Tanpa pikir panjang ia langsung lari balik untuk ke daerah aman yakni tenda.
Sesampainya di sana, nampak wajah Elisha seperti ketakutan.
"Kata gue juga apa."celetuk Dikta.
Tepat tengah malam tiba, sepertinya semua orang sudah tertidur pulas. Tenda Leona berbunyi resleting tenda yang ingin terbuka. Ternyata Lauziyah keluar dari tenda, ia di dalam tenda merasa sangat kedinginan. Ia memutuskan untuk pergi ke api unggun menghangatkan badannya sekejap sekaligus mengambil jaketnya yang ia pikir tertinggal di luar. Begitu keluar tenda, ia terkejut ada Rendi dan Abidzar masih di sana.
"Gue mau tidur ah."lanjut Rendi masuk tenda.
Langsung saja Lauziyah mulai berjalan dan mondar-mandir mencari jaketnya itu. Tidak ada sama sekali jaketnya di sana. Abidzar sangat heran dengan anak yang satu ini, ngapain mondar-mandir tengah malam gini? Apa jangan-jangan dia ngelindur? Abidzar tidak memikirkan hal itu, ia fokus terhadap dirinya sendiri, yakni membenarkan senar gitar Dikta.
Jujur, Lauziyah benar-benar lelah hanya untuk mencari suatu hal yang tidak akan tercapainya, yakni jaketnya, apalagi disertai kantuknya yang berat. Ia memutuskan untuk langsung saja ke tujuan keduanya yakni menghangatkan diri depan api unggun. Tentunya agar semakin hangat rasanya, ia menggosokkan kedua telapak tangannya.
Tiba saja Abidzar menaruh gitar Dikta yang menandakan bahwa tugasnya selesai. Suasana begitu canggung saja, apalagi di tengah suasana alam malam begini. Tidak sengaja malah bertatapan satu sama lain.
"Ngelindur?" tiba saja perkataan Abidzar membuat Lauziyah heran.
"Hah?"
"Tadi mondar-mandir, saya pikir ngelindur."
"Ngga, itu cari jaket sekalian angetin badan."
"Mau pakai jaketku-"
"Gak usah terima kasih."ujar Lauziyah langsung geser duduknya menjauhi Abidzar.
Sementara itu di keadaan dalam tenda Leona, Syafa terbangun dari tidurnya karena ia tiba-tiba saja badannya begitu sangat pegal. Tak lama entahlah kaki siapa menimpa wajah Syafa, Syafa duduk dan melihat kaki siapa yang menimpa wajahnya, ternyata itu kakinya Leona. Syafa memutuskan untuk keluar dari tenda. Abidzar dan Lauziyah melihat ke sumber suara yang di mana itu suara yang dibuat Syafa yang sedang keluar dari tenda. Tiba Syafa depan tenda Alveero.
"OY BUKA!!" teriak Syafa.
Alveero membuka resleting tenda, Syafa main langsung masuk aja dan tidur di dalam tenda Alveero.
"Gantian, lo di tenda sana gantiin posisi gue. Kalo lo di sini sumpek!"
Api mulai sedikit demi sedikit seperti akan habis karena tidak ada lagi kayu yang harus api makan. Abidzar melemparkan serta menambahkan banyak lagi kayu bakar agar api itu ada makanan yang harus ia makan, yakni kayu bakar. Sepertinya Lauziyah sudah tertidur meskipun tidurnya duduk sambil memegang kedua lututnya, ia memeluk dirinya sendiri agar tidak kedinginan.
"Ziyah?" panggil Abidzar, memanglah benar Lauziyah tidak merespon apapun, sudah dipastikan Lauziyah tertidur. Abidzar membuka jaket yang digunakannya dan memakaikannya ke badan Lauziyah.
---
Lauziyah terbangun oleh getaran pada ponsel yang berada dipinggirnya. Sepertinya itu ponselnya Abidzar. Abidzar memasang alarm untuk bangun pukul tiga pagi."Abi? Bangun shalat tahajud."
"Lima menit lagi umi.." ngigau Abidzar.
"Saya lauziyah."
Abidzar langsung terbangun serta mengucek kedua matanya. Abidzar menyangka ia sedang berada tidur di rumahnya sendiri, makanya ia sangka yang membangunkannya tadi itu uminya sendiri.
"Astaghfirullah, maaf."
"Ah gapapa, ini jaket punyamu?"
"Ya."
"Em.. Terima kasih, maaf merepotkan."
"Tidak merepotkan, gak shalat tahajud?"
"Sedang libur."
--
GOOD MORNING WAHAI PARA ANAK ANAK MUDA SEKALIAN!! BANGUNLAH KALIAN!! AYOKLAH JALANI KEHIDUPANMU.Leona perlahan membuka kedua matanya, ia meregangkan tubuh-tubuhnya, tibalah saat Leona meregangkan kakinya.. Kakinya malah tertabrak oleh kaki orang lain yang mungkin ia rasa kaki itu keras dan kuat sekali. Leona melihat ke sebelah kanannya, melihat Alveero yang sedang baru bangun tidur dalam posisi duduk, kedua kakinya berselanjar. Pandangan mereka langsung membeku satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Club
Roman pour Adolescents(LOM DIREVISI WOI) Kisah sekumpulan anak sekolah yang amat prik humornya. Dikta, Arga, Leona, Lauziyah, dan Zevana. Kisah mereka yang kesehariannya bikin kamu geleng geleng kepala dengan tingkah kekonyolan mereka. Sifat mereka yang berbeda beda dipa...