Minggu - Bagian 1

31 11 0
                                    

Pukul 8 pagi, senam pagi di penginapan telah selesai. Zahira dan Maya bergegas untuk mandi. 30 menit kemudian, Takashi dan kakaknya, Takurō, sampai di Penginapan Asakusabashi. Yang mereka temui pertama kali adalah Bu Santi. Takashi mengenali Bu Santi setelah dari pesta kemarin. Sesudah Takashi bertanya, Bu Santi pun berkata kepada Kuroki bersaudara itu, "Mencari Zahira, ya? Tunggu, ya."

Bu Santi pergi ke kamar Zahira dan Maya dan mengetuk pintu kamar. Maya membuka pintu dan melihat Bu Santi. "Ada Zahira?" tanya Bu Santi.

"Ada, Bu. Baru selesai mandi dan bersih-bersih kasurnya."

"Boleh tolong panggilkan?"

Maya memanggil Zahira lalu Zahira mendatangi pintu. "Ada apa, Bu?"

"Ada tamu. Mereka mencarimu."

Mereka? "Oh, sepertinya, teman-teman saya. Saya memang mau bertemu teman dan jalan-jalan setelah ini. Apa saya boleh pergi juga?"

"Apakah kamu sudah membereskan bawaanmu, Zahira?"

"Sudah. Sudah lengkap semua yang mau saya bawa."

"Tentu boleh, tapi jangan lama-lama."

"Baik, Bu. Saya akan ke lobi sebentar lagi setelah bersiap-siap."

Bu Santi pergi meninggalkan depan kamar Zahira dan Maya. Dalam 5 menit, Zahira menemui Takashi dan Takuro di lobi. "Oh, Kak Takurō." Zahira melihat Takurō yang bersama Takashi.

"Halo. Karena aku baru diberi tahu kalau besok kamu pulang, aku mau ikut," kata Takurō. "Lumayan untuk bertemu terakhir kali sebelum berpisah."

"Iya, tidak apa-apa, Kak." Zahira beralih ke Takashi, "Aku tidak dapat pesan darimu kalau kamu sudah sampai ke sini dan membawa kakakmu."

"Oh, aku lupa mengabari," Takashi mengaku dengan malu.

Zahira dan Kuroki bersaudara pergi ke Asakusa. Sesampainya di Asakusa, Takurō bertanya kepada Zahira, "Apa ada tempat yang ingin kaukunjungi di Asakusa? Atau mau pergi ke Sensōji lagi?"

"Kupikir, aku mau melihat tempat-tempat lain," balas Zahira.

"Nii-san, bagaimana kalau Tokyo Skytree?" Takashi mengusulkan.

"Nah, boleh. Tapi, kita tidak bisa naik ke sana."

"Tidak apa-apa. Aku mau melihat menaranya saja," kata Zahira.

Oleh karenanya, Zahira mengikuti jalan Kuroki bersaudara ke tempat mereka bisa melihat Tokyo Skytree. Ternyata, mereka berjalan ke Taman Sumida. Taman Sumida terletak dekat di tepi Sungai Sumida. Zahira dan Kuroki bersaudara menyusuri jalan di taman.

"Sayangnya, ini bukan musimnya bunga sakura mekar," ujar Takurō. "Kalau kita datang ke sini saat sakura mekar, tempat ini bisa jadi sangat indah. Banyak orang akan melakukan piknik hanami[1] di sini."

"Begitu? Apakah kalian pernah piknik hanami di taman ini?"

"Pernah," Takurō menjawab pertanyaan Zahira. "Terakhir kemari, kedua orang tua kami masih ada. Oh...."

"Tak mengapa, Kak Takurō. Aku sudah tahu," tanggap Zahira cepat, "dari Takashi."

"Ah, begitu? Kalau Takashi sudah memberi tahumu, berarti tak mengapa juga."

Zahira memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut. Takashi dan Takurō pastinya merasa kehilangan ketika kedua orang tua mereka sudah tiada. Apalagi Takurō adalah anak sulung yang saat ini bekerja sambil berkuliah. Memang, ada kerabat mereka yang membantu, tetapi Takurō memiliki tanggung jawab ekstra untuk mengayomi adiknya, Takashi.

Takashi menyadari kegentingan sesaat yang terjadi. "Taman Sumida juga bagus dikunjungi saat malam hari," jelasnya untuk mengalihkan topik. Dia menunjuk ke jembatan di atas Sungai Sumida. Menara Tokyo Skytree menjadi terlihat di tunjukannya. "Jembatan, tepatnya di sisinya, dan menara akan menyalakan lampu warna-warni. Lalu, akan ada perahu atau kapal yang membawa lampu-lampu warna-warni juga melintasi sungai. Akan sangat ramai kalau sedang ada acara festival di sekitar sini."

"Wah, aku penasaran. Sayang sekali aku tidak bisa di sini lama-lama sampai malam," ujar Zahira. Ada rasa sesal di dadanya karena tidak mampu melihat lampu warna-warni waktu malam. "Menurutku, ini taman yang sangat bagus pula," kata Zahira lagi.

Mereka bertiga berhenti sesaat di taman agar Zahira mampu mengambil foto Taman Sumida, Sungai Sumida, jembatan, dan Tokyo Skytree di kejauhan. "Kak Takurō, apakah Tokyo Skytree tutup di hari Minggu?"

"Eh, sebenarnya, tidak tutup, sih," jawab Takurō. "Tapi, aku tidak begitu suka ketinggian. Maaf."

"Ooh. Aku justru ingin melihat Tokyo dari ketinggian. Kalau begitu, boleh aku ke sana?"

"Yah, karena kita sudah mau berpisah, kamu bisa kami antarkan ke Tokyo Skytree. Sayangnya, aku tidak bisa naik ke atas sana."

"Biar aku temani Zahira ke atas," kata Takurō. "Nii-san bisa tunggu di bawah kalau Nii-san tidak mau ikut ke atas."

"Yahaha! Oke. Maaf, ya. Takashi, aku serahkan kepadamu," pinta Takurō malu.



===

[1] Hanami (花見): (Jepang) Acara tradisi melihat bunga, terutama sakura, mekar di musim semi di Jepang.

Seminggu di AsakusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang