkan hal yang malah memperburuk keadaan tapi ini juga salahnya sendiri.

Jantungnya berdebar kencang saat melihat tatapan Karasu yang sedikit berbeda dengan mata malas ungunya gelapnya.

Karasu perlahan mendekati Hiori dan menepuk rambutnya. "Good boy" ucapnya dengan seringai nya tambah lebar.

"Aku merencanakan hal yang luar biasa malam ini... hanya kamu... dan aku, kita berdua"

Tiba-tiba Karasu mendorong Hiori untuk berbaring di ranjang dan menjepitnya, tatapan Karasu penuh dengan nafsu dia menatap hiori dengan penuh hasrat untuk... 'u know'



































"..."





















"Karasu...."






















"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐀 𝐏𝐥𝐚𝐲𝐞𝐫. - 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang