Senin Terakhir

57 14 0
                                    


Zahira sudah mengirimkan pesan kepada teman-temannya, termasuk Takashi, bahwa dia akan pulang dari Bandara Narita. Jadwal keberangkatan pesawatnya pukul 9 pagi. Pada waktu itu, teman-temannya sedang bersekolah, jadi teman-temannya tidak dapat mengantar ke bandara.

Sebelum berangkat, di tempat tunggu bandara, Bu Santi dan Pak Leo mengumumkan dan memberikan hadiah sejumlah uang dan piagam khusus untuk Zahira dan Maya karena berhasil membawa teman Jepang paling banyak dari sekolah mereka (bahkan termasuk Kuzuha Kōga, siswa yang sudah pindah) pada saat pesta perpisahan di Penginapan Asakusabashi. "Sebagai bentuk apresiasi karena membawa teman yang paling banyak dari SMA Asakusa tempat mereka studi, kami menghadiahi Zahira dan Maya uang dan piagam ini. Semoga dipergunakan dengan baik, khususnya dalam pendidikan," Pak Leo memberi pengumuman.

"Terima kasih banyak, Pak Leo dan para pembimbing," ucap Zahira dan Maya.

Semua teman studi banding bertepuk tangan dengan meriah untuk mereka. Zahira dan Maya tersenyum. Mereka pun jadi memberitahukan teman-teman mereka atas pencapaian mereka tersebut.

"Senangnya kita jadi dapat penghargaan begini," ucap Maya. "Bagaimana denganmu?"

"Aku juga senang. Kita membuat teman yang banyak di SMA Asakusa."

Waktu keberangkatan sebentar lagi. Mereka harus bersiap-siap ke tempat boarding untuk memasuki pesawat. Zahira membawa tasnya lalu ikut berjalan bersama teman-teman studi banding dan para pembimbing.

...

...

...

... apa itu?

Tidak mungkin. Zahira terhenti sejenak. Dia seperti mendengar sesuatu atau seseorang memanggil namanya. Entah dari mana sumbernya. Tidak mungkin. Zahira seperti sedang berhalusinasi atau bermimpi. Mungkin suara-suara itu berasal dari kepalanya, hanya ada di kepalanya. Tidak mungkin. Zahira menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ayo, Zahira, kita ke pesawat," ajak Tantri yang berjalan di sampingnya.

Zahira menggangguk dan membalas, "Iya."

Zahira bergegas menaiki pesawat. Dia harus pulang ke Indonesia hari ini, pada waktu ini. Kehidupannya di Indonesia telah menunggunya kembali.

Seminggu di AsakusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang