Rabu - Bagian 4

41 12 0
                                    

Zahira dan Kuroki masuk ke dalam kamar Kuroki. Kamar Kuroki tampak apik, luas, dan sejuk dengan jendela dan pintu kaca transparan untuk akses ke balkon rumah. Ada dua kasur yang saling berhadapan, Zahira duga itu adalah kasur Kuroki dan kakaknya.

"Kamarmu bagus sekali," puji Zahira. "Pasti yang ini kasurmu."

"Ya, benar." Kasur Kuroki diapit oleh dua meja. Yang satu meja belajar yang paling dekat ke pintu, yang satu meja komputer dengan lampu tidur di dekat kasurnya. Di atas meja belajar Kuroki terdapat beberapa figur aksi. Zahira mendekati meja belajar Kuroki dan mengamati figur-figur aksinya. "Ini Donquixote Rosinante, Trafalgar Law, Zoro, Sanji, Luffy, Ace, dan Sabo," kata Zahira menyebutkan nama tokoh-tokoh figur aksi "One Piece" di atas meja belajar. Kemudian, Zahira melihat ke Kuroki. "Kaubilang, kamu tidak punya tokoh favorit."

"Memang tidak. Aku hanya menyukai apa yang mereka lakukan," kata Kuroki sambil meletakkan tasnya di atas kasur.

"Menyukai apa yang mereka lakukan bisa menjadi alasan mengapa kamu menyukai mereka."

"Tidak. Aku rasa itu berbeda. Menyukai hal yang dilakukan orang tersebut dan menyukai orangnya adalah dua hal yang berbeda. Lagi pula, ada tokoh yang sudah mati, bukan?"

"Ya sama saja kau bisa menyukainya."

"Hmmm, begitu, ya?" Kuroki berujar sambil duduk di atas kasurnya. "Ah, iya! Aku perlu menghidangkan sesuatu. Aku mau ke bawah dulu untuk membawakan makanan dan minuman."

"Tidak usah repot-repot, Kuroki-san. Aku bawa banyak makanan."

"Tetap saja aku harus membawakanmu sesuatu. Aku ke bawah dulu." Kuroki keluar kamar. Zahira melepas tas punggungnya dan menyenderkannya di dinding dekat meja belajar. Ia menemukan sebuah map terhampar di atas meja belajar Kuroki. Karena penasaran, ia membuka map tersebut.

"Hmmm. Ini Yūgi, Midoriya Izuku, Kamado Tanjirō, Meliodas, Hinata Shōyō, Naruto, Sailor Moon..., wah, ini semua tokoh utama anime dan manga," gumam Zahira. "Ini semua digambar oleh Kuroki-san? Keren sekali!" Zahira melihat-lihat gambar di atas puluhan lembar kertas yang ada di map tersebut. "Kuroki-san sudah menggambar sebanyak ini."

Pintu kamar terbuka. Kuroki masuk sambil membawa nampan berisi dua gelas minuman dingin dan dua potong pai. Setelah Kuroki menutup pintu, ia melihat Zahira sedang melihat-lihat gambarnya sambil terkagum-kagum. "Hei, aku membawakanmu makanan. Kamu sedang apa?"

Dengan agak terkejut, Zahira segera mengembalikan kertas-kertasnya ke dalam map dan berbalik ke Kuroki sambil menyembunyikan kedua tangannya di balik badan. "Ma-maafkan aku. Aku sedang penasaran dengan... map itu. Ternyata isinya gambar tokoh-tokoh utama anime dan manga. Aku sedang mengaguminya tadi. Itu semua kamu yang menggambarnya?"

"Iya," kata Kuroki lalu menarik sebuah meja pendek dari kolong kasurnya. Ia meletakkan nampan makanan di atas meja pendek. "Sudah beberapa bulan aku mencoba menggambar."

"Semua gambarmu bagus! Aku menyukainya."

"Baguslah," senyum Kuroki. "Silakan duduk, Zahira."

Zahira duduk di atas karpet yang sudah terpasang di lantai sedari awal. Ia melihat makanan dan minuman yang dibawa Kuroki. "Apa ini, Kuroki-san?"

"Cherry-o cream cheese pie[1]. Kakakku membelinya di hotel. Ini minuman jeruk jahe yang dibuat Sadako-san. Tenang saja, tidak ada yang tidak bisa kamu makan karena aku tahu bagaimana cara juru masak hotel membuatnya aman untuk tamu hotel yang muslim."

"Wah, sepertinya enak," kata Zahira. "Aku makan!"

Zahira mengambil sepiring berisi cherry-o cream cheese pie dan memakannya dengan garpu yang disediakan. "Hmmm, memang enak!"

Seminggu di AsakusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang