Rabu - Bagian 2

66 18 31
                                    

Zahira dan teman-temannya kembali ke kelas. Zahira menemukan Kuroki ada di tempat duduknya lalu ia berjalan ke tempat duduknya sendiri.

"Hei, Kuroki-san. Kamu tadi ke mana saat istirahat makan siang?"

"Pergi melihat-lihat klub. Aku penasaran apa kegiatan yang orang-orang lakukan di klub sekolah. Aku belum tahu pasti apakah aku mau daftar klub saat aku kelas 2 nanti."

"Jadi, kamu tidak ikut selama ini?"

"Kamu tahu kalau aku adalah otaku yang sering belajar."

Zahira hanya mengangguk-angguk menanggapi perkataan Kuroki. "Kuroki-san, apa kamu ikut bimbel? Di sini, banyak yang ikut bimbel, ya?"

"Aku tidak ikut bimbel," jawab Kuroki. "Sepertinya, banyak siswa kelas ini yang ikut bimbel dan banyak yang dapat jadwalnya hari Rabu."

"Kalau begitu," Zahira menelan ludah, "boleh aku ke rumahmu hari ini? Teman-teman yang lain mau pergi ke bimbel semua. Aku butuh kegiatan yang bisa kulakukan sepulang sekolah selain menganggur di penginapan."

"Kamu mau apa?" tanya Kuroki.

"Hmmm. Mungkin membaca manga atau menonton anime?"

Kuroki menghela napas. "Kakakku tidak kuliah hari ini. Ia ada di rumah setelah kemarin shift malam di hotel."

"Justru akan lebih baik kalau ada kakakmu. Apa yang tetanggamu akan pikirkan kalau kamu membawa perempuan asing ke rumahmu yang kosong?"

"Tidak ada yang menarik di rumahku."

"Tidak mungkin. Justru itu akan membuatnya menarik. Pasti ada, aku yakin."

Kuroki menghela napas lagi dan mengusap dahinya. "Baiklah. Tapi, jangan salahkan aku kalau kakakku mulai usil."

"Siap!" Zahira berkata "siap" sambil memperagakan sikap hormat. Kuroki terkikik sebentar melihat tingkah Zahira.

***

Bel pulang sekolah berbunyi, menandakan sekolah telah usai. Setelah pelajaran terakhir selesai, Zahira dan Kuroki berjalan ke tempat penyimpanan sepatu. Sebelum sampai ke tempat penyimpanan sepatu, Kuroki berkata. "Tunggu, aku mau ke toilet dulu. Kamu pakai sepatu duluan saja dan tunggu di luar gedung."

"Baiklah."

Zahira hendak mengambil sepatunya dengan membuka lokernya yang terkunci. Saat ia membuka kunci lokernya, sisi sebelah kanannya menjadi gelap. Ia memalingkan wajah ke kanan dan melihat tubuh siswa yang tinggi membuka loker yang berada tiga loker di atas loker sepatu Zahira. Satu yang menarik perhatian Zahira saat melihat ke kanannya adalah boneka gantungan kunci berbentuk makhluk gurita berwarna kuning yang ada di sisi kiri tas punggungnya. Merasa diperhatikan, siswa itu menoleh ke Zahira.

"Oh, kau," kata siswa itu. "Kamu siswi studi banding di kelas 1-B, kelasku. Umm, siapa namamu? Aku lupa, maaf."

"Zahira. Namaku Zahira," jawab Zahira. "Kamu Matsumae-san, ya?"

"Ya, benar," katanya. "Aku lihat kamu sangat dekat dengan Kuroki. Bagaimana pendapatmu tentangnya?"

"Kuroki-san memang siswa yang sangat pintar," jawab Zahira. "Kuroki-san orang yang agak pendiam, tapi sekalinya ia berbicara tentang hal yang disukainya, dia jadi banyak berbicara."

"Oh? Memang apa hal yang disukainya?"

"Ia suka manga dan anime "One Piece"."

Mendengarnya, Matsumae mengangkat sebelah alis. "Jadi, dia suka anime dan manga? Kukira orang pintar sepertinya tidak punya kehidupan lain selain belajar dan belajar."

"Justru ia terbantu dalam belajarnya dengan anime dan manga kesukaannya."

"Begitu? Yah, jika begitu, ia tidak di luar jangkauanku hingga sejauh itu. Aku bisa bersaing dengannya dengan imbang." Matsumae mengambil sepatu miliknya dari loker.

Plok! Plok!

Dua volume manga terjatuh dari loker sepatu Matsumae. Zahira melihat judul kedua manga itu. Keduanya berjudul "Assassination Classroom". Matsumae segera mengambil kedua manga-nya dari lantai.

"Aku bilang 'tidak di luar jangkauanku hingga sejauh itu' karena aku juga suka anime dan manga," ujar Matsumae malu-malu. "Tidak kusangka Kuroki pun menyukai anime dan manga serta punya kesukaannya."

"Ya, begitulah."

"Baiklah. Aku duluan," kata Matsumae sambil memakai sepatu. "Jangan bilang-bilang ke guru soal ini."

"Aku tidak akan bilang."

Matsumae melambai sambil lalu dan keluar gedung sambil membawa kedua manga-nya. Sekarang, Zahira bisa melihat jelas boneka gantungan kunci yang ada di tas punggung Matsumae. Itu adalah tokoh Korosensei dari "Assassination Classroom". Zahira memperhatikan Matsumae pergi hingga menghilang dari pandangannya sambil memakai sepatunya.

"Maaf membuatmu menunggu lama. Tadi di toilet mengantri," ucap Kuroki yang sudah ada di belakang Zahira. "Mengapa kamu belum keluar?"

"Aku sempat mengobrol dengan Matsumae-san tadi."

"Oh, wakil ketua kelas," ujar Kuroki. "Baiklah, ayo kita keluar."

"Ayo!"

Seminggu di AsakusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang