. . ➥ [TUB-4] ˎˊ˗ ꒰ :🐑: ꒱

2K 192 7
                                    

✎───『BOTOL YAKULT』───🐑⊰

"Alen! Woi, jangan marah!"

Chero mengejar Alen yang berjalan ke luar kelas.

Chero menatap sinis Alen ketika pemuda itu masuk ke toilet pria. "Dih anying ngambekan kek cewe."

Akhirnya Chero masuk ke toilet wanita sekedar cuci tangan saja walaupun tangannya tidak kotor.

Dari sini Chero bisa mendengar suara pintu yang terbuka dari toilet pria dan kemudian air dari keran wastafel mengalir. Ia pastikan Alen sudah menyelesaikan urusannya di sana.

Chero baru saja mau keluar dari toilet ini, tiba-tiba ia mendengar teriakan nyaring khas perempuan.

"Aaaa! Ada cowok di toilet cewek! Toloong!"

Chero kaget lah. Dia samperin tuh cewek yang teriak-teriak. "Hah siapa? Mana cowonya biar gue hajar!"

"Kyaaahh! Jangan sentuh gue pliss!"

"Si anying ternyata gue yang disangka cowo. Kabur aja lah." Chero panik dan memilih keluar dari toilet itu.

Tepat sekali Alen juga keluar dari toilet pria.

Chero langsung mengungkit masalah tadi. "Woi, masa perkara yakult doang lo marah!"

Alen jantungan tiba-tiba disambar pertanyaan. Ia kira Chero sudah kembali ke kelas, taunya malah di toilet wanita.

"Chero ngapain di toilet cewe?" tanya Alen syok.

"Cuci tangan. Emang kenapa? Eh lo jangan ubah topik."

"Kan bisa cuci tangannya di toilet cowo."

"Bisa your eyes! Udah gue bilang gue ini manusia bohay. Bohay alim! Gak boleh masuk toilet cowo." Chero menekan perkataanya.

"Apa sih bohay bohay mulu Alen gak ngerti!"

"Botol yakult mana ngerti bohay." Chero mengejeknya lagi.

"Jangan ejek Alen botol yakult!" Setelahnya, pemuda ini berjalan meninggalkan Chero.

"Woi, Len! Buset, gue ditinggal lagi." Chero berlari kecil mengejar Alen.

"Jangan ikutin Alen!" tegur pemuda pendek itu.

"Tapi gue kan ...." Chero menggantung ucapannya.

"Pengawal lo."

*****

Pulang dari sekolah Alen ke kantor papanya. Dia bosan kalau di rumah. Tak ada hal yang serius, ia hanya duduk manis membaca buku.

Alen sudah biasa seperti itu hingga bosan dan ketiduran, tapi kali ini berbeda. Matanya mengarah ke buku, tapi pikirannya berjalan kemana-mana.

"Ekhem."

Aska Sagara, papanya Alen berdeham karena sejak tadi ia memperhatikan putranya itu diam mematung dengan sebuah buku di tangan yang tak pernah dibalik halamannya.

"Apa selama itu membaca satu halaman saja?" tanya Aska ketika Alen tidak bergerak sama sekali sejak ia berdeham tadi.

Alen tersadarkan lalu menaruh buku itu di atas meja dan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Mikirin apa?" tanya Aska lagi.

Hubungan orang tua dan anak itu canggung sejak kematian nyonya Sagara. Alen menjadi lebih pendiam sedangkan Aska semakin sibuk mengurus perusahaan, tetapi ia masih berusaha mengajak putranya mengobrol meskipun kebanyakan diabaikan.

Tumben, kali ini Alen menjawab walau singkat. "Botol yakult."

"Ada apa dengan botol yakult. Kamu mau minuman itu?" tanya Aska.

The Unseen Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang