. . ➥ [TUB-10] ˎˊ˗ ꒰ :🐑: ꒱

1.8K 173 4
                                    

✎───『MANIS』───🐑⊰


Sesuai janji beberapa minggu yang lalu, Chero bertemu dengan Ditan di sasana milik Damar pada tanggal merah.

Saat ini dua remaja itu bertarung di atas ring. Meskipun mereka sahabatan, tapi kalau sudah di atas ring tidak ada yang akan mengalah dan tidak ada yang takut untuk memukul meskipun hanya latihan biasa.

Ditan semakin jago dan sebanding dengan Chero walaupun mereka menggunakan teknik yang berbeda.

Taekwondo tidak memiliki banyak gerakan sehingga serangannya mudah ditebak, tetapi menggunakan seluruh bobot tubuh ke dalam tendangan. Itulah yang membuat Ditan tertarik belajar taekwondo.

Chero memberikan tinju di dagu Ditan hingga wajahnya menghadap ke atas. Sakit sekali rasanya, tetapi Ditan bisa mengontrol ekspresinya. Sudah lama ia menantikan Chero di atas ring, Ditan tidak akan membiarkan Chero bosan begitu cepat.

Ditan menjaga jarak dari Chero kemudian tiba-tiba melakukan spinning hook kick yang mengenai hidung dan mulut Chero.

Gerakan kaki Ditan begitu cepat seperti angin lewat. Chero pun tidak merasa sakit, tubuhnya masih berdiri kokoh.

Yang mengerikannya adalah hidung dan bibir bawah Chero tergores karena tendangan Ditan.

Bagaimana bisa?

Chero membasahi bibirnya, rasa besi terasa di lidah dan sedikit perih. Chero tidak marah pada Ditan malahan ia takjub dengan tendangannya barusan.

"Gila, yang barusan keren banget!" puji Chero dengan mata yang membulat.

"Makanya gue panggil lo ke sini biar lo rasain sendiri jurus yang baru gue pelajari." Ditan tersenyum bangga.

"Oke, oke, kali ini gue kalah! Jadi lo mau ditraktir apa?" Chero bertanya sambil melepaskan perban putih di tangannya.

"Sushi!"

Chero mengetuk ubun-ubun Ditan. "Tau aja lo gue habis gajian!"

*****

"Gimana? Enak?"

Ditan mengangguk-anggukkan kepala sambil terus mengisi mulut dengan berbagai jenis sushi.

"Lo juga, nih makan!" Ditan memberikan sebuah sushi ke piring Chero. Diam-diam pria itu sudah menempelkan sesuatu di sisi yang tidak terlihat oleh Chero.

Chero masukkan ke mulut dan mengunyahnya dengan lahap, tapi tiba-tiba raut wajahnya berubah drastis dan memerah.

"Sialan, lo masukin wasabi, ya!" tuduh Chero yang ternyata benar. Ditan cekikian melihat wajah Chero.

Rasanya pedas dan aneh, apalagi wasabi itu sempat mengenai bibir Chero yang terluka. Chero sampai mengeluarkan air mata.

Chero adalah gadis yang tidak pernah menangis karena hal sedih, tapi baru kali ini ia mengeluarkan air mata. Ditan malah kesenangan bisa melihat air mata Chero yang langka itu.

Chero mengepalkan tangannya kuat-kuat dan mengigit bibirnya. Ditan jadi merasa kasihan sama sahabatnya itu.

"Chero?"

Suara itu ....

Chero mengangkat wajah melihat pemilik suara yang tidak asing di telinganya. Ternyata dia Alen. Alen juga ada di restoran ini.

Chero hanya menatap Alen, tidak menyapa dan tidak tersenyum sama sekali. Chero lagi mati-matian menahan rasa wasabi yang mengerikan di mulutnya.

"Chero kenapa?" Alen tampak khawatir dan memegang wajah Chero dengan kedua tangan mungilnya.

The Unseen Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang