. . ➥ [TUB-20] ˎˊ˗ ꒰ :🐑: ꒱

3K 217 13
                                    



✎───『LAST NAME』───🐑⊰


Perlahan kepala Cherry terangkat, akhirnya netranya melihat wajah pemuda yang sedari tadi sabar menunggunya mengobrol di telepon.

"Alen kangen banget."

Cherry membeku di tempat. Seharusnya Cherry sudah menduga pasti akan melihat Alen di sekolah ini lagi, tapi ketika bertemu langsung dia jadi tidak bisa berbuat apa-apa.

Jujur, ia juga sangat merindukan pemuda manis itu. Namun, Cherry terlalu takut untuk melihatnya. Mungkinkah Alen masih kecewa padanya?

Cherry menyodorkan selembar kertas dan pulpen. "Baik, adek isi sendiri ya formulirnya," tutur Cherry berusaha bersikap biasa saja.

"Chero, Alen di sini." Alen menyentuh tangan Cherry yang menggenggam pulpen.

Cherry tersentak kaget dan langsung bangkit berdiri ingin pergi.

Alen berlari kecil mencegat tangannya. "Chero mau ninggalin Alen lagi?"

"Gue Cherry, gue gak kenal orang yang lo maksud," balasnya ketus.

"Chero jangan jahat ke Alen, selama ini Alen nyariin Chero tahu! Alen senang banget sekarang akhirnya bisa lihat Chero lagi."

Mata berkaca-kacanya membuat wajah datar dan perasaan Cherry melunak. Rasanya Cherry ingin menarik pemuda itu ke dalam pelukannya, tapi Cherry masih sadar diri.

"Chero tetap di sini, ya? Jangan pernah pergi lagi," tuturnya pelan menatap Chero seperti anak anjing.

Cherry membuang wajah, ia tidak kuat melihat Alen lama-lama.

"Gue udah pergi dari kehidupan itu. Gue bukan pengawal lo lagi, gue gak punya perjanjian, gue juga gak punya alasan untuk ada di sisi lo lagi. Udah gak ada yang tersisa, Len!" terangnya memberi pengertian.

"Masih ada, Cher." Alen menyela.

"Masih ada satu yang membuat Chero pantas di sisi Alen lagi," lanjutnya.

Cherry menatap bingung. "Apa?"

"Kita belum pernah putus. Kita masih pacaran."

Bodoh sekali. Kenapa Cherry bisa lupa akan hal itu?

Padahal dulu Cherry yang mengingatkan Alen, tapi sekarang Alen yang mengingatkannya.

"Chero lupa, ya?"

Air mata legend pemuda cengeng itu turun membasahi pipinya. Bibirnya bergetar ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya dia memeluk Cherry dan menyembunyikan wajahnya yang basah di bahu Cherry.

Sementara itu Rio, Ditan, Dina, dan Gracia baru saja melewati pintu masuk aula.

"Brengsek."

Ditan hendak menghampiri Alen yang memeluk Cherry, tetapi Rio dan Dina segera menahannya.

"Biarin mereka, Bro." Rio menepuk pundak Ditan.

"A-alen gak pernah sekalipun lupain Chero. Alen masih sayang dan cinta sama Chero," ungkapnya dalam isak tangis.

"Chero ma-masih sayang dan cinta jugha kan sama Alen?"

Tangan Cherry tergerak mengusap lembut punggung pemuda yang bersandar padanya. Ia tersenyum tipis bisa kembali merasakan pelukan pacarnya yang menggemaskan.

"Iya."

Alen menarik kepalanya dari bahu Cherry, ia beralih menatap gadis tinggi di depannya. "Iya apaa?"

"Iya gue juga masih sayang dan cinta sama Alen pendek!" ledek Cherry dan mencubit gemas pipi Alen yang lengket.

Alen mengerucutkan bibirnya kesal. Kenapa Cherry harus mengatainya pendek segala?

The Unseen Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang