02. Kisah di Februari

213 134 56
                                    

Kantin sekolah IBU NANIK yang selalu menjadi tempat murid murid SMA Gandplita. Merelakan mengantri lama untuk memesan makanan minuman karena saking enaknya makanan minuman itu, salah satunya Arga dan Dikta murid kelas 11C yang sedang berada di kantin itu pada hari ini. Mereka tidak membeli apapun, hanya menumpang duduk disana saja. Tiba-tiba Arga matanya tertuju melihat cewek dan cowok yang berada di pojok kanan, tidak jauh dari tempat mereka duduki.

"Eh dik, liat tuh."ujar Arga menunjukkan jari telunjuknya itu.

Dikta hanya melirik apa yang ditunjukkan oleh Arga padanya.

"Ayang.. mau pesen apa?" kata cewek yang berada di pojok sana bersama seorang laki laki.

"Kamu sama kan mau basreng? Mau ku bayarin gak?"

"Sama ice cappucino nya boleh ga?"

"Boleh dong, apasi yang ga buat kamu."

Arga dan Dikta yang melihat itu merasa tidak suka melihat orang yang sedang berpacaran apalagi jika berada dekat di depannya. Mereka berdua benar-benar menatap dengan sudut tatapan tajamnya itu. Secara tiba-tiba dan kebetulan, ada Leona, Lauziyah, dan Zevana baru sampai di kantin itu.

"Kalian pada jajan apaan?" tanya Leona.

"Gue ga jajan, cuma pesen minum doang." jawab Dikta.

"Sama aja jajan bang." kata zevana.

"Ih itu ada orang yang zina." celetuk Lauziyah.

"Heh ziyah, jangan keras-keras kalo ngomong." tegur Arga.

"Tapi bener kan itu tu zi-" ucap Lauziyah terhenti karena ada yang menyelanya.

"Ya tapi jangan gitu juga dong ziyah.."

Leona, Lauziyah, Zevana langsung memesan makanan dan duduk tidak jauh dari Arga dan Dikta, diibaratkannya seperti duduk secara berhadap hadapan.

"Kalian melongo liat yang pacaran, mau juga yak?" tanya Leona.

"Siapa juga yang mau kek gituan? Udah ngabisin uang, ngabisin waktu." jawab Dikta.

"Ga mau apa gagal move on?" celetuk Arga.

"Daripada lo prenjon." ketus Dikta.

"Mending ama yang fiksi aja dek." sewot Zevana.

"Nah si Dikta juga suka Ama yang fiksi." Seru Arga.

"Tinggal si Lauziyah ama Leona nih ga tau masalah hidup percintaannya." ucap kembali Arga.

"Ziyah mah suka sama cowok yang semesta pun tidak merestui nya." celetuk Leona.

"Ya tapi itu masi mending bukan? Daripada-"

Tengah pembicaraan itu, terdengar pertengkaran terjadi di sumber suara orang yang di tunjukkan Arga tadi. Namun, kali ini ada satu cewek yang baru muncul di sana.

"Wah wah.. cewek baru nih ceritanya?" ujar cewek yang baru datang ke tempat itu.

"Maksudnya apa nih? Ini siapa?"

"Aku ga kenal malahan sumpah." jawab laki-laki itu.

"Ouh gitu? Udah sombong ya pamer cewek, btw cewek kamu sekarang ga terlalu cantik juga si.. malahan kek dinding putih, muka rata ga punya dosa."

"Lo niatnya kesini body shaming ke gw? Kamu ko diem aja si, belain dia dari pada pacar mu sendiri?"

"Dia ga bisa diam karena dia juga pasti belain saya, karena saya pacarnya juga."

"Jadi kamu diam dari tadi bingung karena pacarmu 2? IYA KAN !?"

Kumpulan manusia The Club hanya bisa menyimak perselisihan hubungan ditambah konflik di kantin itu dalam keadaan bangkunya yang tepat amat memojok. Arga melihat pertengkaran terjadi memanglah sangat amat serius menyimak, seperti menyimak perdebatan urusan dunia.

"Makanya jangan pacaran ka.." kata Lauziyah.

"Udah ah ayo ke kelas, males gw liat orang ribut." kesal Zevana.

30 menit lagi jam pelajaran kedua dimulai, seperti biasa kelas 11C mencari hal yang tidak berguna sama sekali untuk mengisi jam kosongnya. Leona, Lauziyah dan Zevana menghampiri bangku Dikta dan Arga dan memulai kembali memuat konflik kekacauan serta memuat sebuah komunitas.

"Ini hari valentine, gada yang kasi gw bakso, mie ayam, yamin, seblak atau lotek gitu?" tanya Leona.

"Orang lain kalo hari valentine pasti pasti mau coklat, bukan bakso!!"

"Hehe.. aku maunya bakso." kata Leona.

"Tapi ada tau bakso tikus." kata Lauziyah.

"Lo ngerusak selera makan gw!!" kesal Leona.

"Ya tapi bener kan? Emang ada."

"kalo baksonya pas digigit ada rasa asam sama pas digigitnya agak keras berarti baksonya dibikin dari daging tikus." celetuk Dikta.

"Berarti kamu pernah makan?" sewot Zevana dengan pertanyaannya itu.

"Ga, sekedar informasi." jawab Dikta.

"Curiga pernah makan, berarti selama ini Dikta.. Dik? Elu berarti curut wibu ya?!" seru Leona.

"KEREN CUY CURUT WIBU." celetuk Arga.

"Dikta curut wibu? Ganti nama juga lo dik." kata Zevana.

"Napa gw jadi dibully gini et dah." pasrah Dikta.

"Kalian tu jangan bully orang, kasian curut ini." kata Lauziyah dengan tampang wajah polosnya itu.

"YA LO SAMA AJA ZIYAH." geremat Dikta.

"Eh valentine kalian ga di kasi coklat?" tanya Arga.

"Arga, mikir ga si kita tuh para makhluk yang NT, apalagi pacar pun pasti ga punya." jawab Leona.

"Februari ini sangat sangat suram ya." kata Arga.

"Ulang tahunnya ziyah februari cuy." sewot Leona.

"Berarti pas saya lahir itu suram? "tanya Lauziyah dan tidak lupa soal wajah polosnya itu.

"Sorry bukan gitu, maksudnya tu bulan februari tahun ini, bukan tahun pas kau lahir."

"berarti ulang tahun ziyah tahun ini suram juga?" celetuk Zevana.

"Gelap gelap, lampu mana nih?" celetuk Dikta.

"Traktir makan ziyah, kau bentar lagi ultah." seru Leona.

"Enak ae traktir traktir, yang lain aja ga dipalakin pas hari ultahnya." sewot Lauziyah.

"Yang gw inget Januari tuh sapa yak.. EH!? Si Dikta." sahut Arga.

"Dah kelewat." ujar Dikta memasang wajah seolah mengejek.

"Yah ga bisa malak."

"Kapan-kapan gw traktir dah, mau?" tawar Dikta.

"WAH? MAKASI CURUT WIBU.. baik hati sekali anda ini." seru Leona.

"DIBAIKIN MALAH NGELUNJAK." kesal Dikta.

Leona dan Dikta langsung berdebat umpama pertengkaran yang berada di kantin pada saat jam istirahat awal tadi. Lauziyah, Arga, Zevana hanya bisa sekedar menonton pertunjukan mereka berdua saja.

The ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang