. . ➥ [TUB-15] ˎˊ˗ ꒰ :🐑: ꒱

1.6K 156 1
                                    

Ke Sumatra naik angkot
Pulangnya bawa raflesia
Bagi lo yang udah vote
Gue ucapkan kamsia!


✎───『DEMAM』───🐑⊰



Semalaman Alen tertidur di ruang kerja Aska. Kesadarannya telah kembali, tapi sulit baginya untuk bangkit. Kepalanya terasa berat dan sakit, sepertinya pengaruh nangis semalaman.

Alen mencoba bangun meski sedikit terhuyung karena tubuhnya begitu lemas. Ia berjalan pelan keluar dari ruangan ini tanpa memperhatikan kemana kakinya melangkah.

Seorang wanita bertubuh gempal dari jauh melihat Alen di lorong rumah. Ia segera berlari tertatih-tatih menghampiri Alen di sana.

"Tuan muda Alen! Saya cariin di kamar nggak ada ternyata di sini toh."

Tak mendapatkan balasan apa-apa, wanita ini kembali berbicara.

"Alen gak ke sekolah? Udah jam 7 lho."

Pandangan mata Alen mengabur, ia bahkan tidak mendengar suara pembantunya itu. Tubuhnya melemas dan akhirnya rubuh.

"Tuan muda!"

*****

"Alen demam tinggi Pak, kata dokter demamnya mencapai 40°C." Wanita tua yang merupakan kepala pelayan di rumah itu menyampaikan situasi saat ini kepada Aska melalui telepon.

Baru saja seorang dokter meninggalkan kediaman Sagara setelah memeriksa juga memberitahu informasi bahwa Alen demam tinggi dan harus minum obat penurun panas yang direkomendasikannya .

"Baik, Pak. Surat keterangan sakit dari dokter akan segera dikirim ke sekolah Alen." Kepala pelayan menurunkan ponselnya ketika Aska di seberang sana sudah mematikan panggilan mereka.

"Apa kata pak Aska?" tanya wanita berbadan gempal yang tadi menemukan Alen di lorong rumah.

"Dia tidak bisa pulang ke rumah dan hanya menyuruh untuk mengirimkan surat keterangan sakit ke sekolah Alen."

"Astaga ... kasian sekali Alen." Para pelayan menatap iba Alen yang terbaring lemas di atas tempat tidur.

"Ayo kita siapkan obat dan makanan lembut untuk Alen."

Para pelayan pun meninggalkan kamar Alen dengan tenang.

*****

Chero menatap bangku kosong yang ada di sebelahnya. Setelah doa pagi Chero masih menunggu kedatangan Alen.

"Apa kemarin jatuhnya parah sampai hari ini gak bisa masuk sekolah?" pikirnya risau.

Kayla dan Diana datang ke kelas 11 IPA 3 untuk membicarakan investasi saham perusahaan orang tua bersama Nisa, Angel, dan Arin. Sedangkan Gracia sengaja tidak ikut ke kelas ini karena ia masih takut ketemu Chero.

Ketika sedang asik ngobrol, Angel salfok dengan Chero yang duduk termenung di belakang kelas.

"Eh liat deh si Chero, kasian ayangnya gak dateng sekolah," tunjuk Angel mengalihkan perhatian keempat temannya.

"Yeeu itu kan karena lo kemarin lempar bolanya kejauhan, gue jadi nabrak Alen deh!" seru Nisa membuat Angel cengengesan.

Arin tertawa mengingat kejadian kelasnya di lapangan kemarin. "Hahaha ... kemarin gue langsung kabur sih yaa. Btw kita samperin Chero yuk, mumpung gak ada Alen. Kalo ada Alen kan kita jadi susah mau ngobrol dan berteman dengan Chero."

Mereka berlima pun berjalan ke belakang kelas dan duduk mengelilingi Chero.

"Hai Chero, gue dan Nisa mau minta maaf soal kejadian kemarin. Gue yang salah karena lempar bolanya kejauhan." Angel langsung berbicara setelah duduk di bangku depan mejanya Chero.

The Unseen Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang