❣️Chapter 13❣️

3 0 0
                                    

pada suatu malam, Thalassa bermimpi ayahnya pergi meninggalkan ibu dan Thalassa di sebuah taman, tempat yang sama saat sebelum Almarhum Sepupu nya pergi untuk selama-lamanya.

Thalassa tidak dapat melihat wajah perempuan itu dengan begitu jelas, karena wajahnya ngeblur, akan Tetapi Thalassa mengingat dengan jelas ciri-ciri perempuan itu. Perempuan itu pendek, tidak terlalu putih, gendut, berambut panjang dan pirang.

Sontak Thalassa pun terbangun dengan terengah-engah. Dengan tergesa-gesa Thalassa beranjak dari kasur dan bergegas memberi tahu ibunya yang saat itu sedang memasak di dapur. Akan tetapi respons ibu Thalassa biasa saja, dan menganggap ucapan Thalassa hanya sebagai khayalan kanak-kanak semata.

Dengan wajah tersenyum Ibu Thalassa berkata: "Nak kemarilah, itu hanyalah bunga tidur, sudah, jangan di pikirkan lagi". Thalassa pun pergi dengan rasa kesal karena ibunya Saja tidak mempercayainya.

setelah itu Thalassa merajuk, kemudian masuk ke dalam kamarnya.

And yeah, Benar saja Beberapa tahun kemudian, Ayah Thalassa ketahuan berselingkuh dengan seorang janda Teman [SMP] satu sekolahnya dulu. Perempuan yang Sama di dalam bus.

Apakah kau tahu wanita itu sama persis seperti yang ada dalam mimpinya ?. Thalassa tidak terkejut saat mengetahuinya, karena Thalassa sudah pernah melihat perempuan itu dalam mimpinya.

Semenjak kedatangan perempuan itu suasana di rumah Thalassa seketika berubah, rumah yang dulu tenang sekarang dipenuhi oleh amarah ayah, dan tangisan ibu.

Setiap hari mereka selalu bertengkar di depan Thalassa, tanpa berfikir bagaimana perasaan Thalassa, bukan hanya itu saja bahkan di depan teman-teman Thalassa mereka masih saja bisa bertengkar, entah apa yang teman-teman Thalassa pikirkan saat itu.

Sejak kecil, kehidupan Thalassa telah dihiasi dengan teriakan amarah ayahnya dan tangis kesakitan ibunya. akibat berkali-kali ayah memukulnya, Semua ini terjadi sejak ayah ketahuan berselingkuh dengan perempuan lain.

Selain ke ibu, ayah juga sering melampiaskan teriakan amarahnya kepada anak-anaknya, bahkan tak jarang Ayah tak segan-segan memukul Anaknya jika melakukan kesalahan kecil. Sifat menjadi berubah 360 derajat, Thalassa Hingga tak mengenali lagi Sifat Ayahnya yang dulu.

Thalassa merasa muak dengan semua ini, Melihat ibu yang masih teguh mendampingi ayah. Dia tidak mengerti mengapa ibunya masih bertahan dengan pria yang menyakitinya. tapi apalah daya, Thalassa hanyalah seorang gadis kecil.

Thalassa hanya bisa berharap suatu hari nanti, mereka semua bisa terbebas dari cengkeraman amarah Ayahnya dan menemukan kedamaian yang selama ini mereka rindukan.

•••••

Beberapa hari kemudian, Thalassa mengajak sahabatnya untuk menginap di rumahnya. Namanya Aleena Agatha Arabela, sahabat setia yang telah menemani Thalassa sejak mereka masih duduk di bangku SD.

Aleena memang sudah sering menginap di rumah Thalassa, dan setiap kali ia menginap, tidak pernah sekalipun Aleena mengeluh tentang apa pun.

Namun, kali ini berbeda. Untuk pertama kalinya, Aleena mengeluh pada Thalassa. Dengan wajah pucat dan suara gemetar, Aleena bercerita bahwa pada tengah malam, ia mendengar seseorang memanggil namanya dari balik jendela. Aleena yakin betul bahwa ia mendengar suara itu, karena saat itu hanya dia yang belum tertidur.

Sejak kecil, Aleena memang sering mengalami insomnia. Malam-malamnya sering dihabiskan dalam kesunyian, merenung dan mencoba memejamkan mata yang sulit terlelap. Tapi malam itu, kesunyian yang biasanya menjadi teman akrabnya, mendadak berubah menjadi sesuatu yang menakutkan.

Sejak kejadian itu, Aleena tidak lagi berani pergi ke dapur atau WC tanpa ditemani. Kengerian yang dirasakannya membuatnya selalu mencari Thalassa untuk menemaninya, bahkan untuk sekadar mengambil segelas air.

Meskipun demikian, Thalassa mencoba untuk mengabaikan kejanggalan itu. Baginya, mungkin Aleena hanya terlalu lelah atau terpengaruh oleh imajinasinya sendiri.

Namun, di sudut hatinya, Thalassa merasakan sedikit kegelisahan yang tak bisa diabaikannya begitu saja. Setiap malam, ketika semua lampu dipadamkan dan rumah tenggelam dalam keheningan, Thalassa bertanya-tanya apakah benar ada sesuatu yang memanggil sahabatnya dari balik jendela.

•••••

•••••


</NEXT

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Narnia - precognitive dreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang