Jadian

496 34 11
                                    

              Happy Reading

Para penghuni Kosan Abi, di tambah Gibran sedang nongkrong di warung Mpok Atiek, biasalah yang mengajak nongkrong di sini Gibran. Minus Risky dan Ren, Risky sedang pulang ke rumahnya. Dan Ren entah pergi kemana, padahal biasanya ia tidak pernah absen bila di ajak nongkrong.

"Muka lo kayak mayat hidup Gib, takut gue liatnya." Jenan yang tengah makan mie lidi pun agak kasian melihat Gibran.

"Dia lagi galau kali, kenapa lo cerita aja bro, kalau lagi ada masalah tuh, siapa tau bisa kita bantu." Januar juga kasihan melihat Gibran, berasa habis di tolak cewek.

"Percuma, dia gak bakal ngedengerin perkataan kita, di kasih masukan aja percuma gak bakal diwaro," kata Haikal, dia sudah tau permasalahan ini dari Ren.

"Tau nih, percuma ngajak kita, buat liat lo ngegalau." Liam ikut mencomot mie lidi milik Jenan.

"Mana, orang paling waras dan kaya di antara kita gak ada yang hadir, males banget mending gue ngapelin ayang Seren." Dia jadi males ikut kumpul, kan kalau ada Ren pasti enak, si Gibran pasti langsung di ulti, terus kalau ada Risky mereka bisa di traktir.

"Ikut, gue buruan bawa motor kalian, gak mau tau harus ikut, kalau gak ikut gue tonjok kalian satu-satu." Acaman Haikal bukan main, dia punya rencana jenius kali ini, dia harus bertindak, soalnya otak dari Grup ini sedang hiatus.

"Anying, mau kemana sih, mie lidi gue masih banyak ini." Jenan rasanya ingin menonjok wajah temannya, bisa-bisanya lagi asik nongkrong malah di suruh pergi.

"Cepet elah, Jenan lo nebeng sama Januar, terus lim lo sered tuh mayat hidup, let's go." Haikal langsung membuat gestur tangan untuk segera pergi.

Yang lainnya hanya bisa menurut, lagian mereka penasaran juga, apa yang akan dilakukan Haikal. Liam sendiri segera menyeret Gibran.

                         •••
                      
Mereka berlima tiba, di depan rumah entah siapa penghuni di dalamnya, lebih tepatnya yang terlihat bingung ialah Gibran, Jenan, Januar dan Liam.

"Ini rumah siapa sih, mau ngajak kita maling ya lo." Jenan mulai curiga, mungkin kekayaan Haikal itu berasal dari hasil maling, atau jangan-jangan dia anak seorang mafia.

"Gue skip dulu deh, takut masuk neraka."

"Kayak yang yakin aja lo bakal masuk surga." balas Liam pada Januar.

"Gue balik aja nih, gak jelas lo kayak si Januar, kal." Mulai melangkah pergi, Gibran rasanya sudah muak dengan semua ini.

"WOI, ADA ORANG GAK? KALAU ADA KELUAR DONG."

"Astaghfirullah, jangan teriak-teriak juga dong, lo ganggu warga komplek kalau kita di gebukin rame-rame gimana anjir," ucap Januar awas aja jika mereka kena masalah, orang pertama yang wajib di salahkan itu Haikal.

"Apaan sih, berisik lo kal." Wilona keluar dari rumah, diikuti oleh Rena dan Sonya.

"Ini, tujuan gue ke sini karena ada hal penting, Gibran katanya mau ngomong sama lo Rena." Haikal langsung mendorong tubuh Gibran, hingga dia berhadapan langsung dengan Rena.

"Lah, kok jadi gue." Gibran yang semula seperti mayat hidup kini melirik ke arah Haikal dengan tatapan maut.

"Mau ngomong apa gib?"

"KATANYA DIA CINTA SAMA LO." Haikal sudah merencanakan ini, bodoamat bila terkesan brutal.

Yang lain langsung terkejut dengan perkataan Haikal, dan yang lebih terkejut di sana adalah Rena, dia menatap tak percaya pada Gibran.

Kosan Abi | 04L [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang