❣️Chapter 6❣️

13 1 0
                                    


</ "Permulaan Dari Sebuah kehancuran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

</ "Permulaan Dari Sebuah kehancuran."


Suatu ketika orang tua Thalassa memutuskan untuk membangun rumah di sebuah lahan kosong. lahan kosong itu Teman John yang sudah John anggap Saudara Kandung yang mencarikan dan menyarankan. Kita Sebut Saja Pak Cik

Thalassa pindah ke rumah tersebut kala usianya menginjak 5 tahun, tepatnya pada tahun [2009].

Rumah itu memiliki 1 lantai atas, Luas Rumah 71 meter itu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, cukup untuk keluarga kecil Thalassa, yang menampung lima orang.

Thalassa tinggal bersama Ayah, Ibu, satu saudara laki-laki, satu saudara perempuan. Dan Thalassa Sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara.

Ketika umurnya menginjak usia 6 tahun Thalassa sudah harus memasuki dunia pendidikan kanak-kanak usia dini (TK) selama 1 tahun.

Thalassa baru saja memasuki dunia Taman Kanak-kanak (TK) di sekolah lokal yang terletak Cukup jauh dari rumahnya.

Hari pertamanya masuk TK. Thalassa Ditemani oleh ibunya yang penuh kasih, Thalassa sangat ceria dan sangat antusias saat mengenakan seragam sekolah barunya.

Ouh ya, Thalassa paling suka dengan Seragam polisi walaupun sebenarnya cita-cita Thalassa ingin menjadi seorang dokter.

Seperti dokter Tampan yang ada dalam ingatannya yang dulu yang selalu merawat dan menjaganya kala Thalassa berada di rumah sakit.

Jika tidak salah nama dokter itu, Dokter Spesialis Anak [ Dr. Nazwir ].

dengan antusiasme yang memancar memasuki pintu gerbang TK untuk pertama kalinya. Ransel mini dengan motif Barbie tergantung di pundaknya, dan matanya bersinar saat melihat ruang kelas yang dipenuhi warna-warni dan mainan.

Guru-guru cantik menyambut kanak-kanak dan Thalassa dengan ramah. Di ruang kelasnya, meja dan kursi kecil disusun rapi. Thalassa duduk dengan penuh semangat. Ia menyaksikan kegiatan-kegiatan menarik seperti bernyanyi, menggambar, dan bermain peran. Seiring hari-hari berlalu, Thalassa semakin akrab dengan teman-teman barunya. Ia belajar warna, angka, dan huruf-huruf pertamanya.

Setiap hari, Thalassa pulang dengan cerita-cerita seru. Ia bercerita tentang bermain ayunan, bermain komedi putar, atau merayakan ulang tahun teman sekelasnya. Ia juga menceritakan tentang Bu Guru, yang selalu tersenyum lebar dan memberi ciuman di dahi sebelum pulang.

Walau awalnya sedikit canggung, Thalassa tumbuh lebih percaya diri. Ia belajar tentang kerja sama dan kebaikan, seperti berbagi mainan dengan teman atau memberi tisu pada yang menangis.

Tidak hanya itu, Thalassa juga menemukan kisah Legenda Nusantara pada buku-buku cerita. Setiap hari, ia menikmati kisah-kisah dari berbagai cerita yang dibacakan oleh Bu Guru.

Ia terpesona dengan gambar-gambar yang hidup (buku 3D) dan petualangan-petualangan yang menarik.

Dunia TK menjadi tempat di mana Thalassa tidak hanya belajar, tetapi juga tumbuh. Ia belajar tentang keceriaan, persahabatan, dan kemampuan baru.

Dan yang terpenting, di sini Thalassa menemukan kegembiraan dalam menjelajahi dunia pengetahuan yang baru.

Seperti Rutinitas biasa, pagi di rumah Thalassa dimulai dengan rutinitas yang teratur.

Ibunya, Ibu Rosmery, selalu bangun lebih awal untuk menyiapkan segala keperluan Thalassa. Mulai dari seragam, bekal makanan, hingga perlengkapan sekolah lainnya. Thalassa, meski masih kecil, sudah terbiasa bangun pagi dengan penuh semangat.


"Selamat pagi, Bu!". sapa Thalassa dengan senyum manisnya.

"Selamat pagi, sayang. Ayo, kita sarapan dulu". jawab Ibu Rosmery Sembari mengecup kening buah hatinya [Thalassa].


Setelah sarapan, Thalassa bersiap-siap memakai seragam TK-nya. Ibu Rosmery memastikan semua perlengkapan sekolah buah hatinya sudah siap, sebelum Mengantarkan anaknya ke panggalan Ojek Langganan Ibu Rosmery.

Bapak Ojek itu Bernama Rifal Dwi Pramesta, atau biasa disebut Pak Rifal. Dia adalah seorang bapak paruh baya yang suka mangkal tak jauh dari rumah, pak Rifal juga merupakan Tetangga di dekat rumah Thalassa. Jadi ibunya Thalassa tak takut Apabila menitipkan Thalassa pada Pak Rifal

Pak Rifal, driver Ojek yang sudah dikenal baik oleh Thalassa dan Ibu Rosmery, tiba tepat waktu. Dengan ramah, ia menyapa Thalassa dan Ibu Rosmery.


"Selamat pagi, Bu Rosmery. Selamat pagi, Thalassa". sapa Pak Rifal.

"Pagi, Pak Rifal". jawab mereka serempak.


Thalassa pun naik ke atas motor dengan semangat. Ia selalu merasa senang setiap kali naik Ojek karena Pak Rifal selalu bercerita hal-hal menarik sepanjang perjalanan dan Selalu bertanya bagaimana kabarnya Setiap pagi Serta bagaimana hari-harinya disekolah.

Ibu Rosmery menitipkan Thalassa kepada Pak Rifal dengan hati-hati, meski ia tahu bahwa Thalassa berada di tangan yang aman.

Thalassa akan turun di jalan besar yang tak jauh dari Sekolahnya, karena dia suka sekali berjalan kaki apalagi saat udara segar mengibas Rambut indahnya itu.

Sesampainya di TK, Thalassa selalu disambut dengan hangat oleh teman-teman dan guru-gurunya. Ia adalah anak yang ceria dan mudah bergaul, sehingga banyak teman yang senang bermain dengannya.

Terlebih Thalassa bertemu kembali dengan teman-teman masa kecilnya, karena setelah pindah rumah Thalassa sudah jarang sekali bermain dengan mereka. Mungkin karena faktor waktu dan kendaraan.

setiap jam 12 siang Ibu Rosmery akan menjemput Thalassa walaupun, Terkadang Thalassa harus menunggu lama hingga ibunya datang menjemput. bahkan tak jarang ibu Thalassa telat menjemput Thalassa, hingga pada akhirnya guru Thalassa menemani Thalassa di jemput ibunya.

Sebelum pulang Thalassa dan ibu Rosmery akan selalu menyempatkan mampir ke rumah budenya Thalassa, kakak dari ibu Rosmery. berjalan kaki Sembari Melemaskan kakinya.

Setelah menyempatkan mampir ibu Rosmery akan menelepon Pak Rifal kembali untuk menjemput mereka.

•••••

•••••

</NEXT

Narnia - precognitive dreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang