7. Chaos

972 133 10
                                    

Langkah kaki itu semakin melebar seiring jarak tujuan semakin dekat. Rahang tegas itu terlihat jelas mengencang, iris segelap malam itu menajam, kedua tangannya terkepal kuat. Pria itu terlihat seperti dewa Zeus yang sedang marah. Bagaimana tidak, ia baru saja mendapat kabar jika jasad korban bernama Ino yang kasusnya sedang ia tangani dikatakan menghilang dari ruang mayat.

Sialan! Siapa yang telah berani mencuri mayat korban pembunuhan, apalagi mayat tersebut disimpan di tempat yang sudah diawasi kepolisian. Jelas, Sasuke menduga jika yang telah mengambil mayat tersebut pasti adalah pembunuhnya.

Tapi tunggu dulu,

Sasuke menghentikan langkah kakinya ketika jarak antaranya dengan ruang mayat hanya terpaut beberapa meter saja.

Iris gelap itu melebar namun segera kembali seperti semula. Tidak, Sasuke menggelengkan kepalanya guna mengusir pikiran jika si pembunuhlah yang telah mencuri mayat tersebut, mengingat tersangka utama kasus ini yaitu Sai sudah berada di balik jeruji besi.

Sasuke kembali melangkahkan kakinya dan masuk kedalam ruangan yang berisikan mayat-mayat. Beberapa petugas yang berjaga menyapanya kemudian membuka kotak yang semula berisikan mayat korban namun sekarang telah kosong.

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

Petugas bersurai coklat itu membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat, gestur perminta-maafan atas kesalahannya. "Maaf, Uchiha-san atas kelalaian kami."

"Aku tidak membutuhkan perminta-maafan dari kalian!!" Ujar Sasuke menaikan intonasi suaranya. Dalam situasi seperti ini ia tidak membutuhkan omong kosong yang membuat kepalanya semakin terbakar.

Pria bersurai coklat itu menegakkan tubuhnya kembali, lalu mencoba untuk menjelaskan kronologinya sedetail mungkin.

"Pada pukul tiga sore hari ada mayat korban kecelakaan yang datang, kami beserta kedua petugas rumah sakit yang membawa mayat tersebut masuk bersama dan meletakkan mayat tersebut di ruang nomer tiga puluh tujuh. Setelah itu kami semua pergi tidak lama kami kembali berjaga, namun saat kami akan memeriksa mayat Yamanaka Ino pada pukul tujuh malam tadi untuk dilakukan kembali otopsi mayat tersebut sudah tidak ada. Dan satu lagi yang menjanggal mayat yang baru saja datang tadi juga tidak ada."

Sasuke mengerutkan keningnya mencoba memaksa otak kirinya untuk bekerja, jadi kemungkinan ada tiga pelaku. Dua yang berpura-pura menjadi petugas rumah sakit dan satunya lagi menjadi mayat, menurut analisanya, pria yang berperan menjadi mayat tersebutlah yang telah membawa jasad Ino keluar dari ruang mayat, Sasuke rasa kejadian ini dilakukan oleh seorang yang profesional, mengingat sulitnya cara untuk membawa mayat Yamanaka Ino keluar dari ruang mayat dan lagi tidak terlihat di kamera pengawas.

"Kalian ingat bagaimana wajah kedua petugas rumah sakit tersebut atau siapa namanya?"

Pria bersurai hitam cepak dengan tahi lalat dekat ujung bibirnya itu menyahut dengan cepat. "Namanya Takashi dan Ryoma, waktu itu aku sempat melihat id card mereka. Untuk wajahnya, maaf saya sedikit lupa."

"Ah, saya ingat. Salah satu diantara mereka memiliki luka di lengan kirinya, seperti luka sayatan pisau. Untuk wajahnya saya lupa namun dari kamera pengawas mereka memiliki tinggi tubuh sekitar seratus delapan puluhan, keduanya bersurai hitam." Sahut Yamashita menjelaskan apa yang ia lihat pada kedua petugas rumah sakit itu.

Setelah mendapat keterangan dari kedua petugas tersebut tidak membuang waktu lebih banyak lagi, Sasuke bergegas pergi dari tempat tersebut.

Psycho [[Slow Up]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang