EL 10 - He is Come Back

7.6K 275 7
                                    

"Feeyyyy!!! Gila gue kangen banget sama lo!" teriak seorang perempuan saat aku dan Sam memasuki ruang kelas kami dulu di SMA Abadi. XI IPA 1. Aku dan Sam hanya tersenyum melihat kehebohannya. Sam pun membiarkanku dipeluk oleh sahabatku ini. Ya, yang berteriak barusan itu Anna. Sam akhirnya memilih berkumpul dengan teman-temannya.

"Ya ampun, Na, baru juga beberapa hari nggak ketemu."

"Ya dulu 'kan tiap hari kita barengan. Sekarang bakalan pisah kuliahnya," jawabnya serius. Mau tak mau aku pun ikut sedih mendengarnya. Kami memang akan melanjutkan kuliah di universitas yang berbeda.

"Iya iya. Tapi bukan berarti kita nggak sahabatan lagi 'kan? Kita masih tetep bisa kumpul bareng, curhat bareng, nginep bareng, pokoknya semua bisa kita lakukan bareng seperti biasanya. Lo tetep sahabat gue, Na," aku mengeratkan pelukan kami.

"Makasih, Fey. Lo emang sahabat gue satu-satunya," Anna melepaskan pelukanku dan memasang senyumnya. Tapi aku tau senyum ini. Ini senyumnya kalau mau menjailiku. Aku pun menatapnya seakan bertanya "Apa yang mau kau ledek ha?"

"Tapi Fey, kalau soal nginep bareng, kayaknya nggak bisa deh. Lo 'kan udah punya Samudra suami lo," ucapnya dengan suara yang kuat. Membuat Sam dan teman-teman yang sedang asyik ngobrol menoleh ke arah kami.

"Btw Fey, gimana malam pertama lo sama Sam?" lanjut Anna.

Ini anak beneran nggak ilang-ilang ya jailnya. Bikin kesal sekaligus malu tahu nggak.

"Upss ... iya nih. Ada pengantin baru ya. Hampir aja kita lupa," ucap Alex.

"Anna lo nggak usah nanya gimana malam pertama mereka yang pastinya hot abis," kali ini Bernard si raja mesum yang bersuara.

"Sam, lo nggak kasar 'kan sama Fey? Awas ya lo macam-macam. Lo berhadapan sama kita-kita," ini suaranya Abel, teman ekskul dance aku.

"Santai girls, Sam nggak mungkin kasar. Dia pasti 'ngelakuinnya' dengan lembut. Ya nggak, Sam?" tanya Tian, sahabat dekat Samudra. Yang ditanya malah senyum. Ya ampun mereka nggak tahu apa sekarang pipi gue pasti udah semerah kepiting rebus.

"Udah ah jangan digodain gitu. Biarin mereka menyimpan kemesraan mereka di dalam ka ... ka apa teman-teman?"

"Kamarrrr ... haha ...." serentak teman-teman berseru berbarengan.

Anna!!! Awas lo ya nanti! Gue ulek ulek lo!

Aku menatapnya tajam. Dia malah pura-pura nggak lihat. Lalu yang kulihat Sam berjalan mendekatiku.

"Jangan godain istri gue dong. Tuh lihat pipinya jadi merah kan?" Sam merangkulku yang langsung disertai sorak-sorai nggak jelas dari teman-teman.

"Cuma gue yang boleh godain dia. Iya 'kan sayang?" mataku membulat kaget saat Sam tiba-tiba mencium pipiku. Segera saja sorakan tadi berlanjut.

"Wehh jangan buat mesum di sini dong. Kasian gue yang jomblo," celetuk Bernard.

"Jelaslah lo jomblo. Siapa yang mau sama om om mesum kayak lo," ucap Abel. Kami semua pun tertawa. Akhirnya aku tidak jadi bahan kejailan mereka lagi. Tapi tangan Sam masih tetap merangkulku, bahkan saat kami membahas topik sesungguhnya yang membuat kami berkumpul disini. Yang aku rasakan adalah kenyamanan. Ya, kenyamanan dan kehangatan darinya.

***

Author POV

Sam dan Fey baru saja tiba di sebuah Mall yang letaknya dekat dengan SMA Abadi. Mereka memutuskan untuk makan karena kampung tengah sudah manggil-manggil buat diisi. Akhirnya mereka memutuskan untuk makan di Godiva.

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang