Kamis - Bagian 2

40 11 0
                                    

Setelah dari UKS dan berganti baju, Zahira dan teman-temannya hendak makan siang. "Kita ke kelas dulu, ya. Aku mau mengambil uangku dulu," kata Izumi.

"Oh, boleh. Aku juga mau mengambil uangku," kata Zahira.

"Aku juga," timpal Koharu.

Zahira mengambil uangnya dari dalam tas di kelas. Di meja sebelahnya ada Kuroki yang sedang memakan omurice[1] di kotak bekalnya untuk makan siang. "Mau ke kantin?" Kuroki bertanya kepada Zahira yang sedang mengambil uang.

"Iya. Kenapa? Mau menitip sesuatu?"

"Tidak. Tapi, tunggu sebentar," kata Kuroki lalu mengambil tasnya dan menarik keluar kantung plastik berisi sesuatu. "Di minimarket dekat rumahku ada yang menjual roti halal itu. Jadi, kemarin aku membelikan beberapa roti untukmu."

"Waduh! Terima kasih. Aku jadi merasa tidak enak," kata Zahira. "Apa saja yang kaubelikan?"

"Croissant keju, anpan, melonpan[2], dan mexican coffee bun[3]," kata Kuroki.

"Wah, itu banyak sekali," kata Zahira. "Mau kugantikan uangmu?"

"Tidak! Jangan kaugantikan. Gini-gini, aku, kan, banyak uang," kata Kuroki sambil tersenyum.

"Baiklah," balas Zahira ikut tersenyum juga. "Terima kasih, ya, Kuroki-san."

Zahira pun keluar kelas bersama dengan kelima temannya.

"Hari ini pilihan menunya ada cream stew[4], spicy japanese curry[5], dan sup asparagus[6] di kantin," kata Ritsuko melihat menu spesial hari ini.

"Hmmm, memang biasanya hari Kamis itu sup-supan atau yang berkuah, ya?" kata Masaki.

"Kalau begitu, aku hanya akan memesan sup asparagus," kata Zahira. "Yang lainnya pasti ada dagingnya."

"Kau, kan, ada roti," kata Koharu.

"Ya, sebagai tambahan makanan saja."

Maka Zahira dan Izumi memesan sup asparagus, Satsuki, Koharu, dan Ritsuko memesan cream stew, serta Masaki memesan spicy japanese curry.

"Setelah ini, kita ke ruang seni, ya," ujar Satsuki kepada Zahira. "Pelajaran Kesenian dilakukan di ruang seni."

"Oke," kata Zahira. Ia menghabiskan sup asparagus plus nasinya dengan cepat. Kemudian, ia membuka bungkus roti mexican coffee bun.

"Kelihatannya itu roti yang enak," kata Koharu. "Boleh aku minta?"

"Boleh," kata Zahira. Ia membiarkan Koharu menyobek sedikit bagian rotinya. "Di Indonesia, roti kopi seperti ini banyak dijual. Rasanya tidak kalah enak."

"Kamu memang penggemar roti," kata Masaki. "Oh ya, bukannya itu roti dari Kuroki-san?"

"Iya. Dia tahu kalau aku suka roti, jadi dia belikan, deh."

"Teman-teman, ayo habiskan makanannya agar tidak terlambat pelajaran kesenian," kata Izumi.

"Ah, iya." Zahira dan teman-temannya menghabiskan makan siang mereka.

***

"Kita akan belajar menggambar wajah," kata Toriumi-sensei, guru Kesenian. "Di sini, kita akan mencoba menggambar wajah manusia serealistis mungkin secara proposional."

Toriumi-sensei mulai menjelaskan pembagian ukuran pada wajah manusia. Kemudian, Toriumi-sensei berkata, "Kalian ambil alat gambar di meja ini lalu carilah satu orang sebagai pasangan kalian. Kalian akan saling menggambar wajah satu sama lain. Di sini semua masuk, kan? Ada 20 orang? Jadi pas ada 10 pasang. Nah, silakan dimulai!"

Siswa-siswa mulai mengambil alat gambar berupa kertas, pensil, dan penghapus lalu menemui satu teman mereka untuk dijadikan pasangan. Zahira memgambil alat gambarnya. Ia celingukan, berpikiran untuk menjadikan Kuroki pasangan gambarnya. Apa Kuroki-san sudah mendapatkan pasangan? Dilihatnya Kuroki baru saja mengambil alat gambar dan tampak mencari siapa yang bisa ia jadikan pasangan.

"Zahira, kita berpasangan, yuk! Satsuki sudah bersama Koharu, Izumi sudah bersama Masaki," kata Ritsuko mengajak Zahira.

"Eh, ngg," Zahira meragu. Apakah mungkin ia menolak ajakan Ritsuko? Ia mengamati Kuroki yang masih berdiri dan berdiam diri mencari orang yang bisa berpasangan dengannya.

Baru saja Zahira akan mengatakan sesuatu kepada Ritsuko, ia mendengar suara Fumihito. "Kuroki, kau belum dapat pasangan, kan? Mau berpasangan denganku?"

"Oh, iya, boleh," kata Kuroki mengiyakan.

"Hmmm, baiklah, Ritsuko, ayo kita menggambar bersama," kata Zahira akhirnya menyetujui. Zahira dan Ritsuko duduk di kursi berhadap-hadapan. Mereka duduk di antara pasangan Tomori-Moriuchi dan Higashikawa-Sugawara.

"Pastikan kalian membuat wajahnya seproposional mungkin. Ingat, bukan wajah kartun, ya," kata Toriumi-sensei menjelaskan.

Zahira mencoba menggambar wajah Ritsuko sesuai dengan panduan yang telah diinstruksikan Toriumi-sensei. Agak susah untuk menggambar, tetapi Zahira tetap berusaha. Kelihatannya, ini sudah baik, pikir Zahira melihat gambarnya sendiri.

"Wah, keren sekali!" Terdengar suara Yonedzu berseru. "Kusano, ini terlihat mirip denganmu."

Semua yang berada di dekat Kuroki langsung melihat gambar yang dibuat Kuroki. Memang benar. Kuroki menggambar Kusano nyaris persis aslinya.

"Wah, iya, keren sekali," puji Toriumi-sensei melihat gambar Kuroki. "Kau pasti sering berlatih."

"Aku... memang sudah lama belajar menggambar," aku Kuroki malu-malu.

"Tak kusangka kau cukup berbakat," ujar Matsumae. "Hm, mungkin lain kali kamu harus menggambarku."

"Boleh saja, tapi jangan lupa membayarku," cetus Kuroki kepada Matsumae.

Seluruh siswa yang mendengarnya tertawa. Matsumae memutar bola mata. "Terserahlah." Namun, ia ikut tersenyum dan larut dalam suasana gembira.

"Nah, kembali ke tempat kalian semula. Kalian harus menyelesaikan gambar kalian hari ini," titah Toriumi-sensei.

Zahira yang duduk agak jauh tidak tahu bagaimana gambar Kuroki yang sebenarnya, tetapi ia yakin gambarnya pasti bagus. Nanti saja kalau ada kesempatan aku lihat.

"Gambarnya Kuroki-san pasti bagus. Aku jadi penasaran," kata Ritsuko sambil lanjut menggambar wajah Zahira. "Nanti selesai pelajaran kesenian, mari kita lihat gambarnya Kuroki-san."

"Ya, ayo."



===

[1] Omurice: Nasi goreng yang ditutupi telur dadar dan ditambahi saus tomat. Namanya diambil dari singkatan 'omelette (telur dadar)' dan 'rice (nasi)'.

[2] Melonpan (atau roti melon): Roti dengan lapisan yang terbuat dari adonan biskuit di atasnya sehingga terasa renyah dan bertekstur kerak pola kotak-kotak seperti kulit buah melon. Tidak mengandung (rasa dari) buah melon, tetapi versi terbaru dapat ditambahi perasa melon atau isian krim rasa melon.

[3] Mexican coffee bun: Roti dengan lapisan kerak di atasnya yang terbuat dari bubuk kopi dan bahan-bahan lainnya sehingga menghasilkan rasa kopi pada roti. Terkadang mengandung isian mentega atau keju. Di Indonesia dijual dengan merek dagang Rotiboy, Roti O', Paparoti, dan Mamaroti.

[4] Cream stew: Makanan berkuah yang dibuat dari tepung, lemak, dan susu sehingga terasa kental dengan potongan-potongan daging dan sayuran yang ditumis sebelum dimasak bersama daging dan bahan-bahan kuahnya.

[5] Spicy japanese curry: Makanan berkuah mengandung bumbu-bumbu untuk kari dengan potongan-potongan daging dan sayuran ala Jepang lalu disajikan bersama nasi, rasanya pedas karena cabai dan/atau merica.

[6] Sup asparagus: Sup dengan kuah yang kental dengan bumbu-bumbu dan tanaman asparagus yang dipotong-potong dan—terkadang—daging kepiting atau jagung.

Seminggu di AsakusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang