❣️Chapter 11❣️

6 0 0
                                    


Pada tahun [2015], lebih tepatnya ketika thalassa menginjak usia 9 Tahun. saat itu Thalassa sudah duduk dibangku kelas 3 SD, ayah mengajak Thalassa pergi reuni bertamasya ke pantai Ancol, bersama teman-teman semasa sekolahnya dulu. Setiap orang hanya boleh membawa satu anak.

Saat pertama kali bertemu dengan perempuan itu, Thalassa sudah merasa curiga, ada yang tidak beres dengan perempuan itu. Auranya sangat berbeda dari kebanyakan manusia.

Dia memang sudah tua, akan Tetapi siapa pun yang melihatnya akan berkata awet karena efek dari susuk yang ia pasang, aneh benar-benar aneh Thalassa bukanlah anak indigo yang dapat melihat mereka akan tetapi dia bisa mengetahui bahwa wanita itu memasang susuk di area mana saja.

Saat di dalam bus, Thalassa duduk di sebelah ayah. Tak berselang lama, ayah Thalassa menyuruh teman Thalassa untuk duduk di sampingnya. Yeah teman Thalassa adalah seorang pria, dia teman TK nya sekaligus anak dari teman ayahnya.

Saat Thalassa menoleh ke belakang, Thalassa memperhatikan ayahnya sedang memijat bahu perempuan itu. Thalassa Sangat kesal dan Jengkel, benar-benar kesal. Karena ayahnya dekat dengan wanita lain selain ibunya, bagi Thalassa tidak ada yang boleh mendekati ayahnya selain ibu.

Perempuan itu melihat Thalassa seolah-olah memberikan perhatian, Thalassa langsung menatap wajahnya dengan penuh kebencian. lalu cepat-cepat memalingkan wajahnya.

di sepanjang perjalanan Thalassa terus saja kesal dengan wanita itu sambil memakan sebuah es krim cokelat yang sudah berada di genggamannya, hingga tanpa Thalassa sadari es krim itu mengenai punggung teman ayahnya.


"Bagaimana ini, es krim ku tumpah!! syukurlah Ia tak melihatku". ujarnya dalam hati.


Maklum kenakalan anak-anak. terkadang anak-anak tidak tahu bagaimana meminta maaf kepada seseorang yang lebih dewasa darinya, cenderung mereka lebih baik tak memberitahunya daripada harus kena masalah/dimarahi.

Saat tiba di tempat yang telah disepakati bersama, Thalassa langsung berlari ke arah pantai tanpa berpikir panjang. Thalassa segera melompat ke dalam air, diikuti oleh temannya.

Thalassa berenang semakin jauh tanpa menyadari bahwa air mulai naik hingga mencapai dagunya.

Saat teman Thalassa, menyadari bahwa Thalassa semakin menjauh, dia berteriak memanggil Thalassa.


"Thalassa jangan ke sana, gelombangnya semakin tinggi". ucap teman Thalassa.


Tanpa berpikir panjang, teman Thalassa bergegas memanggil Ayahnya untuk menyuruh Thalassa segera ke daratan. Meskipun Ayah Thalassa telah memberikan perintah, Thalassa tetap tidak mematuhinya.

Selang beberapa menit, gelombang air pantai semakin naik, membuat tubuh kecil Thalassa Terombang ambing hingga akhirnya tubuh kecil Thalassa terbalik dengan kaki di atas dan kepala di bawah.

Dengan sekuat tenaga, Thalassa berusaha keras membalikkan tubuh kecilnya yang hampir kehabisan nafas. Setelah berhasil, Thalassa berusaha Sekuat Tenaga mengumpulkan Sisa tenaga dan segera bergegas berenang ke daratan.

Saat tiba di daratan, Ayah Thalassa, menyuruh Thalassa untuk segera bergegas mandi dan bersiap makan. Sontak, Thalassa pun segera memilah pakaian mana yang akan Dia kenakan nantinya.

Setelah selesai mandi, Ayahnya Thalassa mengambilkan makanan untuk Thalassa, dan mereka semua pun makan dengan lahap.

Selesai makan, mereka melanjutkan dengan acara tukar kado. semua acara berjalan lancar, Tak terasa acara pun berakhir, sebelum pulang mereka diberi waktu oleh ketua panitia untuk berjalan-jalan menyelusuri pantai dan membeli beberapa oleh-oleh yang nantinya akan mereka bawa pulang.

Thalassa berjalan menjelajahi pantai bersama ayahnya.

Setelah berjalan jauh dan melihat-lihat tatapan Thalassa tertuju pada salah satu dagangan pedagang, pedagang itu menjual kandang burung.

Anehnya, dari sekian banyak pedagang, Thalassa hanya tertarik pada kandang itu, hanya kandangnya saja.

Sedangkan Ayah Thalassa membelikan oleh-oleh berupa ikan asin untuk diberikan kepada ibu Thalassa, kebetulan ibu Thalassa sangat menyukai ikan asin.

Setelah waktu yang ditentukan habis, mereka berkumpul di titik awal pemberangkatan untuk bersiap pulang.

Saat di dalam bus, Thalassa merasa sedikit kesal pada ayahnya, karena ayahnya tidak duduk bersama dengannya, melainkan bersama perempuan itu.

Tanpa Thalassa sadari, dalam kekesalan, Thalassa tertidur dengan pulas di dalam bus.

Saat terbangun, Thalassa terkejut. ternyata Bus yang ditumpanginya sudah Sampai di Terminal. Segera, Thalassa mengambil tas dari bagasi dan bergegas turun.

Dalam kondisi setengah sadar, Thalassa melupakan satu hal, sayangnya Thalassa baru mengingatnya saat bus itu sudah pergi menjauh.


"Sepertinya aku melupakan sesuatu, tapi apa?".

"Sial, kandangku tertinggal di dalam bus." Umpatnya dalam hati.


Dengan hati yang kesal berkecambuk Thalassa terpaksa mengikhlaskan kandang yang baru saja Dia beli.

•••••

•••••

</NEXT

Narnia - precognitive dreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang