09.Resign The Club

120 70 30
                                    

Kami dari circle kaum cewek The Club kelas sebelas Cute akan mengucapkan selamat ujian bagi kalian yang mengalami ujian, jangan semangat dan harus menyerah!! Ingat satu hal, jika anda ingin sukses, jangan lakukan yang tadi kita ucapkan. Namun, lakukanlah yang membuatmu senang, tapi jangan sampai membuat orang lain malah susah.

Arga dan Dikta melihat Leona, Lauziyah, Zevana dengan muka datar dan pasrahnya itu, terlebihnya lagi Arga yang dimana ponselnya itu digunakan untuk vlog mereka. Lauziyah yang bingung harus mengatakan apa saja, akhirnya ia hanya terdiam sembari memandangi kamera dengan ekspresi always datar.

"Kelamaan!" ujar Arga mengambil ponselnya.

"Dasar-" ucapan Leona secara tiba-tiba dipotong oleh Dikta.

"Diem lah ck !!" tegur keras Dikta pada Leona.

"Apa sih lo? Gua diem." tingkah Leona yang semakin menjadi jadi sehinggalah memuat keamarahan Dikta meningkatkan.

"Ni cewek pengen gua-" ucapan Dikta langsung disela oleh Leona.

"Apa hah?! Maju!! Gw bilangin bapak gw lama-lama, bapak gue duyung mau apa lo?"

"Bapak gua buronan, mau apa lo?" sewot Dikta.

"Weisshh.. udah-udah." ujar Arga memisahkan antara Dikta dan Leona dengan cara menarik keras tangan Dikta.

"Bentar lagi juga gue bakal pindah, mau apa lo?!"

Suasana yang tadinya memanas pun sekarang tiba tiba hening seperti suasana hutan yang ditinggal beribu-ribu abad lamanya akibat ucapan yang diucapkan oleh Dikta tadi karena semuanya hampir tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Dikta.

"Bang? Beneran nih bang?" celetuk Zevana.

"Minggu ini terakhir gw sekolah disini." kata Dikta.

"Kemana pindahnya?"

"Jakarta, deket sama rumah kakek gw." jawab Dikta.

"Dik.. jangan lupain gue dik.." ujar Arga memeluk erat pada Dikta.

---

*Treenggg tenggg.. Ni ai wok, awok awok~

Bel istirahat berbunyi dengan amat amat keras, seperti biasanya Leona mengajak Lauziyah dengan zevana ke perpustakaan. Kalian menyangka mereka bertiga itu kutu buku atau anak rajin belajar? Maka kalian salah besar, mereka hanya menumpang duduk manis sambil ngobrol dengan tenang, tentram, adem dan nyaman, apalagi di perpustakaan sekolah itu terdapat dua AC dan kipas angin di setiap sudut. Kalian bisa fokus belajar disini bahkan menghibahkan orang lain pun bisa dilakukannya disini, jangan dicontoh ya adik-adik.

Sebelum ke perpustakaan, Leona cosplay menjadi induk dari itik atau bebek yang mengecek satu persatu anak-anaknya. Zevana mulai menghampiri Leona di depan kelas, akan tetapi Lauziyah belum juga menuju pintu kelas, malahan ia menghampiri salah satu teman kelasnya. Leona dan zevana amat sabar setebal batako menunggu lauziyah dari luar kelas.

Balik lagi pada Lauziyah yang sedang berbicara dengan salah satu penghuni ini. Ia adalah...

Elisha sudah terkenal menjadi murid yang selalu berdiam diri bahkan terlihat seperti anak yang ramah-ramah saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elisha sudah terkenal menjadi murid yang selalu berdiam diri bahkan terlihat seperti anak yang ramah-ramah saja. Namun entahlah kedepannya jika sudah berteman dekat bahkan melekat dengan anak-anak The Club.

Lauziyah bermaksud menghampiri Elisha agar Elisha ikut dengannya untuk ikut berkumpul di perpustakaan. Namun, lagi dan lagi bahkan terus-menerus Elisha menolak penawaran dari Lauziyah.

"Eum, ngga deh, makasih tawarannya lau." kata Elisha.

Lauziyah tidak peduli dengan perkataan yang diucapkan oleh Elisha, Lauziyah langsung menarik tangan Elisha dan mengajaknya untuk keluar kelas bahkan menuju perpustakaan sekaligus.

"Elisha? Kamu mau ikut juga? Ayo!!" sahut Leona.

