. . ➥ [TUB-17] ˎˊ˗ ꒰ :🐑: ꒱

1.5K 166 9
                                    





✎───『KEBENARAN』───🐑⊰





Subuh-subuh Chero dibangunkan dengan misscall dari Elin. Gadis tomboy itu memeriksa ponselnya dengan mata setengah tertutup.

Paginya Chero berjalan semangat keluar dari area parkiran sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paginya Chero berjalan semangat keluar dari area parkiran sekolah. Ia tidak sabar untuk bertemu pacarnya yang menggemaskan sekalian juga memberitahukan bahwa hubungan mereka disetujui oleh Aska.

Sebelum Chero menyusuri koridor sekolah, ia sudah merasakan hawa-hawa tidak mengenakkan. Gadis itu memperhatikan sekelilingnya, rupanya murid-murid yang ada di koridor juga tengah menatap ke arahnya sambil berbisik-bisik.

"Kenapa pada ngeliatin gue? Apa karena berita kemarin? Oh iya, gue lupa. Ini kan sekolah anak-anak kaya dan sekarang mereka tahu kalo gue berbeda dari mereka."

Chero kembali berjalan tanpa memedulikan tatapan orang-orang. Ketika Chero sampai di depan kelas, lima gadis menghadangnya.

"Hai, Cherry!" sapa Kayla dengan tatapan merendahkan Chero.

Chero menatapnya aneh dan mencoba menghindari mereka. Entah kenapa Chero jadi benci dengan nama aslinya yang disebutkan Kayla.

Angel dan Nisa reflek menghalangi pintu kelas 11 IPA 3.

"Minggir, gue mau lewat," pinta Chero tegas.

"Hello? Kayaknya lo salah masuk sekolah deh. Sekolah ini kan khusus orang-orang kaya bukan anak kampung kayak lo!" Arin berkata tajam.

"Sampai ubah nama segala," timpal Angel.

"Kalo gue jadi lo sih gue bakalan malu banget dan gak mau datang ke sekolah secara kedok gue sebagai 'orang pura-pura kaya' di sekolah ini udah ketahuan." Diana melipat tangannya di depan dada.

"Gue gak pura-pura kaya, kalian aja yang mandang orang dari hartanya dan berekspektasi tinggi ke gue," balas Chero.

"Ups! My bad."

Chero menabrak Diana juga Nisa dan menerobos masuk ke dalam kelas. Matanya menangkap Alen yang duduk di bangku depan sambil membaca buku di atas meja.

Ia menghampirinya. "Alen? Kenapa lo pindah tempat duduk ke depan?"

Sedangkan pemuda ber-sweater biru yang ia tanya menghiraukannya.

"Gue kasihan sama Alen karena dia duduk sama penipu miskin. Jadi gue ajak dia duduk di sini bareng gue dan dia juga mau," jelas Nisa.

Kelima gadis yang tadi menghadang Chero kini sudah berdiri mengelilingi Chero dengan tatapan sinis.

"Gue jadi Alen sih gue bakal kecewa berat ya sama lo secara pacarnya bohongin dia selama ini. Ternyata pacarnya adalah seorang anak kampung dari panti asuhan." Diana berbicara seperti itu lagi.

The Unseen Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang