EL 18 - It Doesn't Matter

8.1K 284 3
                                    

Sam POV

Pagi ini aku terus memandangi wajah Feydilla, istriku. Dia tidur sangat nyenyak. Wajahnya damai sekali saat tidur. Dan kau tahu? Dia sangat manis.

Dia membuka matanya perlahan, lalu tersenyum saat menatapku. Mata almondnya terlihat bening dan indah.

"Pagi, sayang," ucapku seraya mengecup sekilas bibirnya. Dan itu sukses membuat pipinya merona. Ahhh ... dia manis sekali.

"Cieee yang pipinya jadi tomat busuk," godaku menoel pipinya itu.

"Sammm ... doyan banget godain aku ihh." Dia menjewer telingaku malu.

"Kok aku di jewer sih sayang? Di jawab kek 'pagi juga sayang'... ini malah disiksa."

"Bodo!" Dia melepaskan pelukanku dan bangun terduduk. Kulihat pipinya semakin merona. Ahh ... mungkin dia baru sadar kami tak terbalut benang sehelai pun. Pakaian kami berserakkan di lantai kamar. Hehe ...

"Kenapa hmm?" godaku sambil memeluknya dari belakang.

"Ihh ... Sam lepasin. Aku mau mandi."

"Mau bareng? 'Kan lebih seru. Hmm hmm?" godaku lagi sambil mendaratkan daguku di bahunya.

"Dasar mesum!"

"Aku mesum? Trus siapa semalam yang bilang 'Ahh ... Sam. Ahh ...' hahhaa ...."

Pipinya merona lagi. Tangannya mendorong kepalaku yang di bahunya. Aku segera menggendong tubuhnya menuju kamar mandi. Tentu dengan teriakan darinya sambil memukul-mukul dadaku.

***

Author POV

Sam sudah siap dengan pakaian kantornya. Ia menuju dapur menghampiri Fey dan Mama Indah.

"Sarapan dulu ya," ucap Fey seraya merapikan dasi Sam. Sam mengangguk tersenyum. Mereka duduk bersama di meja makan. Fey seperti biasa mengambilkan makanan untuk suaminya.

***

"Aku pergi kerja dulu ya," ucap Sam pada Fey yang di balas dengan menyalami tangan suaminya itu, seperti biasa bila Sam akan pergi. Sementara Sam mengecup lembut kening istrinya.

"Ma, Sam pamit ya. Jagain istri aku ya, Ma. Hehe ..." ucap Sam lalu menyalami tangan Mamanya.

"Iya. Nggak bakal ada yang ngambil Fey, sayang. Udah dikasih tanda kepemilikan sama kamu," ucap Mama sambil tersenyum geli melihat Feydilla. Sam hanya terkekeh, sementara Fey hanya memandang mereka penuh tanya. "Hati-hati ya sayang," lanjut Mama.

Sam lalu masuk ke mobil dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan garasi rumah. Sepeninggal Sam, Fey dan Mama Indah kembali ke dalam dan mengobrol bersama sambil membereskan rumah.

"Hari ini kamu jangan keluar dulu ya, sayang," ucap Mama pada Fey. Fey mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa, Ma? Mama mau aku temani ke mana gitu?"

"Bukan," jawab Mama tersenyum geli.
Mama menunjuk leher Feydilla lalu berlalu sambil menahan tawa. Fey yang keheranan segera bergerak menuju kamarnya. Menampakkan wajahnya di depan cermin, dan saat itulah dia tahu jawabannya. Banyak kissmark di lehernya. Kerjaan siapa lagi kalau bukan suaminya.

"Astaga, Sam ...."

***

Sebulan sudah berjalan. Akhir-akhir ini Fey sering merasa pusing dan cepat lelah. Namun ia tak memberi tahu suaminya. Ia tak ingin Samudra mencemaskannya, karena Sam sendiri sudah repot karena pekerjaan di kantor. Sementara Mama Indah sudah dua minggu yang lalu pulang.

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang