1 || Perkara Ditinggal

160 65 24
                                    

Hayiii!✨
Gimana kabarnya?

Jangan lupa untuk vote dan komennya~
Happy Reading<3

🌷🌷🌷

Gadis itu tengah berjalan dengan langkah tergopoh-gopoh sembari membawa sebuah buku cetakan tebal pada lipatan kedua tangannya, membiarkan kedua alis tertaut melewati lorong sekolah yang sudah cukup sepi. Entah semalam memimpikan apa, sehingga pagi ini ia harus bersusah payah memanjat pagar tembok belakang sekolah agar dapat masuk ke area sekolah.

"Bangsat lo, Hali!" umpatnya bergumam, dengan gigi yang menggertak.

Langkahnya yang panjang membuat salah satu tali sepatunya terlepas, tanpa sadar memijak tali yang telah terurai, gadis yang hendak berbelok itu justru memijak tali sepatunya sehingga membuat raganya harus terjerembap ke depan tanpa ia sengaja.

"Haliii!!!" pekiknya. "Ini semua garap-gara lo!" Kedua tangan gadis itu mengacak rambut yang terurai, bak orang tidak waras yang berada pada tahanan rumah sakit jiwa.

Ia mulai bangkit, membersihkan sisa serbuk halus pada telapak dan seragam yang ia kenakan, kemudian menarik buku tebal yang terlempar tak jauh dari ia terjatuh dengan kasar. Hendak ia berbelok, justru ia menabrak dada bidang milik seseorang.

"Aduh! Lo tuh-"

"Kalau jalan pakai mata!" ucap seorang cowok, menatap dengan pandangan merendah menyamakan ketinggian gadis yang tengah mengusap pelipis di depannya.

"Mana ada jalan pakai mata! Di mana-mana jalan pakai kaki, bego!" jawab gadis itu cukup ketus, dengan mata melotot.

Cowok itu lantas terkekeh, menampakkan sisi pesona tampannya melalui tawa yang menawan. Meski tampak seperti itu, gadis yang masih berdiri di hadapannya dengan tatapan beribu kekesalan itu sama sekali tidak merasa tertarik. Selama ini justru ia menganggap pemuda dihadapannya sebagai cowok paling menyebalkan di muka bumi.

"Marah-marah mulu. Entar cepet tua, gue enggak mau nikahin apalagi lo tua kecepetan."

"Apa, sih, Hali?!" pekik gadis itu.

"Apa, sayang?"

Muak! Gadis ini sudah muak dengan pemuda yang ada di depannya sekarang!

Halilintar Axieleanno, singkatnya Hali, nama keren miliknya justru dijadikan lelucon oleh teman-temannya, cukup banyak orang kurang waras memberi sapaan sialan dengan menamakannya Geledek, bahkan dapat dihitung dengan jari siapa saja yang berbaik hati memanggil namanya dengan normal.

"Lo enggak mau minta maaf sama gue?"

"Buat apa?" tanya Hali, mengedikkan bahunya tak acuh meski ia tahu kesalahannya terletak di sebelah mana.

"Lo yang bikin penampilan gue kayak kucing birahi, tahu!"

Hali terkekeh sekali lagi, jawaban dari gadis ini membuatnya tergelak. Tak salah jika penampilan gadis mungil hadapannya terlihat dua kali lebih berantakan. Rambut panjangnya yang selalu tertata lepas terbuka kini kusut acak-acakan, peluh bercucur, hingga seragam sekolah miliknya tanpa dibuat-buat tak lagi rapi sebab banyaknya pergerakan yang diciptakan oleh gadis ini kala berjuang penuh memanjat pagar tembok belakang sekolah.

Adrea Zeoline, gadis cantik bersurai legam, gadis berbadan mungil yang kerap Hali bayangkan seperti kedelai hijau ini memiliki mata hazel terang yang indah, dipadukan dengan bentuk almond eyes-nya yang menggemaskan, bibir mungil berwarna merah ceri, dan tinggi awak yang hanya berjarak dari posisi dada Hali, menambah kesan lucu bagi cowok pemilik hidung bangir.

[#3] ETHEREAL || Sudah Terbit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang