"Jadi, ada korban jatuh lagi?" suara itu terdengar, meski begitu Shikamaru tak bisa melihat raut keterkejutan di wajah di hadapannya. Mungkin salah satu alasannya karena orang ini memakai masker, atau mungkin juga karena dirinya memang sudah terbiasa untuk menyembunyikan apa yang dirasakannya dibalik raut wajah mengantuk itu. Tapi, detail kecil seperti itu sama sekali tidak penting untuk saat ini.
"Begitulah. Sudah ada tambahan tiga laporan mengenai orang yang lagi-lagi menyerang membabi buta, dan dua kasus penemuan korban tewas. Tapi, kali ini kita akhirnya punya saksi mata, bahkan ada lima orang yang melihat secara langsung bagaimana pelakunya, termasuk Kiba dan Shino," jelas Shikamaru.
"Jadi begitu. Aku tidak tahu apakah aku bisa menyebut ini beruntung atau tidak karena bagaimanapun juga ada orang yang berjatuhan lagi hanya karena ini," kata Kakashi. Bisa dibilang ini adalah kesempatan dan kemajuan paling besar selama kasus ini berlangsung, lima saksi mata sekaligus jelas bukan jumlah yang kecil. Tapi, untuk berfikir bahwa dibutuhkan nyawa 1 orang tak bersalah untuk mendapatkannya, Kakashi tidak tahu apakah itu cukup sepadan.
'cklek,'
"Permisi, Sensei?" di tengah itu, seseorang membuka pintu kantor. Wajah putih pucatnya tampak muncul melongok ke dalam.
"Ah, Sai,"
"Aku baru saja selesai dari pemeriksaanku," katanya sambil berjalan masuk ke dalam, dirinya tak kaget melihat Shikamaru juga ada di dalam. Bagaimanapun, dia adalah asisten hokage.
"Syukurlah kalau begitu. Jadi, bagaimana keadaannya?" tanya Kakashi. Sai yang sudah berdiri di samping Shikamaru terlihat mulai membaca sebuah kertas hasil pemeriksaan di tangannya.
"Korban yang tewas ditemukan di gang antara pertokoan. Sedangkan, orang yang mengamuk itu sedang berada di sebuah toko. Sampai saat ini, dia masih tidak sadarkan diri. Dari keadaannya, aku yakin 100% bahwa pelakunya sama dengan yang terjadi sebelum-sebelumnya,"
"Yah...aku juga sudah bisa menduganya,"
"Untuk korban tewas sendiri ditemukan di gang antara pertokoan. Dia pertama kali ditemukan oleh dua orang yang tanpa sengaja lewat malam itu. Mereka merasa seperti melihat sesuatu yang aneh di dalam gang sehingga mencoba masuk ke dalam untuk memeriksanya kemudian melihat ada seseorang berjubah yang meletakkan mayatnya di sana. Setelah dia melukai salah satu dari mereka dan kabur, barulah Sasuke dan Sakura datang. Untuk saat ini, belum ada info baru lain yang bisa aku dapatkan dari saksi mata," jelas Sai panjang lebar. Kakashi mendengarkan itu dengan khidmat kemudian mengangguk-angguk.
"Jadi begitu. Meskipun aku sudah menyuruh semua warga untuk tetap di rumah ketika malam hari, jelas tak mungkin untuk mengharapkan bahwa semua orang benar-benar melakukannya," kata Kakashi.
"Lalu, bagaimana dengan Kiba dan Shino? Bukankah sepertinya mereka berhadapan dan melihat secara langsung orang mencurigakan yang sempat mengancam salah satu warga yang kebetulan lewat kemarin malam?" kali ini dirinya mempertanyakan hal lain.
"Benar. Aku juga sudah menanyai mereka. Orang itu memakai topeng yang menutup setengah wajahnya, berambut silver, memakai pedang, dan memiliki jutsu petir serta es. Untuk saat ini sendiri, kami sedang berusaha untuk mencari orang dengan ciri-ciri yang sama, namun kami yakin kalau orang itu bukanlah penduduk Konoha. Dan katanya, dia sedang mencari seseorang," kalimat terakhir yang keluar dari mulut Sai ini membuat baik Kakashi dan Shikamaru mengernyitkan alis mereka bingung.
"Dia mencari seseorang?"
"Iya. Itulah mengapa dia mengancam seorang warga, tapi warga itu belum sempat mendengar siapa orang yang dicarinya," info ini adalah info yang paling mengejutkan untuk kedua orang yang mendengarnya. Siapa yang menduga bahwa ternyata pelakunya sedang mencari seseorang. Padahal kelakuannya sudah cukup menyusahkan dan memusingkan, tapi ternyata ini belum masuk ke inti sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushed
FanfictionKonoha tiba-tiba dihantam oleh sebuah teror aneh. Lagi? Bahkan setelah perang dunia shinobi keempat? Iya. Ini adalah satu-satunya masalah yang harus dipikirkan jawabannya oleh semua orang, tapi tidak untuk Haruno Sakura. Selain teror ini, dia juga...