"Ayo dek, jangan nolep seperti Dikta curut itu." kata Zevana.

"Dasar kalian ini ya ampun." kata Elisha.

Mereka berempat langsung berlari, entah mengapa mereka berlari secara spontan, ya meski tidak ada yang mengejar sama sekali, setidaknya mereka sudah berhasil berlari dari kenyataan yang ada.

Berangkat menuju perpustakaan serta tidak lupa juga sebelum masuk, mereka mengetuk pintunya terlebih dahulu serta meminta izin terlebih dahulu untuk masuk, tidak seperti hewan yang tidak memberikan kabar apapun terkecuali mendengar kabar jika dia sudah memiliki pasangan dengan orang lain.

Mengobrol dengan se asyik-asyiknya sampai membuat mereka lupa dengan waktu terkecuali mantan. Tapi, beruntungnya saja waktu istirahat mereka memiliki waktu yang amat agak lama.

Tetiba Elisha menyampaikan sebuah satu pertanyaan yang bisa memuat topik baru.

"Ulangan minggu ini udah beres kan?" tanya Elisha.

"Iya sayangku.." jawab Leona dengan suara lembutnya.

"Baguslah kalo udah selesai, soalnya kalo ulangannya masih lanjut, gw mau izin gak ulangan soalnya mau ke Jakarta ."

"Wah berarti sama kek Dikta?" sahut Lauziyah.

"iya itu pacar aku juga mau ke Jakarta." sewot Leona.

Lauziyah tiba tiba menyadari kejanggalan dalam ucapan Leona yang diucapkan tadi. Tidak biasanya lauziyah mendadak tertawa sampai terbahak bahak apalagi tertawanya sambil menyender dekat-dekat dengan Zevana yang sedang bermain game di ponselnya.

"Apasi ah!! Ga jelas kalau ketawa deket-deket gw!!" bawel Zevana.

"Kamu masi inget kalo Dikta juga mau ke Jakarta? Nah tiba-tiba aku kepikiran yang diucapkan Leona tadi kalau pacarnya itu adalah si Dikta." bisik kecil Lauziyah dengan dipadukan ketawa ketawa ga jelas, namun Zevana mengerti dengan diucapkan oleh Lauziyah.

"Awokaowk ga gitu ziy, pacarnya itu cowok haluannya Leona yang mau tampil konser nyanyi nanti di Jakarta."

"Kalo aja dia gak sewot, aku gak bakalan mikir gini."

Leona dan Elisha tidak tau apa yang terjadi dengan dua makhluk ini, apakah perlu di sadarkan biar gak se gila ini?  Mereka berdua bingung bagaimana caranya dan bingung juga ini dua anak asal usulnya kenapa. Leona menegur saja tidak ditanggapi, alhasil ia kesal sendiri.

Tapi tidak lama, Lauziyah dan Zevana mencoba menjelaskan semuanya secara serinci-rincinya. Penjelasan itu gagal karena mereka berdua terus tertawa, ingin memulai berbicara pun malah ketawa-ketawa gak jelas.

Karena kesal dengan penjelasan mereka berdua yang setengah-setengah itu, Leona mulai mengancam mereka berdua.

"Nih gini, tadi kan ziyah bilang kalau Dikta juga mau ke Jakarta, posisi pikiran ziyah itu masih ngomongin si Dikta, nah tiba tiba kau sewot kalau 'iya itu pacar aku juga mau ke Jakarta', otomatis pikiran ziyah itu yang dimaksud pacarnya kamu itu si Dikta."

"Pacar aku yang mau konser di Jakarta nanti ziyah!!" geram Leona.

"Nah, gue awalnya positif thinking kalau pacar yang dimaksud kamu itu yang mau konser di Jakarta, ntahlah si ziyah malah tertuju ke si Dikta. Tapi, bisa iya juga kalo pacar yang dimaksud kamu itu si Dikta." kata Zevana.

"Maksudnya?" celetuk Elisha secara tiba-tiba karena ia masih saja belum mengerti apa yang dimaksudkan.

"Sudahlah tidak usah dipikirkan Elisha.."

"ZIYAH!! BENER-BENER KAU MENCARI KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN UNTUK BISA SHIP IN AKU MA CURUT !!" kata Leona seperti singa yang mengamuk lepas dari kandangnya.

"Bukan gitu.. ya salah kamu juga main sewot." kata Lauziyah dengan santainya itu dan merasa si paling bener.

The ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang