EL 19 - Be Patient

8.1K 279 2
                                    

"Beneran kamu hamil, sayang?" tanya Mama Dian pada Fey saat keluarga mereka sedang berkumpul di rumah Papa Harlan.

"Iya, Ma. Ini buktinya," jawab Fey senang sambil menyerahkan surat keterangan hamil dari rumah sakit yang sebelumnya telah ia tunjukkan pada suaminya.

"Wahh ... selamat ya, sayang." Mama Dian memeluk anak perempuan satu-satunya itu. Dilanjutkan oleh Mama Indah yang sekaligus mengelus perut Feydilla.

"Nah, Sam, sekarang kamu harus lebih memperhatikan istrimu. Usia kandungannya yang masih muda sangat rawan, jadi kamu harus sering meluangkan waktumu untuk menjaganya," ucap Papa Darma menepuk pelan bahu anaknya itu.

"Ya benar yang Darma katakan. kamu tentu menyayangi kandungan istrimu 'kan?" sambung Papa Harlan.

"Iya, Pa. Aku pasti bakalan jagain Fey dan calon anakku," Sam memeluk Fey yang duduk disebelahnya.

"Anak kita," ralat Fey membuat orang tua mereka tertawa bersama.

Sepanjang hari itu mereka habiskan bersama keluarga. Mama Dian dan Mama Indah memberi wejangan untuk Fey dalam menjaga kandungannya. Begitu juga Papa Harlan dan Papa Darma yang memberi wejangan untuk Sam.

***

Waktu terus berjalan. Tanpa terasa kandungan Fey sudah menginjak bulan ketiga. Fey yang biasanya jarang ngidam, akhir-akhir ini justru jadi gila ngidam. Sam dengan sabar menuruti semua kemauan Fey. Mulai dari ngidam makanan, minuman, pergi ke suatu tempat, dipeluk oleh Sam, mendekor ruangan, menanam bunga, pokoknya banyak deh. Sama halnya dengan malam ini ...

"Sam ..."

"Hmm?" Sam yang sedang mengetik di laptopnya langsung menghentikan kegiatannya itu dan membuka kacamatanya. Sam memang memakai kacamata bila sedang menatap layar laptop. Hanya kacamata anti radiasi.

"Aku mau ke taman di ujung kompleks," ucap Fey sambil memeluk lengan Sam dan menyandarkan kepalanya ke bahu Sam.

"Tapi ini 'kan udah malam, sayang. Kamu lagi hamil loh."

"Justru ini permintaan anak kita."

"Yaudah. Yuk!" Sam mengajak Feydilla berdiri dan memakaikan jaket untuknya, lalu bergegas mengambil kunci mobilnya.

"Kita jalan aja," tahan Fey. Sam hanya tersenyum dan meletakkan kembali kunci mobilnya. Mereka pun berjalan seiring ke taman. Udara malam yang dingin membuat Sam terus merangkul Fey.

"Sam, menurut kamu, anak kita cowok atau cewek?" tanya Fey saat mereka duduk di bangku taman.

"Umm ... nggak tahu, hehe ...."

"Kamu pengennya cowok atau cewek?"

"Aku nggak peduli ..." jawab Sam membuat Fey menoleh kaget dan menatap Sam dengan kening berkerut.

"Biasa aja dong natapnya, sayang. Aku nggak peduli anak kita princess atau jagoan nanti. Yang penting anak kita sehat. Dengan kenyataan aku akan punya anak aja, aku udah bahagia, sayang. Kalau kamu sendiri gimana?"

"Aku juga udah bahagia dengan kehadiran kamu dan anak kita," jawab Fey kemudian memeluk Sam. Sam sendiri mengeratkan pelukannya pada istrinya itu. Mencoba menyalurkan kehangatan untuk Fey dan calon anaknya.

Mereka mengobrol cukup lama. Tentang berapa anak yang akan mereka miliki nanti. Bagaimana mereka akan jadi ayah dan ibu bagi anak-anak mereka, dan sebagainya sampai Feydilla terlelap dan Sam menggendongnya pulang.

***

Sam membaringkan Fey dengan hati-hati takut istrinya itu terbangun. Tapi usahanya gagal saat dilihatnya kedua manik almond itu menatapnya.

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang