</ "Jangan ajari aku kuat, mari akan ku ceritakan belasan tahun menyesakkan."
Sebelumnya perkenalkan namaku Thalassa Neelya Eilaria, sejak kecil Thalassa tumbuh besar bersama kedua orang tuanya. Rosemery dan john, Thalassa Terlahir dari keluarga yang terbilang berkecukupan, Thalassa memiliki dua orang kakak, dan Thalassa merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
Kakak laki-lakinya bernama Steven kenrich elmer, sedangkan kakak perempuannya bernama Alfisyna Abelyn Caithlyn.
•••••
Kakak pertama Thalassa, Bernama Steven kenrich lahir di Jawa Tengah, lebih tepatnya pada Tahun [1996]. Steven tinggal di sana sampai usianya mencapai enam bulan.
Ketika Steven jatuh sakit, Semua keluarga besarnya menduga ia merindukan John, sehingga mereka memutuskan untuk membawanya ke Depok. Ajaibnya, setelah tiba di Depok, Steven mendadak sembuh, seolah tidak terjadi apapun.
Setahun kemudian, Rosmery dan Steven kembali ke Jawa karena ibunya Rosmery alias Neneknya Steven. merasa sangat rindu pada cucunya Steven dan memintanya untuk segera pulang ke kampung. Mereka pun menginap Seminggu di Jawa.
keesokan harinya, Steven kembali jatuh sakit. Sakitnya dimulai dari tengah hari setelah Zuhur, dengan demam yang semakin lama semakin panas.
Menjelang Maghrib, matanya mulai melotot, kadang ia sadar, namun kemudian kembali kejang-kejang hingga subuh tiba.
Keadaan ini membuat john dipanggil untuk segera pulang ke Jawa, sedangkan Rosmery tinggal di Jawa lebih lama, karena ada peringatan 1000 hari mengenang wafatnya sang ayah.
Saat john datang, tiba-tiba saja Steven sembuh seolah-olah tidak terjadi apapun. John tinggal di kampung selama Tiga hari, namun ketika john kembali ke Depok karna masa cutinya telah habis, penyakit Steven kambuh kembali.
Suatu Hari sekitar pukul tiga pagi, tiba-tiba Steven terbangun dengan teriakan, duduk dengan mata melotot, melihat sesuatu yang tampak mengerikan lalu Dia berkata, "Itu mah, itu mah, Steven takut!" Rosmery segera menutup matanya dengan harapan meredakan ketakutannya.
Namun, siangnya setelah Zuhur, demamnya kembali naik dan tubuhnya mulai kejang-kejang.
Pada pukul sembilan malam, mereka membawanya ke Rumah Sakit di Jawa tengah Jaraknya cukup jauh memang. namun ketika di diagnosa. dokter tidak menemukan penyakit apa pun, dokter menyatakan jika kondisi Steven dalam kondisi baik.
Rosmery bersikeras untuk menginap beberapa hari di rumah sakit. Ketakutan terus menghantuinya, membayangi setiap pikirannya. Ia khawatir sewaktu-waktu penyakit anaknya bisa kambuh. Tidak ada yang bisa meyakinkannya untuk pulang, tidak suaminya, tidak juga para dokter yang berusaha menenangkannya dengan kata-kata yang meyakinkan.
Bagi Rosmery, berada di dekat anaknya, dalam jangkauan perawatan medis, adalah satu-satunya cara untuk meredakan keresahannya. Setiap malam, ia duduk di samping ranjang kecil itu, memandangi wajah pucat anaknya dengan penuh kasih dan harapan. Walaupun lelah, matanya tetap terjaga, mengawasi setiap napas dan gerakan kecil yang dibuat oleh buah hatinya.
Selama menginap di rumah sakit, Steven menunjukkan perilaku aneh. Ia sering mencekik Rosmery dan berteriak memohon untuk pulang.
Suatu malam, saat Steven mengalami kejang-kejang, Rosmery tidak sempat berpikir bahwa gigi anaknya bisa menggigit lidahnya sendiri. Dengan cepat dan tanpa ragu, ia mengganjal mulut Steven untuk mencegah hal tersebut. Orang-orang di sekitar yang menyaksikan kejadian itu segera menyarankan agar Rosmery segera mengeluarkan jarinya dari mulut Steven, khawatir jika jari-jarinya bisa putus. Namun, kecemasan Rosmery terhadap kondisi kesehatan anaknya yang kian hari semakin memburuk membuatnya tak mengindahkan nasihat mereka.
Akhirnya, tanpa berpikir panjang, Rosmery memutuskan untuk segera memesan tiket bus untuk pulang ke Depok. Ia merasa bahwa membawa Steven pulang adalah keputusan terbaik, meski itu berarti meninggalkan semua pakaian dan barang-barang yang ia bawa ke kampung. Dalam kekalutan, ia mengesampingkan segala hal selain keselamatan anaknya.
di dalam bus, Rosmery menelepon sanak saudaranya agar membereskan barang bawaannya dan mengirimkannya nanti ke Depok.
Sementara itu, di kampung, seorang yang mengerti akan hal-hal gaib mendengar tentang kondisi Steven. Orang pintar itu, dengan wajah penuh keyakinan, membuatkan sebuah kalung khusus untuk bayi Steven. "Pakaikan kalung ini pada anakmu setiap kalian hendak pulang ke kampung halaman kalian," katanya dengan nada yang penuh kepastian. "Kalung ini akan melindunginya dari gangguan gaib."
Rosmery, yang sudah putus asa mencari segala cara untuk menyembuhkan anaknya, memutuskan untuk mengikuti saran tersebut. Ia memasangkan kalung itu pada leher Steven setiap kali mereka kembali ke kampung.
Sejak mengenakan kalung itu, Steven tak lagi mengalami gangguan gaib seperti sebelumnya. Tidurnya menjadi lebih tenang, dan perilaku anehnya perlahan menghilang. Rosmery merasakan beban berat terangkat dari pundaknya, melihat anaknya kembali ceria seperti sedia kala.
•••••
•••••
</NEXT™
KAMU SEDANG MEMBACA
Narnia - precognitive dreams
ParanormalKisah ini diambil Berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi ulang. Dikemas menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Berkisah tentang perjalanan hidup seorang remaja bernama Thalassa Neelya Eilaria. Thalassa dikenal sebagai gadis ceria, su...