#3

498 40 1
                                    

"Aku mau pesan ramen," Konohamaru bicara ketika mereka sudah berada di tempat makan untuk makan malam. Akhirnya, mereka memutuskan untuk makan malam di salah satu kedai di pinggir jalan. Uniknya, setiap meja di kedai ini diberi sekat sebagai pemisah, sehingga orang lain tak akan bisa melihat siapa yang berada di meja samping tanpa berdiri.

"Makan ramen di malam hari itu tidak baik," Kata Sakura menasihati.

"Tapi, aku sering melakukannya kok. Untuk sarapan juga. Kak Naruto yang mengajak,"

"Naruto itu mengajarkan hal yang tidak baik kepada kalian.Lagipula, ramen untuk sarapan terlalu sering juga tidak sehat,"

"Aku sudah tahu itu"

"Kalau sudah tahu kenapa masih ditiru?"

"Soalnya enak sih. Udon, kau mau pesan apa?" Konohamaru menjawab cuek dengan ketidaksehatan hal yang dia lakukan, kemudian ganti bertanya kepada Udon tentang apa yang dia pesan.

"Kalau aku sih..." Oke. Tinggalkan mereka berdua dulu yang membahas masalah makanan.

"Ngomong-ngomong, Kak Sakura, aku mau tahu. Soal Kak Sasuke, apa dia sudah pulang ke Konoha? Soalnya, akhir-akhir Kak Naruto suka ribut tentang itu" Kali ini Moegi bertanya. Mengabaikan kedua rekannya yang masih sibuk tentang makanan di sana.

"Belum sih. Tapi, Naruto memang sudah mengatakan kalau dia akan pulang. Belum tahu kapan tepatnya"

"Artinya, Kak Sasuke belum sekalipun menemui Kak Sakura? Wah. Itu payah sekali. Mana ada orang yang belum sekalipun menemui pacarnya?" Mulut Konohamaru asal njeplak saat itu pula. Ucapannya membuat Sakura di sana tertegun, wajahnya terlihat mulai merona.

"Pac-?! Apa maksudmu dengan pacar?! Aku dan Sasuke-kun itu tidak pacaran!" Bantah Sakura salah tingkah.

"Soalnya, kalau aku lihat Kak Naruto sendiri sudah menikah. Jadi, kurasa kalian berdua punya suatu hubungan khusus. Kak Naruto sering cerita begitu" Kata Konohamaru. Jadi, ini semua bersumber pada Naruto?

"Lagipula, kalian berdua kelihatan cocok. Kak Naruto juga sering bicara begitu," Udon ikut menambahkan.

'Sialan, si makhluk kuning itu! Apa yang sebenarnya cecunguk itu ceritakan pada juniornya sih?' Naruto adalah biang dari semua masalah yang ada. Seharusnya Sakura tidak perlu terlalu kaget tentang hal itu.

"Sebenarnya...itu tidak. Maksudku, aku dan Sasuke-kun hanya teman biasa...sampai saat ini" Kata Sakura meluruskan hal dan kesalahpahaman ini gara-gara mulut besar Naruto.

"Kalian ini..."

Ketika itulah, suara seseorang tiba-tiba saja menyela. Entah darimana sumbernya, tapi Sakura mengerti, seketika setelah dia mendengarnya entah kenapa dadanya secara otomatis mulai berdegup tidak normal. Tapi, belum sepenuhnya mencerna dengan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sendiri, perhatian Sakura dan ketiga bocah itu harus langsung tersita ketika di meja sebelah, seseorang berdiri. Badan tinggi jangkungnya yang terbungkus jubah hitam sudah menjadi hal yang sangat mencolok di mata semua orang. Matanya yang berwarna sehitam obsidian memandang datar ke arah mereka, seakan-akan dia tak punya emosi. Tapi, melihat sosoknya saja sudah mampu membuat keempat orang di sana sama-sama membeku dengan terkejutnya.

"Jangan seenaknya membicarakan orang begitu,"

Suara datarnya semakin memberi gelombang keterkejutan. Konohamaru menunjuk orang itu dengan mulut terbuka tanpa ada satupun suara yang bisa keluar.

"A...a..."

"K...Kak..."

Sekarang Sakura mengerti kenapa jantungnya bertingkah tak normal.

CrushedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang